Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diambil Alih Setneg, Dirut TMII: Tidak Ada Kerugian Negara

TMII pun tidak pernah menerima pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam pengelolaannya.

"Kami diperiksa oleh BPK setiap tahun, dari kesimpulan hasil pemeriksaan BPK menyatakan kami enggak ada kasus kerugian negara," ujar Achmad dalam konferensi pers di Perpustakaan TMII yang ditayangkan secara virtual, Minggu (11/4/2021).

Ia menyatakan, setidaknya dalam masa pimpinannya sejak Februari 2018, hasil audit BPK menunjukan tidak ada temuan kerugian negara, sehingga tidak ada tanggungan TMII yang perlu ditindaklanjuti.

Menurut dia, bila TMII sudah menyebabkan kerugian bagi negara sudah pasti sejak lama mendapatkan teguran BPK.

"Pada 2020 saja, kesimpulan BPK tidak ada kerugian negara yang ditetapkan, maka tidak terdapat kasus kerugian negara yang harus ditindaklanjuti," katanya.

Achmad mengakui, memang TMII mengalami kesulitan finansial sepanjang pandemi Covid-19, oleh sebab itu ada bantuan yang diberikan Yayasan Harapan Kita sebagai pengelola TMII.

Yayasan milik keluarga Cendana itu sudah memberikan bantuan sepanjang April 2020-Maret 2021 sebanyak Rp 41,56 miliar, yang sebagian besar diperuntukan bagi kebutuhan pembayaran gaji karyawan. Saat ini TMII sendiri memiliki 773 karyawan.

Ia bilang, sokongan dana terbesar diberikan pada Oktober 2020 senilai Rp 5,7 miliar dan November 2020 senilai Rp 5,2 miliar. Selebihnya bantuan dana pada bulan-bulan lainnya berkisar Rp2 miliar-Rp 3 miliar.

Acmad menekankan, pada masa kepemimpinannya sepanjang 2018-2019 TMII tidak pernah mendapat bantuan dana sedikit pun dari Yayasan Harapan Kita. Yayasan hanya memberikan dana jika menyelenggarakan kegiatan di TMII untuk biaya pelaksanaan.

"Tapi 2020 itu kan TMII enggak bisa cukup (keuangannya), enggak mungkin TMII berdiri sendiri. Jadi kami dibantu oleh YHK sejak April 2020-Maret 2021," kata dia.



Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, selama 44 tahun dikelola TMII memang tidak memberikan kontribusi untuk negara, bahkan alami kerugian setiap tahunnya.

Oleh sebab itu, negara menilai perlu melakukan penataan TMII guna memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat. Serta pengelolaan TMII pun bisa berkontribusi pada keuangan negara kedepannya.

"Saya dapat informasi bahwa setiap tahun Yayasan Harapan Kita mensubsidi antara Rp 40-50 miliar. Dan pastinya (TMII) tidak memberi kontribusi kepada negara," ujar Moeldoko dalam konferensi pers di Gedung Bina Graha, Jumat (9/5/2021).

Adapun Yayasan Harapan Kita memiliki penugasan mengelola TMII berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 51 Tahun 1977.

Namun untuk menata ulang TMII, maka pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII, yang mengatur pengelolaan TMII diambil alih oleh negara dari Yayasan Harapan Kita.

https://money.kompas.com/read/2021/04/11/170100626/diambil-alih-setneg-dirut-tmii--tidak-ada-kerugian-negara

Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke