Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Jurus agar Bisnis Tak Hancur Lebur di Masa Resesi

Sama seperti ketika dulu sekolah. Untuk mendapatkan ranking pertama, bisa dengan mudah diraih. Tetapi giliran mempertahankannya agar tetap di peringkat tersebut, perlu usaha ekstra keras.

Pun dengan bisnis. Kamu perlu berpikir kreatif, inovatif, dan fokus pada strategi-strategi khusus untuk mengawal bisnis supaya berada di posisi stabil.

Apalagi kompetitor pasti tidak akan tinggal diam untuk merebut pangsa pasar bisnismu. Lengah sedikit saja, bisa tersalip.

Tentu tidak mau kan, bisnis yang kamu sudah bangun dengan susah payah hanya tinggal nama. Terlebih menjelang Ramadan di tengah pandemi dan resesi sekarang ini.

Lakukan segala upaya meski harus jungkir balik dan berdarah-darah demi mempertahankan bisnis. Seperti tips berikut ini, yang dikutip dari Cermati.com.

Ubah strategi penjualan

Pandemi Covid-19 telah memengaruhi situasi perekonomian, termasuk menjadi ‘dalang’ resesi di Indonesia. Hampir seluruh sektor usaha babak belur. Penjualan turun drastis, pendapatan terkuras.

Tren atau kebiasaan orang berbelanja pun berubah. Menjadi lebih banyak daring atau online sambil rebahan dari rumah. Tak bisa kalau kamu bertahan dengan strategi pemasaran jadul sebelum masa pandemi.

Kamu mesti memikirkan sesuatu yang lebih. Membuat strategi pemasaran baru agar adaptasi dengan perubahan jika tidak ingin tenggelam lebih dalam.

Contohnya dari yang tadinya hanya mengandalkan jualan di toko, kini beralih menerima pesanan online. Jualan lewat media sosial maupun buka toko online di beberapa marketplace atau e-commerce.

Beri promo gratis ongkir misalnya agar menarik minat orang berbelanja di tokomu. Atau penawaran harga termurah dibanding kompetitor lain.

Selain itu, strategi baru yang bisa diterapkan adalah menggandeng pihak ketiga sehingga dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan penjualan.

Fokus pada pelanggan

Dalam masa-masa sulit seperti ini, kamu harus tetap fokus pada pelanggan. Baik untuk menggaet pelanggan baru maupun pelanggan setia.

Kamu dapat melakukan riset dengan terjun langsung ke lapangan. Menanyakan kebutuhan dan keinginan mereka terhadap produkmu. Kemudian berupaya menjawabnya dengan memenuhi kebutuhan tersebut.

Di samping itu, jaga kualitas produkmu, maksimalkan pelayanan terhadap pelanggan agar pelanggan puas dan tidak berpaling ke lain hati.

Kalau perlu, treatment mereka dengan aneka program loyalti. Contoh untuk pelanggan setia yang punya kartu member, beli produk dapat voucher makan di restoran atau belanja online di salah satu e-commerce.

Pangkas biaya yang tidak perlu

Pandemi dan resesi telah ‘mencabik-cabik’ keuangan banyak perusahaan. Tidak ada penjualan, artinya tidak ada pemasukan. Sementara biaya operasional terus berjalan.

Jika sudah begini, kamu harus evaluasi lagi arus kas keuangan perusahaan. Pasti ada bujet atau biaya yang bisa dipangkas.

Dalam hal ini kamu harus teliti. Jangan sampai salah memotong anggaran, dan akhirnya berdampak pada kelangsungan bisnismu.

Misalnya saja memangkas biaya produksi dengan cara mengurangi kuantitas atau jumlah produksi barang. Kemudian menunda pembelian mesin produksi, dan lainnya.

Namun untuk gaji pegawai, upayakan semaksimal mungkin tidak dipangkas. Kecuali perusahaan benar-benar diambang kebangkrutan dan jalan terakhir untuk menyelamatkannya dengan memangkas gaji pegawai atau PHK pegawai.

Inovasi untuk menambah pendapatan

Seorang pengusaha harus memiliki insting bisnis yang kuat. Inovasi juga mutlak diperlukan, terlebih dalam situasi genting sekarang ini.

Cari peluang bisnis baru dengan memanfaatkan sistem yang sudah kamu bangun. Tujuannya agar tidak mengandalkan bisnis utama yang sedang paceklik, sehingga dapat memunculkan bisnis baru yang menghasilkan.

Akan tetapi, bisnis baru yang kamu ciptakan ini jangan sampai menambah beban keuangan perusahaan. Justru diharapkan menyumbang pemasukan dan bisa menjadi sumber omzet baru bagi perusahaan.

Lakukan Langkah Tepat dan Yakinlah Badai akan Berakhir

Pandemi sekaligus resesi bisa dibilang ujian maha berat yang dialami banyak orang, termasuk pebisnis atau pengusaha. Kondisi ini tidak mudah, namun tetap harus dilalui dengan penuh kerja keras.

Apapun keputusanmu sangat penting dan menentukan. Jadi, lakukan langkah yang tepat. Jangan terburu-buru, dan mengambil keputusan di bawah tekanan bila tidak ingin kecewa serta menyesal.

Yakinlah bahwa kamu akan mampu melewati badai ini dengan kemenangan. Menjadi bisnis yang sudah teruji kebal terhadap pandemi dan resesi.

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

https://money.kompas.com/read/2021/04/10/140000926/4-jurus-agar-bisnis-tak-hancur-lebur-di-masa-resesi

Terkini Lainnya

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke