Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waswas Hadapi Larangan Mudik, Pengusaha PO: Tahun Lalu Sudah Jual Bus Buat Bertahan

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah untuk melarang mudik Lebaran sebagai upaya menekan pandemi Covid-19 sangat berdampak pada industri transportasi. Pengusaha pemilik perusahaan otobus (PO) pun mengeluhkan hal ini.

Salah satunya, Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali yang mengaku larangan mudik sangat berdampak pada keberlangsungan bisnisnya.

Tahun 2020 saja, ia sudah menjual 50 bus agar operasional perusahaannya bisa tetap berjalan.

Seperti diketahui, pada tahun lalu pemerintah memang melakukan berbagai pembatasan untuk menekan penularan virus corona, termasuk dengan melarang mudik Lebaran.

"Tahun 2020 itu saya jual aset untuk selamatkan perusahaan, yang 50 itu dijual, jadi tinggal 100 unit. Sebagian itu pun cuma dijual rongsok, istilahnya supaya kita bisa survive (bertahan), tetap jalan gitu (beroperasi)," ungkap Anthony kepada Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Menurutnya, sepanjang 2020 industri PO bus tak lagi bicara soal keuntungan, tetapi berupaya untuk bisa bertahan di tengah pandemi mengingat masih ada para pekerja yang perlu mendapatkan pemasukan.

"Kami enggak lagi ngomong untung, udah pasti rugi semua pengusaha PO. Tapi kan kami terus mengusahakan perusahaan ini untuk tetap jalan," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Anthony mengaku kecewa karena pemerintah tahun ini kembali memberlakukan larangan mudik yang berlaku sepanjang 6-17 Mei 2021 mendatang,

Padahal, ia menaruh harapan dengan berjalannya vaksinasi dan penerapan layanan tes GeNose untuk Covid-19 di sejumlah transportasi umum, maka industri PO bus bisa mulai pulih di tahun ini.

Terlebih saat mudik Lebaran, yang memang menjadi momentum bagi industri transportasi untuk mempercepat pemulihan, mengingat perjalanan masyarakat meningkat pada periode itu.

"Harapannya kita sudah jalan (layanan mudik), karena kan ada program vaksinasi, GeNose, dan sebagainya. Jadi harapannya tahun ini bisa mulai bangkit lah, tapi kondisi seperti ini (ada larangan mudi), mau bilang apa yah kan," kata Anthony.

Menurut dia, dengan larangan mudik yang kembali diberlakukan, maka diyakini bakal semakin menekan kemampuan pelaku usaha bus untuk bisa bertahan.

Ia bilang, pada bisnis layanan bus pariwisata saja saat ini sudah banyak yang tutup karena tak mampu bertahan.

Kondisi ini akan mungkin diikuti oleh bisnis layanan bus antar kota antar provinsi atau AKAP.

"Sebgoan PO yang pariwisata sudah collapse, tutup. Ada yang macet juga, bus-busnya sudah mulai di tarik leasing, sudah mulai di lelang. Nah untuk AKAP, saya rasa dengan larangan mudik ini sebagian akan menyusul (karena tak mampu bertahan)," jelas Anthony.

https://money.kompas.com/read/2021/04/20/113157426/waswas-hadapi-larangan-mudik-pengusaha-po-tahun-lalu-sudah-jual-bus-buat

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke