Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN LYFE KOMPASIANA] Derita Anak Bungsu yang Tak Banyak Orang Tahu | Ini 5 Langkah Menangani Sibling Rivalry

KOMPASIANA---Seperti anak-anak umumnya, menjadi anak bungsu tidak selalu enak seperti dibayangkan banyak orang.

Memang, menjadi anak paling kecil di antara kakak-kakak yang lainnya terkadang menyenangkan. Semua disediakan dan juga dilayani.

Tapi, hal tersebut hanya sebagian kecil saja. Duka menjadi anak bungsu sebenarnya lebih sedikit yang tampak dari pada apa yang dirasakan.

Anak bungsu kerap menjadi bulan-bulanan para kakak di rumah dan terus akan dianggap menjadi anak kecil.

Selain mengenai anak bungsu ada juga tentang anak emas dalam keluarga dan mengenai sibling rivalry.

Berikut 3 konten menarik dan populer kategori Lyfe di Kompasiana:

1. Derita Anak Bungsu yang Tak Banyak Orang Tahu

Kompasianer Syarifah Lestari mengatakan menjadi anak bungsu memang menyenangkan. Namun tidak saat dewasa.

Seperti yang ia alami sendiri. Saat berumah tangga, menurutnya amat terasa sekali tidak ada kakak yang mengurusi dan bapak yang menyiapkan ini-itu.

"Semua pekerjaan rumah hanya mengandalkan insting perempuan ala kadarnya. Sekian tahun di awal pernikahan, aku lumayan stres menghadapi urusan rumah, terutama dapur," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Pahami Risiko Anak Emas dari 2 Sisi Berbeda dalam Keluarga

Istilah anak emas seringkali muncul ketika ada salah seorang anak yang diistimewakan oleh keluarga, orang terdekat atau lingkungan di sekitarnya.

Kompasianer Indra Mahardika mengatkaan, tidak heran jika hadirnya persepsi adanya seseorang dengan cap anak emas kerapkali memunculkan rasa cemburu bagi orang sekitarnya. Apalagi jika istilah ini muncul dalam konteks keluarga kecil.

Tanpa disadari adanya perlakuan istimewa justru berdampak buruk bagi perkembangan sosial si anak.

Ia mencontohkan saudara-saudaranya yang lain bebas melakukan apa saja, namun si anak emas justru dibatasi melakukan suatu hal karena takut terluka, takut kelelahan, takut ini dan takut itu.

"Terlalu banyak ketakutan membuat kemampuan interaksi sosial si anak terhambat," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Sibling Rivalry Meningkat di Masa Pandemi, Berikut 5 Langkah Menanganinya

Sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung semakin meningkat di masa pandemi. Hal ini disebabkan seringnya mereka bertemu.

Sibling rivalry ditandai dengan perkelahian, baik berupa ejekan, teriakan, cemburu dan lain sebagainya.

Berbeda dengan sebelum pandemi. Mereka akan sibuk dengan kegiatan di sekolah, les atau klub olahraganya. Kami berkumpul menjelang Magrib dalam keadaan semua lelah. Tidak ada waktu dan energi untuk teriak.

Drama yang sering mereka tayangkan adalah masalah makanan, perebutan posisi dan ketidakadilan. Seperti pagi itu. Panggung yang mereka pakai, dapur. Tempat saya bekerja, hehe kerja masak. (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2021/04/13/171900626/-tren-lyfe-kompasiana-derita-anak-bungsu-yang-tak-banyak-orang-tahu-ini-5

Terkini Lainnya

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke