Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi memproyeksikan, untuk merealisasikan target tersebut, industri hulu migas membutuhkan investasi mencapai 250 miliar dollar AS atau setara Rp 3.500 triliun dari tahun 2021 sampai 2030.
Dengan besarnya investasi tersebut, maka diperlukan sistem pengadaan barang dan jasa yang efektif, efisien, dan mampu menjadi daya ungkit yang kuat guna menggerakan industri hulu migas.
“Fungsi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas dan supply chain management (SCM) KKKS akan memainkan peran yang signifikan,” katanya dalam keterangan tertulis, dilansir Jumat (26/2/2021).
Pada tahun ini, SKK Migas dan KKKS telah menetapkan daftar pengadaan barang dan jaya sebanyak 1.482 paket pengadaan dengan keseluruhan nilai proyek sebesar 6,051 miliar dollar AS.
SKK Migas pun terus berupaya untuk mendorong keterlibatan industri nasional dalam proses pengadaan itu.
“Industri hulu migas berhasil mempertahankan capaian TKDN yang tinggi, pada tahun 2020 capaian TKDN mencapai 57 persen,” kata Erwin.
Selain itu, SKK Migas juga mendorong penyedia barang dan jasa dalam negeri khususnya kolaborasi bersama UMKM untuk terus berbenah diri.
“Di antaranya melakukan pembenahan sistem supply chain sehingga dapat menjadi bagian dari pemain global supply chain yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas dan harga yang bersaing dengan produk impor, serta memberikan pelayanan yang optimal bagi para KKKS,” ucap Erwin.
https://money.kompas.com/read/2021/02/26/150300826/kejar-target-produksi-1-juta-barrel-industri-hulu-migas-butuh-investasi-rp