Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Joe Biden Dorong Kongres Sahkan Stimulus Rp 26.600 Triliun

Mengutip Channel News Asia, Senin (25/1/2021), pejabat di bawah kepemimpinan Biden sejak minggu kemarin tengah mencoba meyakinkan Partai Republik yang merasa stimulus senilai 1,9 triliun dollar AS itu terlalu besar.

"Intinya adalah, kita berada dalam keadaan darurat nasional, dan kami perlu bertindak seperti dalam keadaan darurat nasional," begitu kata Biden mengutip Channel News Asia, Senin (25/1/2021).

Asal tahu saja, anggota parlemen dari Partai Republik memang keberatan dengan paket stimulus sebesar itu, meski mereka bersama Partai Demokrat setuju bahwa pemberian vaksin Covid-19 kepada warga AS harus menjadi prioritas paling utama.

Kekhawatiran semakin menjadi karena sebulan lalu kongres sudah meloloskan paket bantuan senilai 900 miliar dollar AS atau Rp 12.600 triliun.

"Tampaknya terlalu dini untuk mempertimbangkan paket sebesar ini dan cakupannya," kata Senator dari Partai Republik, Susan Collins, yang menelepon Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Brian Deese sebagai pembantu Biden.

Collins tak menampik bahwa dia setuju stimulus tambahan diperlukan untuk distribusi vaksin, tetapi dalam jumlah yang lebih terbatas. Untuk itu, Collins berencana membahas masalah ini dengan anggota parlemen lainnya.

Sementara senator Partai Demokrat, Dick Durbin mengatakan, bantuan ribuan triliun itu menunjukkan stimulus untuk menanggulangi virus corona adalah prioritas utama Biden.

Biden, yang memasuki Gedung Putih pada Rabu lalu berkali-kali melontarkan, akan mengambil tindakan agresif kepada pandemi Covid-19 di bawah kepemimpinannya


Tindakan penanggulangan pandemi ini sering diremehkan pendahulunya, Donald Trump. Trump bahkan tidak memiliki rencana cara mendistribusikan vaksin kepada jutaan orang Amerika.

Anggota Dewan Penasihat Ekonomi Biden Jared Bernstein menambahkan, bantuan sebulan lalu sebesar 900 miliar dollar AS hanya akan membantu pemulihan ekonomi sekitar 1-2 bulan saja.

Gedung Putih mengatakan, tambahan stimulus senilai 1,9 triliun dollar AS diperlukan untuk menutupi biaya penanggulangan virus, meningkatkan tunjangan untuk pengangguran, dan bantuan sosial untuk rumah tangga.

Stimulus mungkin lolos

Pendapat Partai Republik sangat diperlukan agar Rancangan Undang-undang (RUU) soal stimulus tersebut bisa menjadi Undang-undang (UU).

Selain soal paket yang begitu besar, Partai Republik juga khawatir mengenai proposal pengiriman cek stimulus sebesar 1.400 dollar AS kepada sebagian warga AS. Stimulus itu disebut menyasar beberapa orang dengan pendapatan yang cukup tinggi.

Collins mengungkapkan, itu tidak tepat sasaran. Dia bilang, ada sebuah keluarga beranggotakan 5 orang di negara bagian Maine. Keluarga tersebut memiliki pendapatan 300.000 dollar AS yang kemungkinan tidak menderita kesulitan ekonomi.

"Stimulus tambahan yang diusulkan presiden tidak tepat sasaran," ungkap Collins.

Sependapat dengan Collins, Senator dari Partai Republik mengatakan angka 1,9 triliun dollar AS begitu besar. Menurutnya meminjam uang sebesar itu kepada China belum tentu hal yang baik untuk mempertahankan ekonomi kuat secara jangka panjang.

"Meminjam triliunan dolar dari China antara lain belum tentu merupakan hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk membuat ekonomi kita kuat dalam jangka panjang," papar Romney.

Sedangkan pemimpin Mayoritas Senat Demokrat Chuck Schumer menanggapi, pernyataan dari Partai Republik sangat tidak positif. Dia bahkan mengungkap, akan ada rekonsiliasi yang memungkinkan UU diloloskan dengan mayoritas sederhana.

"Ada alat yang dapat kami gunakan untuk bergerak maju sendiri. Dan kami akan melakukannya," ungkap Schumer.

Para senator berharap bisa mengesahkan RUU menjadi UU sebelum persidangan dimulai pada minggu 8 Februari mendatang.

https://money.kompas.com/read/2021/01/25/143135826/joe-biden-dorong-kongres-sahkan-stimulus-rp-26600-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke