KOMPASIANA---Pada pekan lalu, tepatnya 17 Maret, menjadi hari istimewa bagi mereka yang berprofesi sebagai perawat.
Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Perawat Nasional bertepatan dengan lahirnya organisasi "Persatuan Perawat Nasional Indonesia"(PPNI) pada tahun 1974 lalu.
Dalam situasi pandemi setahun belakangan ini sudah tentunya perawat menjadi salah satu garda terdepan dan yang menjadi pekerjaan yang paling berisiko terpapar virus Covid-19.
Meskipun begitu, tidak ada hal lain selain terus berjuang dan merawat pasien sebagai bagian dari amanah profesi mereka.
Suatu apresiasi besar dan sudah selayaknya kita membantu meringankan pekerjaan mereka dengan mematuhi protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi penyebaran virus.
Inilah konten-konten terkait perawat dalam meramaikan Hari Perawat Nasional di Kompasiana:
1. Perawat Ini Bantu Penyembuhan Pasien TB MDR dengan Bikin Handicraft
Kisah inspiratif ini dibuat oleh Kompasianer Agus Wahyudi tentang perawat bernama Apsari Listyowati. ia bertugas di Puskesmas Tambakrejo, Surabaya.
Untuk meringankan penderita Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TB MDR) agar tetap kuat dan optimistis sembuh, ia mengajarkan cara unik yaitu dengan membuat kerajinan tangan.
Hal ini lantaran Penderita TB MDR harus menjalani pengobatan rutin selama dua tahun dan setiap harinya harus injeksi kurang lebih dalam enam bulan.
"Lewat keterampilannya, Apsari berikhtiar membantu pasien penderita Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TB MDR) agar tetap kuat dan optimistis segera sembuh. Caranya pun cukup unik. Yakni dengan mengajak mereka belajar membuat kerajinan tangan," tulisnya. (Baca selengkapnya)
2. Perawat, yang Dicinta tapi Terlupa
Menjadi perawat adalah tugas kemanusiaan yang luar biasa. Kepada perawat, selamat merayakan kegembiraan ini.
Demi menghargai profesi keperawatan, organisasi kesehatan dunia WHO membuat rilis demikian.
"Tanpa perawat, kami tidak akan memenangkan pertempuran melawan wabah, kami tidak akan mencapai pembangunan berkelanjutan atau cakupan kesehatan universal," tulis Kompasianer Hendra Setiawan. (Baca selengkapnya)
3. Kebingungan Orang Indonesia Memanggil Perawat Laki-laki
Dengan istilah apa seharusnya kita memanggil perawat laki-laki?
Kompasianer Dhimas Raditya Lustiono bercerita selama pengabdiannya sebagai perawat sangat sering dipanggil "dokter" alih-alih "Brudder".
Namun sebutan brudder yang merupakan lawan kata dari suster juga tidak familiar bagi masyarakat.
"Sebagai seorang mantan Mahasiswa Keperawatan, saya kerap mendapatkan sebutan "dok" oleh pasien atau keluarga pasien," tulisnya.
Menurutnya literasi bagi masyarakat terhadap profesi khususnya mengenai perawat laki-laki sepertinya perlu digencarkan agar tidak ada kekeliruan ucapan ini lagi. (Baca selengkapnya)
***
Jika ingin membaca konten-konten terkait betapa perjuangan para perawat ini, bisa kunjungi Kompasiana dengan label: Perawat.
https://money.kompas.com/read/2021/03/26/150453326/kurasi-kompasiana-perawat-bantu-pasien-bikin-handicraft-perawat-dicinta-tapi
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan