Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kadin: Masalah yang Dihadapi Investor Domestik adalah Tingginya Suku Bunga Kredit

“Kalau mau investor domestik kembali investasi secara maksimal, pemerintah harus memberikan insentif/stimulus di sisi kredit usaha dan memastikan agar akses pendanaan investasi terbuka luas untuk semua sektor usaha dan skala usaha di Indonesia,” kata Shinta kepada Kontan.co.id, Minggu (31/1/2021).

Shinta berharap pemerintah dan otoritas terkait bisa mendorong perbankan untuk memberikan suku bunga kredit rendah, bukan hanya kepada sektor atau level usaha tertentu yang saat ini dianggap aman, risiko rendah, atau profitable bagi perbankan.

Menurut Shinta, bila hal itu tak kunjung diimplementasikan maka investor domestik akan wait and see sampai pasar kembali pulih untuk melakukan ekspansi usaha atau investasi lebih lanjut. Apalagi saat ini pemerintah masih terus-menerus memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sehingga demand belum sepenuhnya pulih.

“Investor dalam negeri pun perlu memikirkan proyeksi normalisasi ekonomi di tingkat nasional dan tempat usahanya juga terhadap kinerja pasca investasi agar pengeluaran investasinya tidak sia-sia. Jadi normalisasi ekonomi juga krusial untuk menggenjot kinerja investasi,” kata Shinta.

Meski begitu, Shinta menilai umumnya investor dalam negeri lebih confident untuk kembali berinvestasi sejak Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja disahkan pada tahun lalu.

Kondisi ini terlihat dari realisasi investasi yang pada kuartal IV-2020 yang didominasi oleh investor dalam negeri.

Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada kuartal IV-2020 sebesar Rp 103,6 triliun, tumbuh 0,8 persen year on year (yoy). Bahkan sepanjang tahun lalu, PMDN telah berkontribusi sebanyak 50,1 persen dari total investasi 2020 sejumlah Rp 826,3 triliun.

Di sisi lain, investor asing masih banyak yang belum kembali investasi di Indonesia dengan berbagai faktor. Umumnya karena masalah stabilitas penerimaan jangka panjang, kekhawatiran terhadap kelancaran biaya supply chain yang tinggi di masa pandemi, dan penurunan profitability sepanjang pandemi.

Hanya, Shinta menganggap hal tersebut wajar, sebab hampir semua perusahaan yang ekspansi ke luar atau multinational companies (MNCs) membiayai investasi di negara baru dengan profit yang didapat saat ini lebih sedikit dibanding dengan era sebelum pandemi.

Selain itu, ada juga faktor penilaian pembiayaan investasi di Indonesia dari bank asing yang akan turut memberikan dampak terhadap keputusan investasi di Indonesia oleh investor asing.

Selanjutnya, masalah penegakan hukum yang masih ambigu dan tidak memberikan kepastian usaha di berbagai isu investasi penting seperti dalam hal perpajakan, perlindungan HAKI, kompetisi usaha, peran BUMN belum tentu efisien, dan sebagainya.

“Selain itu, ada faktor pembenahan birokrasi yang belum selesai. Perlu juga segera dibenahi secara struktural agar birokrasi kita lebih efisien, traceable, konsisten antara nasional-daerah, transparan dan komunikatif melalui dialog yang konsisten dan kontinyu dengan pelaku usaha nasional dan asing, serta responsif kepada calon investor di luar negeri agar menciptakan confidence investasi,” tutup Shinta.

Berita ini diambil dari Kontan.co.id dengan judul: Pengusaha sebut suku bunga kredit jadi masalah bagi investor domestik

https://money.kompas.com/read/2021/02/01/064200926/kadin--masalah-yang-dihadapi-investor-domestik-adalah-tingginya-suku-bunga

Terkini Lainnya

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Whats New
Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Whats New
Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Whats New
Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Whats New
Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke