Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Baik dan Buruk Overthinking, Bagaimana Memilih dan Memilahnya?

KOMPASIANA---Merasa sering meresa memikirkan sesuatu secara berlebihan atau overthinking?

Overthinking juga bisa seperti sebuah kegiatan yang biasanya membuat diri menjadi merasa serba salah kepada dan/atau terhadap oranglain.

Ketika perasaan itu hadir rasanya sungguh tidak mengenakan, bukan?

Walau banyak kesan negatif yang didapatkan, tetapi overthinking itu bisa jadi suatu hal yang positif asal kita bisa mengelolanya dengan baik.

1. Overthinking Dapat Melahirkan Karya

Seorang pemikir itu, tulis Kompasianer Zairiyah Kaoy, terkadang merasa tersiksa terhadap pikirannya sendiri, apalagi bila belum menemukan solusi.

Barangkali tidak banyak yang menyadari, kalau kita ini berpikir dan memproses pikiran sesuai dengan watak dan kecerdasan secara intelektual maupun emosional.

Oleh karena itu, tidak jarang berdampak pada cara seseorang itu jadi berpikir secara berlebihan --cenderung cepat lelah.

Namun, bisakah kita mengarahkan pikiran agar menjadi sebuah karya?

"Seorang melankonlik ini orang yang sangat akurat, semua terdata pada otaknya sehingga akan selalu mengingat hal yang sekecil apapun dipikirannya," tulis Kompasianer Zairiyah Kaoy, mencontokan.

Apalagi, lanjutnya, seorang melankolik lebih merasakan hal-hal dengan hatinya, dapat menyalurkan instingnya dengan menulis. (Baca selengkapnya)

2. Dampak Negatif Overthinking, dari Obesitas sampai Hilangnya Kreativitas

"Kalau kamu sering terjebak dalam skenario 'bagaimana jika... saat memikirkan pilihan, kemungkinan besar kamu terkena gejala overthinking," tulis Kompasianer Himam Miladi.

Gejala overthinking ini menurutnya seperti sudah menjadi semacam epidemi.

Kecenderungan yang terjadi pada para overthinker ini adalah mereka sering mengira apa yang otak mereka lakukan itu sebenarnya membantu diri mereka sendiri.

"Bagi beberapa orang, itu dapat menekan nafsu makan, dan bagi yang lain, overthinking dapat meningkatkan nafsu makan," lanjutnya.

Oleh karena itu, bagi overthinker banyak makan itu dapat mengalihkan atau bahkan menenangkan pikirannya yang bercabang-cabang. (Baca selengkapnya)

3. Jaga Jarak dengan Overthinking

Kompasianer Achmad Nur Hidayat pernah mengalami overthinking jelang SBMPTN 2020.

Pasalnya, itu menjadi harapan yang amat Kompasianer Achmad Nur Hidayat impikan setelah berkali-kali gagal mengikuti SBMPTN.

"Memikirkan sesuatu itu penting, tetapi kalau berlebihan bahkan sampai membuat kita tidak bisa berhenti memikirkannya tentu saja akan berakibat buruk," tulis Kompasianer Achmad Nur Hidayat, menceritakan yang dialaminya ketia itu.

Jadi, overthinking itu bisa juga berasal dari ekspektasi mengenai suatu hal baik itu dari diri sendiri maupun orang terdekat kita hingga kondisi kesepian ketika berada pada keramaian. (Baca selengkapnya)

***

Ingin membaca konten menarik lainnya tentang topik berikut? Silakan ikut Topik Pilihan Kompasiana: Overthinking.

https://money.kompas.com/read/2021/04/19/151500026/-kurasi-kompasiana-baik-dan-buruk-overthinking-bagaimana-memilih-dan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke