Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, proyeksi ini mendorong BI menurunkan suku bunga acuan BI-7DRRR menjadi 3,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2021.
"Ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga, serta sebagai langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional," kata Erwin dalam siaran pers, Jumat (26/2/2021).
Selain itu, BI juga menempuh langkah-langkah kebijakan sebagai tindak lanjut sinergi kebijakan KSSK dalam Paket Kebijakan Terpadu untuk Peningkatan Pembiayaan Dunia Usaha dalam rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi.
Adapun, implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional diperkirakan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional ke depan.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3 persen hingga 5,3 persen pada 2021 dengan inflasi yang diprakirakan tetap terkendali dalam sasaran 3,0 persen ±1 persen," papar Erwin.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan diproyeksi tetap rendah yaitu sekitar 1,0 persen - 2,0 persen dari PDB, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia.
"Di sisi lain, pertumbuhan kredit/pembiayaan pada 2021 sebesar 5 persen - 7 persen," pungkas Erwin.
Sebagai informasi, proyeksi-proyeksi tersebut tertuang dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) BI Kuartal IV 2020.
LKM menyediakan data, analisis, dan proyeksi ekonomi untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai berbagai pertimbangan yang melandasi keputusan kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.
LKM tersebut dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG).
https://money.kompas.com/read/2021/02/26/170300926/bi-optimistis-ekonomi-domestik-pulih-bertahap