Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengusaha Gembira Anies Tak Ikut Terapkan "Gerakan di Rumah Aja"

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pelaku bisnis menyambut positif langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak ikut memberlakukan lockdown di akhir pekan atau "Gerakan di Rumah Aja".

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, menyebut Jakarta adalah pusat ekonomi paling sibuk di Indonesia, sehingga kebijakan lockdown di akhir pekan bisa berimbas besar pada ekonomi.

"Pelaku usaha memberikan apresiasi yang tinggi kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak mengikuti jejak Gubernur Jawa Tengah yang menerapkan "Gerakan di Rumah Aja" pada Sabtu dan Minggu atau lockdown setiap akhir pekan," ucap Sarman dalam keterangannya, Senin (8/2/2021).

"Ini suatu keputusan yang sangat bijak mengingat keberadaan Jakarta sebagai kota jasa, di mana ekonomi Jakarta digerakkan berbagai usaha sektor jasa yang setiap akhir pekan aktivitasnya sangat tinggi," tambah dia.

Ia berujar, wacana akan diterapkannya lockdown akhir pekan sempat membuat pelaku usaha di DKI Jakarta kawatir dan galau. Mengingat penerapan PSBB yang diperketat saja, pelaku usaha mengaku sudah membuat omzet sudah turun tajam.

"Apalagi kalau setiap akhir pekan ada larangan keluar rumah akan membuat pelaku usaha semakin terpuruk dan frustasi. Dengan adanya pengumuman langsung dari Gubernur DKI Jakarta pada hari Jumat 6 Januari 2021, yang memastikan tidak akan menerapkan lockdown pada akhir pekan di Ibu Kota untuk menekan penularan Covid-19, membuat pengusaha lega dan memiliki semangat untuk bertahan," kata Sarman.

Kata dia, pengusaha di Jakarta sudah sangat terpuruk sejak setahun terakhir dampak dari berbagai pembatasan aktivitas.

"Pak Gubernur memberikan sedikit nafas bertahan bagi pengusaha mal atau pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, hotel, restoran, cafe, minimarket, warung, transportasi, pengelola gedung pertemuan, EO, pedagang pasar, bengkel mobil dan motor dan UKM lainnya yang menggerakkan ekonomi Jakarta di tengah pandemi Covid-19," terang Sarman.

Sarman menyebut, keputusan Anies sudah sangat tepat karena melihat kondisi dunia usaha sudah dalam tahap kritis. Ancaman PHK juga sudah terjadi di banyak tempat.

"Pak Gubernur dapat merasakan psikologi pengusaha saat ini yang sudah sangat di unjung tanduk, karena sudah mendekati setahun aktivitas usaha dan bisnis stagnan dengan berbagai kebijakan pembatasan," ungkap Sarman.

Lanjut dia, para pelaku usaha kecil selama ini juga banyak menggantungkan omzetnya dari aktivitas bisnis di akhir pekan. Memberlakukan lockdown di hari Sabtu dan Minggu, bisa membuat mereka semakin terpukul.

"Setidaknya ada sedikit harapan meraup omzet di akhir pekan di tengah pembatasan jam opersional yang ada untuk menyambung nafas usaha untuk mampu bertahan sambil menuggu badai Covid-19 berlalu," kata Sarman.

"Banyak pelaku usaha yang berinovasi yang tadinya dibisnis travel atau pedagang fashion membuka usaha kuliner atau menjual makanan dan minum dan omzet mereka lumayan Meningkat setiap akhir pekan, bisa dibayangkan jika lockdown diberlakukan akhir pekan," kata dia lagi.

Menurut dia, selama ini pertumbuhan ekonomi Jakarta selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, tapi sebagai dampak Covid-19, ekonomi Jakarta terjun bebas dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi.

Bahkan pada kuartal II-2020 minus 8,22 persen dan kuartal III-2020 menguat minus 3,82 persen. Untuk kuartal IV-2020 yang baru saja dirilis BPS DKI Jakarta menguat minus 2,14 persen.

"Dengan demikian secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Jakarta selama Januari-Desember 2020 minus 2,36 persen sedikit diatas pertumbuhan PDB Nasional minus 2,07 persen," jelas Sarman.

Ketua DPD HIPPI Jakarta ini menyebut, sebagai kota jasa ekonomi, Jakarta sangat tergantung terhadap pergerakan manusia, semakin banyak manusia bergerak bebas di Jakarta maka peluang terjadinya transaksi ekonomi semakin besar.

"Sebaliknya jika pergerakan manusia dibatasi maka ekonomi Jakarta akan stagnan. Jika pertumbuhan ekonomi nasional 2021 ditargetkan di kisaran 4,5-5,5 persen, dengan melihat pertumbuhan ekonomi Jakarta selama ini, selayaknya target pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun 2021 diatas target pertumbuhan ekonomi secara nasional di atas, di kisaran 5.00 -6.00 persen," kata dia.

Namun, sambung dia, melihat partumbuhan ekonomi Jakarta yang masih terkontraksi pada kuartal II, III, IV-2020 serta laju penyebaran Covid-19 yang masih tinnggi, ada rasa pesimis bisa tercapai.

"Jika program vaksin Covid-19 berjalan lancar, serta didukung dengan peran serta masyarakat Jakarta yang semakin disiplin melaksanakan protokol kesehatan, maka terbuka peluang pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih longgar," tutur Sarman.

"Sehingga berbagai aktivitas dunia usaha dan masyarakat normal kembali dengan demikian partumbuhan ekonomi Jakarta dapat positif dan keluar dari resesi," imbuh Sarman.

https://money.kompas.com/read/2021/02/08/083405726/pengusaha-gembira-anies-tak-ikut-terapkan-gerakan-di-rumah-aja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke