KOMPASIANA---Tidak semua orangtua mengizinkan anaknya untuk pacaran walau usianya sudah remaja. Akhirnya banyak yang mencoba pacaran secara sembunyi-sembunyi.
Namun, ada yang juga yang sudah diperbolehkan pacaran, tapi justru tidak dikenalkan kepada orangtua maupun teman-temannya.
Bukan karena tidak dianggap, hanya saja belum menemukan waktu yang tepat untuk mengenalkan pasangan kepada lingkungan terdekat, misalnya.
Dari banyak pengalaman percintaan ketika remaja adakah yang paling berkesan?
1. Tidak Dikenalkan dengan Lingkungan Terdekatnya oleh Pacar
Sebuah hubungan yang baik adalah hubungan yang didasari oleh rasa saling keterbukaan satu sama lain. Tapi, bagaimana jika pasanganmu terlalu menutupi lingkungannya?
Hal seperti ini, menurut Kompasianer Darin Salsabila biasa juga disebut sebagai stashing. Tampak seperti backstreet, tapi stashing jelas berbeda.
Jika backstreet itu lebih kepada menjalani hubungan dengan sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui banyak orang.
Sedangkan, stashing itu bentuk perilaku seorang pasangan yang tidak mau mengenalkan pasangannya ke teman atau keluarganya.
"Alasan yang mungkin dilakukan oleh pasangan yang benar-benar menganggap keberadaanmu adalah, takut lingkungannya membuatmu tidak nyaman dan tidak bisa berbaur," tulis Kompasianer Darin Salsabila. (Baca selengkapnya)
2. Memuji Tanpa Terkesan Gombal, Apa Kiatnya?
Maksud hati ingin memuji, tapi justru dianggap atau ditafsirkan sedang melakukan gombal. Ini sering sekali terjadi, apalagi di lingkungan kerja.
Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang menilai, batas antara pujian dan gombalan adalah dilakukan dengan takaran yang pas dan tidak berlebihan.
Perlu diketahui, meskipun secara umum seseorang lebih banyak dilihat dari sisi penampilan fisik, pujian yang diberikan semestinya tidak melulu terhadap penampilan saja.
"Justru pujian terhadap tingkah lakunya, karakternya, nilai-nilai kehidupan yang diterapkannya akan sangat penting dan lebih berarti," tulis Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang.
Jika sudah begitu yang menerima pujian akan meningkat rasa percaya dirinya; kemudian yang memberikan pujian merasa senang karena tidak disalahartikan maksud dan niatnya. (Baca selengkapnya)
3. Hati-hati Jika Sudah Jadi "Bucin"
Teruntuk para bucin, tulis Kompasianer Husna Nadin, mulailah dari sekarang untuk berpikir dan berperilaku secara logis dalam hal percintaan agar tidak merugikan diri sendiri.
Sebenarnya perilaku budak cinta (bucin) ini yang bisa berdampak negatif maupun positif juga ada sangkut pautnya dengan kinerja biologis dalam tubuh kita.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa jatuh cinta bukanlah hal yang keliru jika disertai dengan cara mencintai yang benar.
"Menjadikan pasangan sebagai pusat kebahagiaan dan sebagai satu-satunya pembangkit mood atau "mood booster" merupakan hal yang kurang tepat," lanjut Kompasianer Husna Nadin, menjelaskan. (Baca selengkapnya)
***
Simak ragam konten masalah percintaan yang biasa dialami para remaja lewat subkategori Kompasiana: Lyfe - Love.
https://money.kompas.com/read/2021/03/31/181800426/-tren-love-kompasiana-menjalani-hubungan-sembunyi-sembunyi-memuji-tanpa