Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

YDBA Beri Pembinaan untuk Para Perajin Cangkul di Klaten

Direktur PT Astra International Tbk sekaligus Ketua Pembina YDBA Gita Tiffany Boer mengatakan, inisiatif ini dilakukan karena YDBA melihat adanya potensi kebutuhan pasar, kompetensi, dan kreativitas serta komitmen UMKM pande besi dalam mengembangkan produk.

"Kami sangat bangga UMKM pandai besi di Klaten, Jawa Tengah, yang dibina YDBA sejak tahun 2018," ujar Direktur Astra sekaligus Ketua Pembina YDBA Gita Tiffany Boer dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Senin (19/4/2021).

Sementara itu, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, semua UMKM binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA), termasuk UMKM yang memproduksi alat pertanian, diharapkan dapat membawa hasil guna yang positif.

Karena itu, YDBA selalu siap memberikan pelatihan-pelatihan mengenai manajemen dan teknik produksi yang berkualitas agar hasil produksinya juga berkualitas.

Sementara itu, sejumlah pelaku usaha mengakui kehadiran YDBA sangat membantu mereka.

Seperti yang disampaikan oleh Supriyanto, pemilik Usaha Dagang Arum Sari, perajin cangkul di Dukuh Karangpoh, Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Daerah ini sudah sejak lama sudah dikenal sebagai sentra pandai besi, penghasil alat-alat pertaian, terutama cangkul.

Supriyanto menjelaskan, setelah mendapatkan pelatihan dari YDBA, pola kerja di bengkelnya pun berubah. Prosesnya sistematis dan teratur, sehingga waktu produksi juga cepat.

“Dengan menerapkan itu, kami memiliki standar kualitas yang tetap untuk semua produk yang kami hasilkan. Kehadiran YDBA bukan bicara pada volume barang yang dihasilkan. YDBA mengajarkan kami menghasilkan produk berkualitas,” katanya.

Supriyanto juga menyebutkan, rata-rata tiap hari usahanya di UD Arum Sari bisa memproduksi 30 cangkul. Produk tersebut dipasok ke sejumlah daerah melalui pengepul seperti di Sragen, Ponorogo, Pekalongan, dan wilayah Klaten sendiri.

Harga satu cangkul beragam, bergantung pada ukurannya. Kisaran harganya yang ia jual sebesar Rp 50.000 sampai Rp 85.000 per unit.

Saat ini, ia hanya mengalami kendala untuk pemasaran produk agar lebih massif.

Perajin lainnya, Didik Dwi Hartanto mengakui hal serupa. Menurut dia, kehadiran YDBA sangat positif dalam membantu para perajin cangkul.

Pria berusia 57 tahun ini mengatakan, YDBA memberikan pelatihan-pelatihan agar pelaku usaha bisa memproduksi dengan sistematis. Kualitas produk menjadi perhatian yang besar.

Didik memproduksi “Pacul Jawa” yang memang menjadi andalannya. Pacul Jawa dianggap lebih kuat dan diminati banyak petani di Jawa.

https://money.kompas.com/read/2021/04/19/165949426/ydba-beri-pembinaan-untuk-para-perajin-cangkul-di-klaten

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke