Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lampaui Jakarta, Kota-kota Ini Bakal Jadi Kontributor Utama Ekonomi Digital Indonesia

Penelitian tersebut dirangkum dalam laporan bertajuk "Unlocking The Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia" oleh Alpha JWC & Kearney.

Presiden Direktur Kearney Shirley Santoso mengungkap, ada 177 kota yang dimaksud dengan 6 di antaranya, Semarang, Denpasar, Makassar, Magelang, Prabumulih, dan Bangli.

Kota tersebut merupakan kota dalam tingkatan ke-2/area rising urbanities (Semarang, Denpasar, Makassar) dan tingkatan ke-3/slow adopters (Magelang, Prabumulih, Bangli).

Sistem tiering (tingkatan) didasarkan pada pengeluaran per kapita, ukuran populasi, penetrasi internet, pertumbuhan PDB provinsi, dan kepadatan populasi.

"Tier 2 dan 3 ini merupakan kota-kota dengan growing middle class consumer, tapi juga dari sisi infrastruktur, seperti digital, logistik, sedang berkembang. Nah di tier 2 dan 3 ini kita lihat potensi pertumbuhan ekonomi digital yang sangat besar," kata Shirley Santoso dalam media briefing, Rabu (31/3/2021).

Shirley mengungkap, ekonomi digital di kota-kota itu bakal tumbuh 5 kali lipat atau 49-51 persen pada tahun 2025, didukung oleh sejumlah startup di bidang belanja online (e-commerce), peminjaman (lending), dan e-payments.

Adapun kontribusi Jakarta saat ini mencapai 24 persen dari PDB Indonesia. Dengan potensi pertumbuhan di tier 1 dan tier 2, maka kontribusi Jakarta dan kota-kota di tier 1 akan menyusut pada tahun 2025.

Sementara pada tahun 2030, kota-kota di tier 2 dan tier 3 mampu meningkatkan pangsa PDB nasional dari 3-5 persen atau sekitar 46 miliar dollar AS hingga 77 miliar dollar AS.

"Jadi kalau lihat dari sisi sektor per sektor, tier 2 dan 3 tahun 2025 akan punya peran yang jauh lebih besar dari sisi ekonomi power dan kontribusinya ke ekonomi digital," papar dia.

Di kota-kota itu, pertumbuhan beberapa startup akan sangat signifikan. Startup e-commerce misalnya, bisa tumbuh hingga 48 persen pada tahun 2025 dari 30 persen saat ini.

Begitu juga dengan startup lain, seperti pembayaran (41 persen), ride hailing/delivery (35 persen), aplikasi kesehatan (46 persen), dan aplikasi pendidikan (45 persen).

"Ini pertumbuhan yang sangat menarik untuk menggerakkan sektor ekonomi, terutama di tier 2-3," tuturnya.

Meningkatkan adopsi teknologi

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di kota-kota tersebut, pemain startup harus berusaha memperbaiki aplikasi yang lebih ramah pengguna (user friendly) dan membangun pemasaran bahwa ekonomi digital sangat memudahkan.

Sebab, banyak dari responden mengaku belum familiar menggunakan layanan digital, dan merasa cukup kompleks untuk memakainya. Mereka juga beranggapan, layanan digital lebih mahal dibanding layanan offline.

Hal ini wajar lantaran 80 persen penduduk di daerah tersebut masuk dalam kategori populasi laggards, yaitu populasi yang jauh lebih berhati-hati mengikuti tren dan cenderung skeptis dengan pemakaian teknologi.

Hal ini jauh berbeda dengan wilayah Jakarta dan sekitarnya yang mayoritas penduduknya masuk dalam kategori early adopters dan average majority.

"Kita harapkan tentunya dalam 5 tahun ke depan, tier 2 dan tier 3 akan jauh lebih comfortable pakai teknologi. Karena sebelumnya di kota tier 1 juga butuh waktu 5 tahun untuk meningkatkan level adopsinya," pungkas Shirley.

https://money.kompas.com/read/2021/03/31/200400126/lampaui-jakarta-kota-kota-ini-bakal-jadi-kontributor-utama-ekonomi-digital

Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke