Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Fakta Unik Pelabuhan Merak | Setahun Berdinas, Minat Masyarakat terhadap KA BIAS | Bajaj Riwayatmu Kini...

KOMPASIANA---Pelabuhan Merak adalah sebuah pelabuhan penyeberangan Jawa-Sumatera di Kota Cilegon, Banten.

Seiring perkembangan zaman, pelabuhan ini semakin sibuk dan meningkatkan pelayanan, terlebih ketika musim libur mudik Idul Fitri dan Nataru.

Tahukah Anda bahwa pelabuhan ini punya nama lama yaitu "Sint-Nicolaas Punt"?

Berbicara tentang dunia transportasi, semakin tahun ada perkembangan maupun penambahan layanan yang dirasakan.

Misalnya, setahun terakhir ini masyarakat Solo sudah dihubungkan layanan kereta api bandara.

Namun, perkembangan zaman juga memadamkan popularitas moda transportasi bajaj yang selama ini menjadi ikon Ibu Kota Jakarta.

Akankah bajaj pada beberapa tahun kemudian hanya tinggal kenangan?

Simak dalam ulasan konten-konten terkait transportasi di Kompasiana:

1. Dahulu Bernama Sint-Nicolaas Punt, Berikut 7 Fakta Unik Pelabuhan Merak

Sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia, Pelabuhan Merak yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera juga punya fakta sejarah yang menarik.

Pelabuhan Merak sempat diduduki tentara Inggris. Sejak itu pula pelabuhan ini menjadi tempat bersandar kapal dagang maupun kapal militer.

Kemudian pada tahun 1912, Pelabuhan Merak dibuka oleh pemerintah Kolonial dan dinamakan Sint-Nicolaas Punt. (Simak selengkapnya)

2. Setahun Berdinas, Bagaimana Minat Masyarakat terhadap KA BIAS Saat Ini?

29 Desember 2019 PT Kereta Api Indonesia (KAI) meresmikan kereta api yang menghubungkan antara Stasiun Solo Balapan dengan Stasiun Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) yaitu KA BIAS.

Dengan beroperasinya KA BIAS, dapat menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat Solo dan Klaten untuk menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo.

Kompasianer Fadhil Ismail turut merasakan antusias masyarakat pada saat peresmian di sekitar Stasiun Bandara Adi Soemarmo.

"Banyak masyarakat yang ingin mencoba Kereta Bandara tersebut pada saat itu, Untungnya saya masih bisa mendapatkan tiket dan langsung diperbolehkan masuk ke dalam kereta."

Bagaimana nasibnya kini di saat pandemi? (Simak selengkapnya)

3. Bajaj Riwayatmu Kini...

Kapan Anda terakhir menikmati transportasi bajaj di ibu kota?

Kompasianer Tety Polmasari teringat kala era keemasan bajaj yang berwarna merah kala itu meramaikan ibu kota dengan suara knalpot yang berisik, hingga kehidupan ekonomi sang pengemudi mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Kini bajaj sudah tidak lagi berisik karena menggunakan bahan bakar gas (BBG). Seiring perkembangan teknologi popularitasnya semakin tergerus dengan lahirnya transportasi ojek dan mobil online yang lebih nyaman.

"Sampai suatu waktu, bajaj pun beristirahat karena tergerus zaman. Saat kekuatan jari dan jempol melalui gawai sanggup mengubah dunia". (Simak selengkapnya) (AUL)

https://money.kompas.com/read/2021/03/20/180401026/kurasi-kompasiana-fakta-unik-pelabuhan-merak-setahun-berdinas-minat-masyarakat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke