Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN LOVE KOMPASIANA] Move On dari "Ghosting" | Seni Merayakan "Ghosting" | Dampak "Sidebarring" dengan Pasangan

KOMPASIANA---Istilah "ghosting" barangkali relatif baru digunakan belakangan ini, tetapi secara konsep --seseorang yang tiba-tiba menghilang dari hidup Anda-- sayangnya, tidak.

Pada masanya, mungkin, kita pernah melakukannya atau ditinggal oleh teman hingga pasangan. Kemudian kita berpikir sepertinya sesuatu yang tidak baik pernah kita lakukan.

Namun, mengapa seseorang bisa pergi dan menghilang begitu saja? Apakah tidak bisa mengakhir sebuah hubungan --apapun relasinya-- dengan mengirim pesan terakhir lebih dulu?

Perlakuan ghosting ini seperti menunjukan: bahwa ketidakmampuan untuk menangani masalah dengan cara yang lebih baik.

Selain konten terkait ghosting tadi, masih ada konten menarik lainnya seperti curving hingga sidebarring' dengan pasangan.

Inilah 5 konten terpopuler di Kompasiana yang ada pada sub-kategori Love:

1. Ingin Move On dari "Ghosting"? Ini Dia Kata Kuncinya

Fenomena yang bagi ghoster (pelaku ghosting), menurut Kompasianer Ayu Diahastuti, dianggap sebagai suatu peristiwa yang alami.

Apalagi, secara umum ghoster itu melakukan aksinya karena ia tidak ingin serius menjalani hubungan. Atau, barangkali, masih ada banyak alasan lain yang sering dilakukannya itu.

"Krisis percaya diri dalam menjalin hubungan pun akhirnya menjadi alasan yang diambil para pelaku ghosting. Merasa diri kurang pantas bagi pasangannya," tulis Kompasianer Ayu Diahastuti.

Namun, ada yang perlu dimengerti dari mereka yang menjadi korban ghosting tadi: timbulnya kemarahan, rasa dendam, hingga stres tak berujung. (Baca selengkapnya)

2. Pengalaman Kena "Ghosting" dan Cara Menyikapinya

Dalam hubungan percintaan, pelaku ghosting akan pergi setelah komunikasi intens atau beberapa kali pergi kencan atau ketika pasangannya sedang dalam komitmen hubungan.

Jadi dalam kondisi ini, tulis Kompasianer Martha Weda, satu pihak berperan sebagai pelaku ghosting; sedangkan pihak lainnya sebagai korban yang kena ghosting.

Ya, Kompasianer Martha Weda pernah mengalaminya, dulu, ketika dekat dengan seorang kakak kelasnya.

"Berkaca dari pengalaman tersebut, saya merekomendasikan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan bila pembaca mengalami kejadian serupa, menjadi korban ghosting pasangan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. "Bodo Amat", Sebuah Seni Merayakan "Ghosting"

Kompasianer David Abdullah mengingatkan, sebaiknya hindari menjadi ghoster (pelaku) bagi gebetan atau pasanganmu karena hukum karma akan menantimu di kemudian hari.

Setidaknya ini menjawab mengapa ketika kita menjadi korban ghosting itu terasa amat menyakitkan, karena sudah sampai pada level baper atau sudah bawa perasaan terlalu dalam kepada pasanganmu.

Makanya, alih-alih mencari tahu alasan mengapa bisa ditinggalkan, mereka yang jadi korban ghosting itu menyalahkan diri sendiri: dari merasa dirinya kurang menarik ataupun kurang perhatian.

Tapi tenang, Kompasianer David Abdullah menyarankan untukmu agar tidak terlalu sedih karena ditinggalkan.

"Kebanyakan dari mereka ngilang karena diri mereka sendiri. Mereka yang belum siap dan juga nggak dewasa," tulisnya.

Jadi, lanjutnya, berhentilah menyalahkan diri sendiri, buang semua pikiran negatif itu. (Baca selengkapnya)

4. Waspadai "Curving" yang Lebih Nyakitin dari "Ghosting"

Dalam sebuah hubungan percintaan, selain ghosting, masih ada yang hal lain yang sama menakutkannya: curving.

"Curving adalah ketika seseorang menolakmu dengan cara yang halus, saking halusnya kamu tak bisa menyadari penolakan yang ia berikan," tulis Kompasianer Siti Lailatul Maghfiroh.

Untuk mengilustrasikan itu, Kompasianer Siti Lailatul Maghfiroh menuliskan seperti ajakan pergi --atau, kencan?-- yang ditawarkan oleh gebetan.

Pelaku curving bukannya menolak ketika diajak keluar dengan orang yang menyukainya, lanjut ompasianer Siti Lailatul Maghfiroh, tapi dia akan mengiyakan ajakan itu dengan balasan pesan beberapa hari kemudian. (Baca selengkapnya)

5. Dampak dari "Sidebarring", Apakah Hal Ini Baik Dilakukan Ketika Sedang Bersama Pasangan?

Kompasianer Desy Indah Hani membuka esainya dengan 2 pertanyaan menarik mengenai sidebarring ketika bersama dengan pasangan.

"Apakah sidebarring ini baik bila dilakukan ketika sedang bersama sang kekasih? Tingkah laku seperti ini akankah menimbulkan suatu masalah?" tanyanya.

Sederhanya, sidebarring itu nyatanya menempatkan seseorang yang tepat berada di samping kalian sebagai orang yang tidak penting.

"Namun apa jadinya, bila niat ingin bertemu dengan tujuan menghabiskan detik demi detik untuk kegiatan bersama, malah teralihkan dengan kegiatan masing-masing," tulis Kompasianer Desy Indah Hani. (Baca selengkapnya)

***

Ingin juga membagikan cerita terkiat praktik ghosting yang pernah dialami? Atau, jika ingin membaca konten terkait lainnya di Kompasiana bisa langsung kunjungi ini: Ghosting.

https://money.kompas.com/read/2021/03/07/214910626/tren-love-kompasiana-move-on-dari-ghosting-seni-merayakan-ghosting-dampak

Terkini Lainnya

Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS Dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS Dari Korea Development Bank

BrandzView
Menko Airlangga Sebut Indonesia Belum Selesai Hadapi 'Global Shock'

Menko Airlangga Sebut Indonesia Belum Selesai Hadapi "Global Shock"

Whats New
Sanksi Menanti Perusahaan yang Tak Bayar THR Karyawan

Sanksi Menanti Perusahaan yang Tak Bayar THR Karyawan

Whats New
Relaksasi WFH untuk ASN Dinilai Tak Pengaruhi Arus Balik Lebaran

Relaksasi WFH untuk ASN Dinilai Tak Pengaruhi Arus Balik Lebaran

Whats New
Kemenaker Terima 1.475 Aduan Masalah THR, Paling Banyak terkait THR Tidak Dibayar

Kemenaker Terima 1.475 Aduan Masalah THR, Paling Banyak terkait THR Tidak Dibayar

Whats New
Menteri PUPR: Pemindahan ASN ke IKN Setelah Upacara 17 Agustus

Menteri PUPR: Pemindahan ASN ke IKN Setelah Upacara 17 Agustus

Whats New
IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

Whats New
Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Spend Smart
'Skenario' Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

"Skenario" Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Whats New
Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke