JAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman RI mengungkapkan kronologi ledakan kilang minyak di Balongan, Indramayu, menurut versi warga yang terjadi pada Senin (29/3/2021) lalu.
Anggota Ombudsman RI Hery Susanto mengatakan, kronologi didapatkan usai pihaknya melakukan investigasi lapangan ke lokasi kebakaran kilang yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) pada 7-8 April 2021.
"Sumber informasi di lapangan adalah dari warga terdampak dan tokoh masyarakat," ujar Hery dalam konferensi pers virtual, Rabu (14/4/2021).
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari lapangan, pada Minggu 28 Maret 2021 pukul 21.30 WIB, warga Balongan datang ke pihak Pertamina karena mencium bau yang sangat menyengat dari kilang Pertamina sejak sore.
Namun, karena merasa keluhan tak digubris oleh sekuriti, warga pun menjadi emosional dan melakukan aksi lempar batu ke kantor Pertamina.
Kemudian di hari yang sama pada pukul 22.00 WIB, warga yang protes dibubarkan oleh polisi dari Polsek Balongan.
Lalu pada pukul 23.45 WIB mulai terjadi ledakan kecil dari kilang tersebut.
"Selanjutnya, pada Senin 29 Maret 2021 pukul 00.00-01.00 WIB ada ledakan yang lebih besar, tepatnya pada 00.45 WIB," kata Hery.
Setelah terjadi ledakan besar, warga pun berhamburan. Bahkan di lokasi kejadian terdapat mobil Polsek Balongan yang juga terbakar.
Masih di hari dan jam yang sama, pada saat itu ada 6 warga yang baru selesai menghadiri pengajian dan melewati jalan yang dekat dengan lokasi ledakan.
Alhasil, pada saat terjadi ledakan 6 warga itu terhempas dan mendapatkan luka berat.
"Sementara ada 15 orang yang juga alami luka ringan, itu adalah warga yang tinggal di dekat lokasi," jelas Hery.
Sementara itu, terkait keterangan yang didapat Ombudsman RI dari pihak Pertamina, ledakan terjadi akibat terbakarnya tangki pertalite dengan lokasi di pojok kilang berjumlah 4 tangki atau 7 persen dari total kilang Balongan yang punya 71 tangki.
Luas area tangki yang terbakar sekitar 2 hektar. Tangki yang pertama kali terbakar adalah tangki 42-T-301-G yang berisi pertalite.
Kemudian api menyebar ke tangki 42-T-301-E, 42-T-301-F, 42-T-301H yang berada dalam satu klaster.
Ini terjadi pada 29 Maret 2021 pukul 00.57 WIB
Perihal upaya penanganan, lanjut Hery, Pertamina melakukan langkah antisipatif dan penanganan tanggap darurat.
Perseroan segera melakukan transfer minyak dari tangki G ke tangki F dan D guna menurunkan level di tangki G yang terbakar.
"Lalu melakukan penutupan valve dan mengisolir area," jelasnya.
Kemudian mengaktifkan main fire pump dan valve Iine water sprinkler serta memproteksi tangki G dengan water sprinkler.
Perseroan juga menyiapkan foam chemical untuk disemprotkan di area bundwall sebelum kejadian berlangsung.
"Di saat bersamaan Pertamina dan pemerintah setempat melakukan evakuasi terhadap masyarakat sekitar ke lokasi aman," tutup Hery.
https://money.kompas.com/read/2021/04/14/161533626/ombudsman-ungkap-kronologi-ledakan-kilang-balongan-versi-warga