JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kelebihan tanaman mangrove dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah kemampuannya untuk menyerap dan menyimpan karbon empat kali lebih besar dari hutan tropis lainnya.
Selain itu, produk mangrove pun dapat diolah untuk dikonsumsi ataupun dijual sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat.
Hal ini ia sampaikan ketika melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di Desa Tanjung Pasir, Tangerang Banten.
"Hutan di Indonesia termasuk mangrove mampu menyimpan karbon sekitar 75 persen dari rata-rata simpanan karbon dunia, dan itu bisa kita perjualbelikan untuk meningkatkan pendapatan negara. Asalkan mangrove ini dijaga dengan baik," ujar Luhut melalui keterangan tertulis, Rabu (3/3/2021).
Luhut menambahkan, selain menyerap dan menyimpan karbon, tanaman mangrove bermanfaat melindungi dari dampak perubahan iklim.
Mangrove diyakini dapat menahan ombak besar karena angin kencang dan tsunami.
Kawasan Mangrove juga dapat dimanfaatkan melalui pengembangan ekominawisata.
Luhut menyampaikan bahwa luas hutan mangrove Indonesia sebesar 3,31 juta hektare (Ha) dan merupakan 20 persen dari luas mangrove dunia.
Namun, teridentifikasi 600.000 Ha di antaranya kritis.
Dengan demikian target rehabilitasi mangrove pertahun adalah seluas 150.000 Ha dan program ini merupakan yang terbesar di dunia.
"Simbolis penanaman mangrove ini menandakan bahwa mulai hari ini kita semua harus bergerak cepat untuk mengejar target rehabilitasi mangrove tahun ini seluas 150.000 hektare," kata Luhut.
Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono dalam kesempatan tersebut menuturkan bahwa rehabilitasi mangrove harus dilakukan secara inklusif dan melibatkan semua pihak.
BRGM juga telah membangun komunikasi dengan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perusahaan dan lembaga-lembaga donor, di samping persiapan teknis dan kelembagaan.
Sebelumnya, Luhut juga menyampaikan tengah memiliki kerja sama dengan pemerintah Uni Emirat Arab dan Jerman terkait program pengembangan mangrove.
Rehabilitasi mangrove telah dilakukan Kementerian LHK dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak beberapa tahun lalu.
Salah satu program rehabilitasi mangrove adalah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diinisiasi menjelang akhir tahun 2020 dalam rangka membantu terpuruknya ekonomi masyarakat karena Covid-19.
Merujuk kepada keberhasilan PEN 2020, maka pemerintah kembali mencanangkan program tersebut tahun ini dengan merehabilitasi lahan kritis mangrove seluas 85.000 Ha dan melibatkan lebih dari 200.000 orang.
https://money.kompas.com/read/2021/03/03/192516226/luhut-sebut-mangrove-bisa-tingkatkan-pendapatan-negara-begini-caranya