Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serba-serbi Bank Syariah Indonesia yang Perlu Diketahui

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi pada Senin (1/2/2021).

Peluncuran menjadi sebuah tanda merger (penggabungan) atas tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Presiden RI Joko Widodo mengatakan, peluncuran BSI menjadi sejarah baru bagi ekonomi syariah di Indonesia.

Negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia ini sudah seharusnya memiliki perkembangan ekonomi syariah yang masif.

Ini membuat BSI bakal menjadi tonggak dan pengayom dalam pengembangan tersebut.

“Status ini sudah jadi salah satu identitas global Indonesia dan menjadi salah satu kebanggan kita. Maka, sudah sewajarnya Indonesia menjadi salah satu negara yang terdepan dalam hal perkembangan ekonomi syariah,” ujar Jokowi saat launching BSI.

Proses penggabungan ini membutuhkan waktu sekitar 11 bulan sejak pertama kali dimulai pada Maret 2020 alias tepat saat pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia.

Proses yang dilalui untuk melangsungkan merger, antara lain due diligence, penandatanganan akta penggabungan, penyampaian keterbukaan informasi, dan perolehan izin dari OJK.

Teranyar, perolehan izin dari OJK dikeluarkan melalui surat Nomor: SR-3/PB.1/2021. Isi surat tersebut perihal Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk.

Surat itu berisi Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRIsyariah Tbk Menjadi Izin Usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai Bank Hasil Penggabungan.

Berikut beberapa poin penting dari terbentuknya BSI:

Seiring legal merger, logo BSI pun diperkenalkan langsung oleh Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi.

Hery menjelaskan, logo perusahaan bernuansa hijau dan putih. Logo tersebut bertuliskan BSI dengan bintang berwarna kuning di ujung sebelah kanan dari tulisan. Di bawah tulisan BSI tersemat kata "Bank Syariah Indonesia".

Adapun bintang berwarna kuning memiliki 5 sudut. Kelima sudut pada bintang itu merepresentasikan 5 sila pancasila dan 5 rukun islam.

"BSI jadi representasi Indonesia baik di tingkat nasional maupun di tingkat global. Logo BSI memiliki bintang bersudut 5, ini merepresentasikan 5 sila pancasila dan 5 rukun islam," ucap Hery.

2. Kode saham BSI

Nama BSI resmi menjadi nama pengganti dari BRI Syariah. BRI Syariah ini merupakan bank yang menerima penggabungan (survivor entity) dari 3 bank syariah BUMN.

Dengan begitu, kode saham BSI di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan kode BRIS.

Adapun komposisi pemegang saham terbesar jatuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan porsi 51,2 persen saham. Diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.

Struktur pemegang saham tersebut berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

3. Rasio keuangan BSI

Dengan merger, bank syariah terbesar di RI ini memiliki aset yang besar, yakni mencapai Rp 240 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 22,6 triliun. Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 7 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

BSI pun akan menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Dari sisi pembiayaan, pembiayaan yang disalurkan BSI mencapai Rp 157 triliun. Sementara kumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 157 triliun.

Hery bilang, BSI bakal menyasar seluruh segmen masyarakat lantaran ditunjang oleh sistem IT yang baik. Tercatat ada lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

4. Segmen bisnis BSI

Hery menuturkan, penggabungan 3 bank syariah BUMN bakal membuat BSI mampu menyasar seluruh segmen dari UMKM hingga korporasi.

Sebab, ketiga bank syariah tersebut akan membawa ciri khas masing-masing dalam satu emiten.

Di segmen ritel, BSI akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami, seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, ZISWAF, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya berlandaskan prinsip syariah.

Sedangkan di segmen korporasi dan wholesale, BSI akan masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah.

Perseroan akan menyasar investor global lewat produk-produk syariah.

BSI pun yakin akan dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Di segmen UKM dan Mikro, BSI mendukung para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan Syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM.

"Fokus BSI adalah menumbuhkan segmen UMKM dalam ekosistem yang terintegrasi melayani segmen ritel dan konsumer, serta mengembangkan segmen wholesale dengan produk yang inovatif, termasuk pengembangan bisnis global, seperti global sukuk," begitu kata Hery.

5. Jajaran pengurus

Bank hasil penggabungan ini memiliki jajaran pengurus yang kuat. Beberapa di antaranya diisi oleh pihak-pihak yang sempat menjabat di ketiga bank syariah BUMN.

Berdasarkan hasil RUPSLB Bank BRI Syariah pada 15 Desember kemarin, berikut ini jajaran dewan komisaris, dewan direksi, dan dewan pengawas BSI.

Komisaris

  • Komisaris Utama: Mulya E. Siregar
  • Komisaris: Suyanto
  • Komisaris: Masduki Baidlowi
  • Komisaris: Imam Budi Sarjito
  • Komisaris: Sutanto
  • Komisaris Independen: Bangun S. Kusmulyono
  • Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan
  • Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat
  • Komisaris Independen: Eko Suwardi

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

  • Ketua DPS: Mohamad Hidayat
  • Anggota DPS: Oni Syahroni
  • Anggota DPS: Hasanudin
  • Anggota DPS: Didin Hafidhuddin

Direksi

  • Direktur Utama: Hery Gunardi
  • Wakil Direktur Utama I: Ngatari
  • Wakil Direktur Utama II: Abdullah Firman Wibowo
  • Direktur Wholesale Transaction Banking: Kusman Yandi
  • Direktur Retail Banking: Kokok Alun Akbar
  • Direktur Sales and Distribution: Anton Sukarna
  • Direktur IT: Ahmad Syafii
  • Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti
  • Direktur Compliance and Human Capital: Tribuana Tunggadewi
  • Direktur Finance and Strategy: Ade Cahyo Nugroho

https://money.kompas.com/read/2021/02/02/091724726/serba-serbi-bank-syariah-indonesia-yang-perlu-diketahui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke