Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tahun Jualan Kurma Impor, Pria Ini Catatkan Omzet Miliaran Rupiah Per Tahun

JAKARTA, KOMPAS.com – Siapa yang tak kenal dengan kurma?

Makanan berbentuk buah yang khas dari Timur Tengah dengan tekstur lembut dan manis menjadi santapan wajib bagi umat muslim di bulan suci Ramadhan.

Suryadi (35) memulai bisnis jualan kurma impor sejak 7-8 tahun lalu.

Ia mengatakan, menjelang bulan puasa tahun 2021, tren permintaan akan buah kurma di tanah air mulai menunjukkan peningkatan.

Mengingat jumlah umat muslim di tanah air mendominasi dari keseluruhan masyarakat Indonesia.

Pada umumnya, kurma dijadikan sajian di bulan Ramadhan, baik untuk takjil, sahur, maupun camilan.

“Ya di tahun 2021 jumalah permintaan buah kurma meningkat. Berbeda dengan tahun lalu dimana jumlah permintaan kurma cenderung stabil,” kata Suryadi kepada Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Suryadi mengatakan, menjalani usaha tentunya bukan hal yang mudah, jatuh bangun dalam dunia bisnis adalah hal yang lumrah. Namun demikian, dalam melakukan usaha tentunya tidak pantang menyerah.

Ia pernah sekali mengalami kejadian buruk tatkala produk yang dikirim dari Arab tidak sesuai dengan ekspekatasinya.

Walau demikian, kejadian ini tentunya menjadi pelajaran agar ke depannya bisa lebih teliti dalam menjalankan bisnis.

“Sukanya, alhamdulillah selalu untung belum pernah rugi. Kurma dan produk impor juga bisa dikonsumsi sediri, sehingga bisa makan makanan sehat setiap hari. Dukanya ya kalau barang yang dikirim dari Arab enggak sesuai kualitasnya,” ujar Suryadi.

Adapun negara pengimpor produk kurma berasal dari Timur Tengah, meliputi Arab Saudi, Libya, UEA, Mesir, Tunisia, Yordania, hingga negara Asia Selatan, seperti India dan Pakistan.

Total impor dalam satu tahun lebih kurang 25 hingga 100 ton.

Meskipun kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2020 memukul banyak usaha, tetapi usaha impor kurma masih mencatatkan omzet yang bertumbuh dibanding tahun 2019.

Tahun 2020, omzet yang diperoley Suryadi mencapai Rp 5 miliar, naik dibanding tahun sebelumnya Rp 3 miliar.

“Di tahun 2019 kita impor kurang lebih 50 ton kurma (2 kontiner 40 feet), di tahun 2020 kita impor 100 ton (4 kontiner 40 feet),dan di tahun 2021 yang masih berjalan ini kita belum ada akumulasi (8 kontiner 40 feet). Tahun ini kita targetkan omzet naik 50 persen,” jelas Suryadi.

Dengan omzet yang terus meningkat, Suryadi bersama rekannya tahun lalu mengembangkan usaha menajdi sebuah korporasi bernama PT Samai Berkah Bersama, di mana Suryadi menjabat sebagai Presiden Direktur.

Dengan menjadikan usahanya sebagai korporasi, Suryadi berharap bisa meningkatakan dan mengembangkan kapasitas impor dan distribusi, khususnya produk kurma.

Pengalamannya menjadi importir di Timur Tengah dengan relasi para mitra bisnis yang bergerak di dunia perdagangan dan pemasok komoditas makanan Timur Tengah di Indonesia, menjadikan Suryadi mantap untuk menekuni bisnsi impor kurma hingga saat ini.

“Usaha sudah 7 hingga 8 tahunan, tapi berupa korporasi sejak tahun 2020, sekitar 7 bulan. Pendirian PT ini dilakukan untuk meningkatkan nilai dalam industri,” ungkapnya.

Berlokasi di Pinang Raya Jakarta Timur, PT Samai Berkah Bersama mendistribusikan produk oleh-oleh dan jajanan Haji, Herbal, serta komoditas makanan dan buah-buahan.

Adapun produk yang diimpor dan distribusikan antara lain kurma, madu, beras basmati, minyak zaitun, air zamzam, habbatussauda, dan masih banyak lagi.

Suryadi mengatakan, perusahaan yang ia dirikan memiliki mitra dagang berupa agen dan reseller yang tersebar di seluruh pulau besar di Indonesia, meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa kota di Indonesia Timur.

“Kami pun mengembangkan Brand Product dengan merk Samai Food sebagai wujud komitmen demi meningkatkan nilai dan mutu perusahaan yang berkelanjutan bagi stakeholder, mitra, maupun konsumen,” jelas dia.

Adapun produk kurma yang menjadi unggulan dan paling banyak diminati konsumen di Indonesia adalah jenis kurma Ajwa dan kurma Sukari dengan kisaran harga mulai dari Rp 20.000 sampai dengan Rp 300.000.

Saat ini, kanal distribusi untuk pemasaran kurma dan produk oleh-oleh khas Timur Tengah, melalui konvensional, dan online yang mencakup sosial media dan e-commerce.

https://money.kompas.com/read/2021/04/06/140423726/8-tahun-jualan-kurma-impor-pria-ini-catatkan-omzet-miliaran-rupiah-per-tahun

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke