Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Kontainer Jahe Impor Bercampur Tanah Masih Belum Dimusnahkan

Secara rinci 9 kontainer dengan volume 236,7 ton milik PT Indopak Trading, 1 kontainer dengan volume 27 ton milik PT Mahan Indo Global, serta 1 kontainer dengan volume 25,8 milik CV Putra Jaya Abadi.

Saat tiba ratusan ton jahe impor bercampur tanah asal India dan Myanmar itu tertahan di kawasan pabean atau cross border,sebab tak sesuai dengan ketentuan. Alhasil jahe tersebut harus dimusnahkan.

Namun, baru dua kontainer yang sudah dimusnahkan pada Jumat (26/3/2021) lalu, yaitu milik PT Mahan Indo Global dan CV Putra Jaya Abadi. Sedangkan 9 kontainer milik PT Indopak Trading belum dimusnahkan.

Kepala BKP Kementan Ali Jamil menjelaskan, secara total PT Indopak Trading mengimpor 11 kontainer jahe, di mana 2 kontainer jahe bersih dan 9 kontainer jahe bercampur tanah.

Untuk penindakan jahe bercampur tanah, ia mengaku kesulitan memperoleh persetujuan dari  PT Indopak Trading karena tak bisa menemui pihak manajemen perusahaan. Padahal pemusnahan merupakan tanggung jawab importir.

"Tapi memang kami minta maaf sebesar-besarnya untuk Indopak ini rasanya puyeng juga ngurusinnya karena kami tidak bisa ketemu dengan pihak manajemennya sendiri," ungkap dia dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (31/3/2021).

Ia mengungkapkan, jahe impor tersebut masuk atas nama PT Indopak Trading namun saat pihak berwenang ingin menemui manajemen perusahaan, yang datang malah petugas ekspedisi muatan kapal laut (EMKL).

"Setelahnya malah ada lagi orang (bukan manajemen perusahaan), sehingga untuk eksekusi ini kami butuh waktu," imbuhnya.

Persoalan lainnya, kata Ali, adanya keterbatasan fasilitas yang digunakan untuk memusnahkan jahe. Utamanya pemusnahan dilakukan dengan dibakar menggunakan insinerator.

Namun insinerator di Jawa Timur hanya memiliki kapasitas membakar jahe sebanyak 2 ton per hari. Sementara jahe impor bercampur tanah yang masuk lebih dari 200.000 ton.

Menurut Ali, pihaknya kini tengah menawarkan alternatif fasilitas pemusnahan untuk jahe impor milik PT Indopak Trading. Nantinya jahe-jahe itu akan dipanaskan dengan mesin pemanas kayu milik 2 perusahaan di Jawa Timur.

Lewat mesin pemanas kayu itu maka organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) pada tanah yang bercampur jahe akan mati. Kemudian, barulah jahe dimusnahkan.

"Jadi kalau sudah kering, itu yang akan kami gilas dan kami timbun. Kalau insinerator memang bisa langsung jadi debu. Tapi mesinnya itu terbatas, bisa 2,5 bulan-3 bulan ini baru selesai," pungkas Ali.

Untuk diketahui, larangan impor jahe bercampur tanah mengacu pada International Standard for Phytosanitary Measures (ISPM) 40/2017 : guidelines for international movement of growing media in association with plants for planting dan ISPM 20/2019 : guidelines for phytosanitary import regulatory system.

Dalam ketentuan itu disebutkan bahwa impor komoditas pangan tidak diperbolehkan adanya kontaminan, salah satunya berupa tanah.

Selain itu, diatur pula dalam SK Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Nomor : B-22322/KR.020/K.3/ 12/2019 tanggal 26 Desember 2019 hal Phytosanitary Requirement Jahe Segar ke Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang menyebutkan tak boleh impor jahe dengan kontaminan tanah.

Tak hanya itu, ada pula persyaratan yang harus dipenuhi dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 25 tahun 2020, yakni terkait adanya 166 jenis organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang bisa terbawa melalui tanah.

https://money.kompas.com/read/2021/03/31/221000926/9-kontainer-jahe-impor-bercampur-tanah-masih-belum-dimusnahkan-

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke