Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Manfaat Proteksi bagi Keluarga

Kanker pada anak masih menjadi masalah kesehatan yang krusial di belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Kendala terbesar yang dialami Indonesia dalam mengatasi kanker pada anak adalah sulitnya melakukan pencegahan dan pendeteksi dini.

Selain itu, ada saja diagnosis yang keliru atau tertunda, kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan, dan risiko kambuhnya kanker setelah pengobatan menjadi rintangan menuju kesembuhan.

Kasus kanker pada anak-anak di Indonesia sebetulnya cukup jarang, namun penyakit ini adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak setiap tahunnya. Dari hasil beberapa penelitian, setiap tahun di Indonesia terdapat sekitar 11.000 anak yang baru terdiagnosis kanker.

Sehubungan dengan ini, Perencanaan Keuangan Finansialku, Harryka Joddy P., CFP®, berpendapat bahwa hal ini menjadi perhatian serius bagi setiap orang tua dalam memberikan proteksi yang tepat bagi anaknya dari penyakit kanker.

“Seperti yang kita ketahui bersama, sekali terdiagnosa kanker maka akan membawa dampak finansial yang cukup besar bagi sebuah keluarga,” ungkapnya.

Misalnya saja, dalam sebuah perawatan penyakit kanker yang bisa menimpa pada anak, akan membutuhkan biaya mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bila tidak disertai dengan fasilitas kesehatan dan proteksi yang cukup, hal ini dalam mengganggu dari sisi finansial sebuah keluarga.

Tentu menjadi kewajiban ekstra dari sang ayah sebagai kepala keluarga untuk bisa mengantisipasi kasus tersebut tidak terjadi. Harryka menyebutkan, salah satu caranya adalah dengan miliki proteksi dalam bentuk penyakit kritis untuk anak-anaknya.

Menurut dia, dalam asuransi, ada beberapa jenis produk yang dapat menutupi penyakit kritis seperti kanker, yaitu produk tradisional dan unitlink.

Dalam hal penggunaannya, kembali lagi pada kebutuhan sebuah keluarga dan kesanggupan orang tua untuk membayar kontribusinya.

Manfaat Memiliki Proteksi Penyakit Kritis

Berikut ini, Harryka Joddy menjelaskan beberapa manfaat ketika orang tua memiliki perlindungan penyakit kritis untuk anak-anaknya.

1. Memiliki asuransi atau proteksi terhadap penyakit kritis ini, memungkinkan Anda dan pasangan untuk mengambil cuti kerja demi merawat anak Anda, tanpa harus khawatir tentang keuangan keluarga di kemudian hari.

2.  Jika memiliki asuransi, tentu akan ada penggantian dana yang sesuai dengan kebutuhan dari biaya media yang diderita oleh anak Anda. Hal ini sebagai manfaat utama dari produk asuransi penyakit kritis.

3. Anda dapat memiliki cukup uang untuk membayar biaya non-medis yang mungkin Anda tanggung selama masa penyembuhan anak. Misalnya, biaya parkir rumah sakit, dokumentasi, transportasi, atau akomodasi hotel jika Anda harus mengunjungi seorang spesialis di luar kota.

4. Bila jenis manfaat yang diterima adalah lundsum atau keseluruhan manfaat penyakit kritis cair di awal, maka hal ini akan memberikan ketenangan bagi keluarga.

Karena, kebutuhan pengobatan atau rawat jalan yang sewaktu-waktu muncul, akan diperlukan untuk kesembuhan anak, seperti kemotrapi dan lainnya.

Dalam hal ini, Ayah yang berperan sebagai kepala keluarga sudah seharusnya mempertimbangkan proteksi sebagai salah satu prioritas tujuan keuangannya.

“Proteksi terhadap penyakit kritis butuh direncanakan dan dipersiapkan, untuk melengkapi proteksi kesehatan biasa yang tidak bisa menutup penyakit kritis seperti kanker dan turunannya,” sebut Harryka. (Retna Gemilang)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

https://money.kompas.com/read/2021/02/16/050900026/4-manfaat-proteksi-bagi-keluarga

Terkini Lainnya

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke