Dilansir dari CNN, Rabu (31/3/2021), angka tersebut meningkat dibandingkan perkiraan tahun lalu yang memperkirakaan kesetaraan gender secara global akan tercapai dalam waktu 1 abad atau 100 tahun.
WEF menghitung kesetaraan dari empat sisi, yakni partisipasi dan kesempatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan politik.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh organisasi tersebut menunjukkan, kesenjangan di sisi pemberdayaan politik telah melebar cukup besar tahun ini bila dibandingkan dengan laporan tahun 2020 lalu. Di sisi lain, partisipasi ekonomi mengalami sedikit perbaikan.
"Kami harap laporan ini bisa menjadi panggilan bagi para pembuat kebijakan agar membuat kesetaraan gender sebagai tujuan utama dari kebijakan dan praktik-praktik yang mendukung proses pemulihanan paska pandemi, untuk kepentingan ekonomi dan masyarakat kita," tulis Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi dalam laporan tersebut.
WEF memperkirakan, untuk kesetaraan gender di bidang ekonomi diperkirakan baru akan bisa tercapai dalam waktu 268 tahun.
Namun demikian, data tersebut belum menunjukkan dampak pandemi secara menyeluruh yang kemungkinan akan membuat situasi menjadi lebih buruk.
"Kemajuan untuk menciptakan kesetaraan gender terhenti di beberapa ekonomi dan industri besar," ujar WEF.
"Hal tersebut terjadi lantaran sebagian perempuan lebih banyak bekerja di sektor-sektor yang terdampak pandemi lebih besar dan di sisi lain mengalami tekanan untuk melakukan pekerjaan rumah," sambung WEF.
Meski ada pertumbuhan proporsi perempuan yang berada di lingkungan profesional, namun WEF menilai kesenjangan pendapatan dan jumlah perempuan di tataran manajerial masih menjadi masalah.
Lebih banyak perempuan kehilangan pekerjaan di posisi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki selama masa pandemi. Selain itu, umumnya perempuan lebih lambat mendapatkan pekerjaan kembali dibandingkan laki-laki jika perekonomian kembali pulih.
Ketika sekolah dan fasilitas lain tutup, perempuan secara tak proporsional memiliki peran lebih besar untuk merawat anak, melakukan pekerjaan rumah, hingga merawat orang tua mereka. Hal itu dinilai meningkatkan stres sekaligus mengurangi produktivitas perempuan.
Di sisi lain, Covid-19 juga mempercepat adopsi otomasi serta digitalisasi. Perempuan kian tertekan, lantaran sebagian besar dari pekerjaan mereka mulai terdisrupsi oleh komputasi awan hingga kecerdasan buatan.
"Perempuan tidak cukup memiliki representasi dalam peran-peran yang saat ini berkembang sangat pesat, artinya kita memiliki masalah yang lebih bisa dalam hal representasi gender seiring kita bangkit dari pandemi," ujar Head of Global Public Policy LinkedIn Sue Duke.
https://money.kompas.com/read/2021/03/31/075843226/wef-perkirakan-butuh-136-tahun-untuk-capai-kesetaraan-gender-global