Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Mau Di-ghosting sama Keuangan Sendiri!

Istilah ini banyak digaungkan oleh anak muda yang dipakai karena seperti hantu yang tiba-tiba muncul di hadapan kita dan bisa menghilang secara tiba-tiba juga.

Perencana Keuangan Finansialku, Juan Mahir Muhammad, CFP®, menganalisis alasan kenapa uang bisa tiba-tiba hilang dari hadapan kita.

Menurut dia, penyebab dari hal ini adalah bagaimana pengaturan dan kebiasaan kita dalam merencanakan penggunaan uang setiap bulannya.

“Pengeluaran yang tidak disadari, selalu kita abaikan karena menganggap hanya sedikit yang keluar,” katanya.

Banyak pengeluaran yang tidak terdeteksi dengan baik, sehingga menimbulkan “kebocoran” dalam arus kas keuangan.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengapa ghosting keuangan bisa terjadi, simak penjelasan ini:

1. Tidak punya catatan arus kas yang detail

Mungkin sebelumnya kamu sudah memiliki pencatatan untuk arus pemasukkan dan pengeluaran setiap bulannya. Namun, apakah sudah cukup detail?

“Biasanya, pencatatan yang terlewatkan adalah sesuatau hal-hal yang sepele dan tidak muncul setiap bulan,” kata Juan.

Misalnya, mau memberikan hadiah kepada teman yang baru saja memiliki bayi, hadiah kepada teman yang berulang tahun, biaya hangout, atau makanan dan minuman yang dibeli melalui aplikasi online.

Biaya tersebut jumlahnya memang kecil, namun jika dikalikan 10 kali dalam sebulan hasilnya bisa ratusan ribu bahkan hingga jutaan rupiah.

Juan menyebutkan, hal tersebut merupakan langkah dasar agar keuangan kamu tidak ghosting entah kemana. Perlu sekali untuk memerhatikan catatan arus kas lebih detail supaya keuanganmu tidak selalu bocor.

2. Tidak punya tujuan keuangan yang jelas

Dalam siklus kehidupan, tentu tujuan adalah faktor penting yang membuat hidup kita lebih terarah.

Bayangkan saja jika kamu sedang pergi liburan bersama keluarga, namun di perjalanan masih belum tahu tempat apa yang akan dituju.

Pastinya kamu akan bingung arah dan waktu terbuang sia-sia hingga sampai tempat tujuan.

Berlaku pula untuk tujuan keuangan. Kata Juan, dengan punya tujuan kamu bisa menentukan dan juga menjaga komitmen atas tujuan ini.

“Pastinya ghosting keuangan tidak akan terjadi,” sebut dia.

3. FOMO (Fear of Missing Out)

FOMO merupakan istilah bagi yang selalu takut ketinggalan informasi biar terlihat kekinian oleh orang lain.

Namun kata Juan, bila FOMO ini tidak diikuti dengan ilmu yang memadai, maka akan menjadikan kita hanya orang yang ikut-ikutan saja.

Kamu lihat teman yang makan di resto mahal dan instagramable. Namun agar tidak ketinggalan zaman, kamu paksakan makan di sana padahal budget bulanan pas-pasan.

Atau mungkin melihat di media sosial banyak yang posting keungtungan saham. Tanpa mengetahui ilmu dan tujuannya, kamu ikut-ikutan saja investasi. Pada saat nilai turun, kamu malah tidak siap dan bingung sendiri.

Hal-hal di atas adalah kejadian nyata akan FOMO. Sehingga, ini jugalah salah satu penyebab uangmu sering ghosting.

Setelah mengetahui beberapa alasan uang bisa ghosting, maka penjelasan selanjutnya adalah langkah mengatasinya dengan merencanakan keuangan dengan tepat.

Juan menjelaskan, perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan untuk membantu mencapai tujuan hidup seseorang.

Sehingga, sebelum melakukan prosesnya, kamu perlu paham terlebih dahulu tujuannya mau kemana.

Oleh karena itu, berikut Juan memaparkan strategi agar kamu terhindar dari “ghosting” keuangan.

1. Tentukan tujuan keuangan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penting punya tujuan dalam hal keuangan.

Jelas Juan, untuk membuat tujuan harus SMART, yaitu Spesific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Realistic (tujuan yang nyata), dan Time-Bound (ada jangka waktunya).

Hal ini harus dilakukan agar strategi dan keputusan yang diambil tidak salah, atau setidaknya mengambil jalan dengan risiko terkecil untuk mencapai tujuan keuangan.

Buat klasifikasi tujuan berdasarkan jangka waktunya, dimulai dari jangka pendek (<5 tahun), jangka menengah (5 - 10 tahun), dan jangka panjang (>10 tahun).

Dengan begini, kamu bisa menentukan skala prioritas dalam menentukan strategi yang harus dijalankan terlebih dahulu.

2. Buat anggaran yang mendetail

Setelah paham akan tujuanmu, selanjutnya mengambil langkah lain dengan menulis anggaran yang lebih detail.

Hal ini termasuk dalam anggaran biaya hangout bersama teman, untuk hobi, konsumsi dan jajan, menabung bahkan hingga berinvestasi.

Tuliskan lengkap dari nama barang hingga ke harganya, agar kamu punya gambaran berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan.

Dengan punya anggaran juga bisa sangat bermanfaat untuk tahu kesehatan keuangan kamu.

“Jadi kalau mau mengambil cicilan, sudah tahu kesiapan dan kesanggupan membayar cicilan setiap bulannya,” ucap Juan.

3. Bekali diri dengan ilmu

Strategi saja tidak akan cukup bila tidak dibarengi dengan ilmu yang memadai.

“Jangan hanya sekedar ikut-ikutan yang lagi tren sekarang,” ujar Juan.

Ilmu keuangan yang dimiliki akan menjaga kamu dari perbuatan gegabah dalam menggunakan uang. Ilmu keuangan bukan hanya menyoal hitung-hitungan di atas kertas.

“Dibutuhkan psikologi keuangan untuk membentuk habit agar lebih bijak dalam menggunakan uang,” katanya..

Hal ini juga bisa menambah kepercayaan diri dalam melakukan perencanaan keuangan, dan bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan berinvestasi. (Retna Gemilang)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

https://money.kompas.com/read/2021/03/29/060700126/jangan-mau-di-ghosting-sama-keuangan-sendiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke