Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bekerja di Rumah Bikin Cepat Lelah? Simak Ini

Artinya, dalam setahun terakhir hampir seluruh pertemuan yang berkaitan dengan pekerjaan dilakukan dari rumah dengan beragam platform video conference, salah satunya dengan Zoom.

Zoom kini memegang peran yang sangat besar dalam sistem bekerja masa kini. Perusahaan tersebut pun dalam setahun terakhir mencatat pertumuhan pelanggan hingga 470 persen.

Namun demikian, nyatanya bekerja dari rumah melalui platform video conference membuat orang merasa lebih cepat lelah.

Dilansir dari CNN, Selasa (16/3/2021), sebuah analisis yang dilakukan oleh peneliti dari Stanford mengungkap beberapa penyebab dari kelelahan selama bekerja di rumah sebagai berikut:

Terlalu lama menatap dalam jarak dekat

Jam kerja pukul 9 pagi yang biasanya dimulai dengan perjalanan, kini langsung dimulai dengan menatap layar dan berlangsung hingga jam kerja usai di sore hari.

Profesor komunikasi dari Stanford, Jeremy Bailenson mengatakan, ruang pandang yang terbatas pada layar kecil tersebut akan menstimulasi kerja otak orang dan memunculkan naluri atau respons tubuh saat menghadapi bahaya.

Naluri yang disebut dengan fight or flight tersebut serupa seperti ketika seseorang berada di dalam lift, ketika seseorang umumnya akan cenderung menatap lantai untuk menghindari konfrontasi.

Namun demikian, dalam sebuah video conference, seseorang mau tak mau harus menghadap layar atau kamera, dan stimulasi naluri tersebut menjadi tidak terhindarkan.

Evaluasi diri secara terus menerus

Dalam sebuah video conference, secara tidak sadar seseorang akan terus menerus melakukan penilaian atas dirinya akibat harus memandang layar kecil dari diri sendiri. Dan hal serupa dirasakan oleh setiap orang.

Hal itu ternyata bisa membuat lebih stres. Dalam penelitian tersebut dikatakan, dampak dari evaluasi diri terus menerus tersebut cenderung lebih buruk pada perempuan.

Bahkan Bailenson menyebut, bila hal itu berlangsung dalam waktu lama bisa membuat perempuan mengalami depresi.

Dis sisi lain, ketika seseorang melakukan pertemuan secara virtual, ia cenderung akan melakukan perilaku yang tak biasa dilakuan pada situasi normal.

Sebab, seseorang akan merasa lebih berjarak dengan orang lain. Riset tersebut mengatakan, seseorang berbicara 15 persen lebih keras ketika dalam video conference.

Terbatas dalam ruang sempit

Video conference membuat ruang gerak seseorang terbatas dalam sebuah ruang yang sempit. Hal tersebut akan membatasi kemampuan mental seseorang.

Ia harus berdiam di satu tempat agar tetap terlihat di layar, dan ini menyebabkan cara kerja otak berbeda dengan ketika seseorang bisa terus bergerak.

Faktanya, orang yang berjalan, meski di dalam sebuah ruangan, memiliki lebih banyak ide kreatif dibanding orang yang hanya duduk dan berdiam. Sehingga, beragam pertemuan yang dilalui dalam video conference benar-benar membuat seseorang tidak bisa berpikir out of the box.

https://money.kompas.com/read/2021/03/16/114000926/bekerja-di-rumah-bikin-cepat-lelah-simak-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke