Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral Turki, Ini Gara-garanya

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru saja memecat Gubernur Bank Sentral, Naci Agbal, karena kebijakannya soal mempertahankan suku bunga dianggap tak sejalan dengan pandangan pemerintah.

Dikutip dari DW, Senin (22/3/2021), Naci Agbal sendiri merupakan Gubernur Bank Sentral Turki yang baru menjabat selama empat bulan. Dia memimpin bank sentral saat kondisi ekonomi Turki tengah dalam kondisi yang carut-marut.

Sebelumnya, Naci Agbal adalah Menteri Keuangan Erdogan. Erdogan tak memberikan penjelasan secara rinci dalam rilis pemerintah terkait alasan pemecatan tersebut.

Namun demikian, pemecatan Naci Agbal dilakukan setelah Bank Sentral memilih tetap mempertahankan kebijakan suku bunga yang tinggi.

Selama menjabat, Agbal terus menaikan suku bunga acuan bank sentral sehingga memicu kekesalan Erdogan karena dianggap pemerintah jadi penyebab tingginya inflasi di Turki.

Agbal akan digantikan oleh Sahap Kavioglu, seorang profesor bidang perbankan yang jadi orang kepercayaan Erdogan. Kavioglu juga tercatat aktif jadi kolumnis di surat kabar pro-pemerintah.

Kavioglu pernah menjabat sebagai anggota parlemen. Ia merupakan tokoh penting di lingkaran Partai AK yang saat ini berkuasa di Turki.

Selain itu, Kavioglu juga merupakan ekonom yang menjabat beberapa posisi penting di sejumlah bank antara lain Halkbank dan Vakifbank.

Kavioglu akan menjadi Gubernur Bank Sentral Turki keempat yang diangkat Erdogan sejak Juli 2019. Pandangan Kavioglu dianggap sejalan dengan kebijakan partai penguasa.

Sejalan dengan pemikiran Erdogan, Kavioglu adalah ekonom yang berpendapat bahwa suku bunga tinggi di Turki selama ini jadi pemicu membengkaknya angka inflasi.

Sementara itu dikutip dari CNBC, Erodogan sudah beberapa kali menginstruksikan ke bank sentral agar suku bunga bisa ditekan serendah mungkin.

Seolah tak mengindahkan perintah Erdogan, Naci Agbal justru berulangkali menaikan suku bunga acuan. Bahkan ia telah menaikkan suku bunga menjadi sebesar 875 basis poin menjadi 19 persen.

Bunga tersebut merupakan bunga tertinggi di antara deretan negara-negara dengan PDB terbesar di dunia. Beberapa analis ekonomi memuji kebijakan Agbal karena dinilai menaikan kredibilitas bank sentral.

Pemecatan terhadap Agbal dilakukan dua hari setelah Bank Sentral kembali menaikan suku bunga sampai 200 basis poin pada Kamis (18/3/2021) lalu.

Meski memilih mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi yang ditentang Erdogan, Agbal dianggap cukup berhasil memulihkan mata uang lira.

Sejak penunjukannya pada November tahun lalu, lira telah pulih setelah sebelumnya nilai tukar babak belur terhadap dollar AS. Kenaikan nilai tukar lira terhadap dollar AS sempat mencapai 15 persen.

Agbal sendiri sempat berujar kepada media, bahwa sikapnya mempertahankan suku bunga tinggi bukan merupakan kebijakan jangka pendek.

Ia memprediksi, kebijakan ini justru akan menekan tingkat inflasi Turki dalam jangka panjang hingga hanya menjadi 5 persen di tahun 2023. Sementara angka inflasi saat ini adalah di atas 15 persen.

"Jika Anda meninggalkan kebijakan ketat, di tahap awal, dari pengalaman masa lalu, inflasi justru akan bergerak naik lagi," kata Agbal.

Erdogan diketahui sudah memecat 3 Gubernur Bank Sentral Turki dalam waktu yang relatif dekat. Pada Juli 2019, Erdogan mencopot Murat Centikaya sebagai Gubernur Bank Sentral karena tidak mau menurunkan suku bunga dengan segera sesuai permintaan Erdogan.

Murat Centikaya lalu digantikan oleh Murat Uysal. Namun, dia juga kemudian dipecat Erdogan pada November lalu. Kali ini, penyebabnya kejengkelan Erdogan karena mata uang lira kembali jatuh terjerembab.

https://money.kompas.com/read/2021/03/22/074747926/erdogan-pecat-gubernur-bank-sentral-turki-ini-gara-garanya

Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke