Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Fobia Orangtua Sebelum Anaknya Kuliah | Bukan Lulusan Keguruan, tapi Mengajar | Siap Belajar Tatap Muka di Kelas?

KOMPASIANA---Dalam memilih pengembangan minat dan bakat anak, peran orangtua amat penting mengarahkan jalur pendidikan hingga program studi (prodi).

Oleh karena itu, orangtua punya tanggung jawab dalam mendidik agar sesuai passion, tujuan, dan masa depan anak.

Sebagai solusi dalam pemilihan jalur pendidikan, misalnya, orangtua bisa membuka komunikasi yang baik dengan harapan untuk mengurangi rasa tidak percaya ketika memilih prodi.

Lewat pilihan prodi yang tepat, anak-anak semestinya bisa terus berusaha dan meraih keberhasilan yang diinginkan.

1. Menepis Fobia Orangtua Sebelum Anaknya Kuliah

Tidak ada tujuan paling ideal setelah kuliah, tulis Kompasianer Ridha Afzal, kecuali mendapatkan pekerjaan.

Pada tahap inilah orangtua sangat berharap anaknya memilih jurusan yang tepat, mudah mencari kerja, dan dapat upah yang layak.

Akan tetapi, orangtua mesti juga menyadari bahwa untuk mencapai semua itu tidaklah mudah.

"Terlebih di era revolusi industri sekarang ini, zaman serba canggih, kompetitif, persaingan sengit," tulis Kompasianer Ridha Afzal.

Lantas, bagaimana orangtua dapat merencakan itu dengan matang? (Baca selengkapnya)

2. "Saya Bukan Produk SNMPTN, tapi Saya Bisa!"

SNMPTN bukanlah akhir dari segalanya, baik mereka yang diterima maupun gagal.

Nah, bagi yang belum diterima tidak perlu berkecil hati, karena memikirkan efek gagal SNMPTN hanya akan menjadi penghalang untuk menemukan jalan.

Diterima di perguruan tinggi negeri itu, tulis Kompasianer Meirri Alfianto tidak menjamin seseorang untuk sukses.

"Ya, kuliah hanyalah gerbong yang akan membawamu untuk sampai ke tempat tujuan. Ada banyak gerbong lain yang siap untuk membawamu ke sana," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Bukan Lulusan Keguruan dan Pendidikan, Kok Ngajar?

"Ya, saya memang tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang ilmu keguruan dan ilmu pendidikan, utamanya bahasa Inggris sebagai materi ajar les saya pada anak-anak dan remaja," tulis Kompasianer Siska Artati, mengaku.

Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kegiatan yang dilakukan sekarang seputar dunia pendidikan? Apakah salah profesi atau salah ambil jurusan waktu kuliah?

Sebenarnya apapun jurusan, fakultas, ilmu, yang kita pilih itu mesti dipelajari dan tekuni. Karena semua ilmu yang didalami itu tetaplah bermanfaat bagi diri sendiri maupun oranglain.

"Bahkan menjadi ibu rumah tangga pun, tetap butuh ilmu, apapun latar belakang pendidikan kita," lanjut Kompasianer Siska Artati, menganalogikan profesi dengan latar pendidikan. (Baca selengkapnya)

4. Siap Belajar Tatap Muka dengan Satgas Covid-19 di Sekolah

Keputusan membuka sekolah untuk melangsungkan PTM ini memang menuai pro dan kontra.

Namun, menurut Kompasianer Ulil Lala jika sekolah tidak membuka pembelajaran khususnya untuk tingkat menengah dapat mengakibatkan gagap keterampilan, khususnya untuk siswa SMK.

SMK sebagai sekolah kejuruan yang lebih mengedepankan pembelajaran praktek 70% dan teori 30% sangat dirasakan dalam hal pembelajaran praktik.

"Dalam pelajaran praktik sangat sulit bila hanya dibayang-bayangkan saja, belum lagi banyak mata pelajaran produktif yang diikuti sesuai program studi yang dipilih," tulis Kompasianer Ulil Lala. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam opini maupun laporan tentang dunia pendidikan di Kompasian pada kategori: Edukasi.

https://money.kompas.com/read/2021/03/29/111100426/-tren-edukasi-kompasiana-fobia-orangtua-sebelum-anaknya-kuliah-bukan-lulusan

Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke