Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dirjen Kementan Harap Komoditas Pertanian di Kalteng Punya Nilai Ekonomi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy berharap, ada setiap komponen komoditas pertanian di Kalimantan Tengah (Kalteng) dapat memiliki nilai ekonomi.

“Tak hanya itu, komoditas pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup para petani (di sana),” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (19/3/2021).

Pernyataan tersebut Sarwo sampaikan dalam web seminar (webinar) yang digelar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dengan tema food estate dukung ketahanan pangan, Kamis (18/3/2021).

Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan, food estate berarti meningkatkan produktivitas. Tidak hanya single commodity, tetapi berbagai komoditas harus terkait di dalamnya.

"Dalam pelaksanaannya harus menggunakan mekanisasi. Akan tetapi, manusia tetap menjadi bagian-bagian dari kekuatan yang ada, terutama masyarakat setempat," kata Sarwo.

Untuk meningkatkan produktivitas, Kementan juga sudah memulai sistem korporasi petani di wilayah food estate.

Melalui program tersebut, petani akan diajarkan cara budaya bertani, usaha atau jasa, berkomunikasi, serta pemanfaatan teknologi dalam pengembangan pertanian berbasis kawasan food estate.

Hal ini guna merubah mindset dari petani. Pasalnya, mereka menjadi salah satu sasaran dalam program sistem korporasi.

"Pengembangan korporasi petani menjadi prioritas agar petani menguasai produksi dan bisnis pertanian dari hulu ke hilir," kata Sarwo.

Korporasi petani, lanjut dia, bukan sekadar bertumpu pada produktivitas dan kualitas produksi pertanian. Namun, lebih banyak ditentukan kemampuan sumber daya manusia (SDM) menjalankan bisnis yang profit oriented (mengutamakan keuntungan).

"Petani harus mendapat untung. Petani menjual beras sebagai produk hilir, bukan gabah sebagai produk hulu. Begitu pula produk olahan lainnya dari komoditas pertanian yang ditanam di food estate," jelas Sarwo.

Proyek food estate akan dikebut

Terkait program food estate, Sarwo mengatakan, pihaknya akan mempercepat proyek ini di Kalteng. Adapun target pengembangan kawasan akan dilakukan pada lahan rawa seluas 164.598 hektar (ha).

Pada Tahun Anggaran (TA) 2021, target kegiatan intensifikasi lahan pada luasan Daerah Irigasi (DI) seluas 55.456 ha mengalami perbaikan.

Sementara itu, ekstensifikasi pada luasan DI seluas 73.500 ha mengalami peningkatan jaringan irigasi.

Sarwo menjelaskan, pada TA 2020 telah dilaksanakan aktivitas budidaya pertanian melalui program intensifikasi lahan pada areal sawah eksisting seluas 30.000 ha.

"Komoditas utama adalah padi, sedangkan komoditas lain seperti hortikultura (sayuran dan buah-buahan), peternakan (itik), dan perkebunan adalah komoditas pendukung," ucapnya.

Lebih lanjut Sarwo mengatakan, Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau saat ini sedang melakukan verifikasi terhadap calon petani dan calon lokasi (CPCL) kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan TA 2021.

"Verifikasi ini mengacu pada peta rencana kegiatan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," imbuhnya.

Dukungan dari asosiasi industri nirlaba

Pada kesempatan yang sama, Senior Advisor Croplife Indonesia Midzon L I Johannis mengatakan, pihaknya sangat mendukung program pembangunan food estate yang tengah digalakkan pemerintah.

Menurutnya, tanpa ada perubahan baik teknologi maupun praktik pertanian, jumlah orang yang berisiko kelaparan di negara-negara berkembang akan meningkat lebih dari 1 miliar di dunia.

“Di sisi lain, hasil panen akan menurun. Sementara itu, harga pangan hampir naik dua kali lipat. Guna mengatasi hal itu, Croplife Indonesia mendukung penuh pertanian di Tanah Air,” ucap Midzon.

Dukungan asosiasi industri nirlaba tersebut dilakukan melalui dorongan pengembangan teknologi baru untuk perlindungan tanaman, biologi, bioteknologi, digital dan smart agriculture sesuai dengan kondisi Indonesia.

"Croplife Indonesia juga mendukung penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian," ujarnya.

Adapun sarana pertanian yang dimaksud, seperti produk perlindungan tanaman dan benih, pendampingan kepada petani melalui learning centers, ekspo pertanian, pelatihan agronomi, dan stewardship.

“Tak hanya itu, Croplife Indonesia juga membangun kemitraan dengan berbagai pihak, baik public-privat, private-private, dan privat-social,” imbuh Midzon.

https://money.kompas.com/read/2021/03/19/095842726/dirjen-kementan-harap-komoditas-pertanian-di-kalteng-punya-nilai-ekonomi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke