Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Turun 5,6 Persen Dibanding Tahun Lalu, Penerimaan Pajak Kuartal I Rp 228,1 Triliun

Hingga kuartal I 2021, penerimaan pajak baru mencapai Rp 228,1 triliun dari target Rp 1.229,6 triliun. Capaian baru sekitar 18,6 persen dari pagu anggaran.

"(Penerimaan pajak) turun 5,6 persen dibanding tahun lalu, tahun lalu sampai Maret 2020, Covid-19 belum seperti sekarang. Tapi karena ada beberapa faktor seperti transaksi yang tidak berulang dan adanya insentif pajak yang tadi telah diberikan kepada sektor usaha, maka pajak menurun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4/2021).

Wanita yang akrab disapa Ani ini menerangkan, seluruh penerimaan neto dari mayoritas jenis pajak masih terkontraksi, kecuali pajak orang pribadi.

Lebih rinci, PPh 21 mash -5,58 persen pada kuartal I 2021, akibat belum pulihnya serapan tenaga kerja. Secara bulanan, pertumbuhannya masih negatif 5,06 persen. Melihat Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia, levelnya masih di zona merah dengan kontraksi 5,69 persen.

PPh 22 impor juga terkontraksi -69,38 persen secara bulanan. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh pemberian insentif dari pemerintah kepada pelaku usaha.

"Sedangkan nanti kita harapkan dengan impor yang meningkat, ada kenaikan dari pajak (PPh 22 impor), meski pajak masih memiliki fungsi mendukung pemulihan ekonomi sehingga kita perlu hati-hati dalam melakukan pungutan," ucap Ani.

Penerimaan neto dari jenis pajak yang mengalami kenaikan tinggi adalah pajak orang pribadi. Hal ini dipengaruhi oleh keputusan pemerintah yang memperpanjang pelaporan SPT tahunan menjadi paling lambat bulan April pada tahun lalu.

Wajar saja, kala itu banyak perusahaan hingga kantor pajak yang tutup karena pandemi Covid-19 baru saja meluas di Tanah Air.

"Berbagai kantor langsung tutup sehingga tidak mungkin melakukan pelayanan, sehingga dateline ke bulan April. (PPh OP) seolah-olah melonjak 99,31 persen, tapi sebetulnya tidak menggambarkan apple to apple," ungkap dia.

Secara sektoral, penerimaan pajak di semua sektor menurun, kecuali sektor pertambangan dan informasi komunikasi. Perlambatan beberapa sektor ini disebabkan oleh semakin banyaknya dunia usaha yang memanfaatkan insentif fiskal serta peningkatan restitusi.


Sektor industri -7,22 (yoy), sektor perdagangan -5,51 persen (yoy), jasa keuangan -14,64 persen (yoy), konstruksi dan real estate -19,76 persen, transportasi dan pergudangan -6,94 persen, serta jasa perusahaan -12,70 persen.

Adapun pertambangan mengalami peningkatan 9,29 persen (yoy). Secara bulanan, perolehannya juga positif sebesar 20,81 persen (mtm).

"Kalau kita lihat di pertambangan positif karena penyerahan batubara terutang PPN sejak tahun 2020. Sementara Informasi dan komunikasi tumbuh 8,68 persen karena adanya penjualan menara telekomunikasi. Meski penerimaan pajak menurun, kegiatan ekonomi degupnya mulai tertangkap," pungkas Ani.

https://money.kompas.com/read/2021/04/22/170300326/turun-5-6-persen-dibanding-tahun-lalu-penerimaan-pajak-kuartal-i-rp-228-1

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

32 Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur, InJourney Batasi Aktivitas Wisatawan

32 Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur, InJourney Batasi Aktivitas Wisatawan

Whats New
Bea Cukai Kepri Gagalkan Penyelundupan Minuman Beralkohol Senilai  Rp 4,5 Miliar

Bea Cukai Kepri Gagalkan Penyelundupan Minuman Beralkohol Senilai Rp 4,5 Miliar

Whats New
Krisis Perbankan AS, JPMorgan Bakal Tutup 21 Kantor Cabang First Republic

Krisis Perbankan AS, JPMorgan Bakal Tutup 21 Kantor Cabang First Republic

Whats New
Kimia Farma Target Membalik Rugi Jadi Laba Rp 130 Miliar Tahun Ini

Kimia Farma Target Membalik Rugi Jadi Laba Rp 130 Miliar Tahun Ini

Whats New
Semakin Berkilau, Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 Per Gram

Semakin Berkilau, Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 Per Gram

Whats New
Harga Emas Dunia Naik, Didukung Jatuhnya Dollar AS

Harga Emas Dunia Naik, Didukung Jatuhnya Dollar AS

Whats New
Situs Pencarian Kerja ZipRecruiter PHK 20 Persen Karyawannya

Situs Pencarian Kerja ZipRecruiter PHK 20 Persen Karyawannya

Whats New
PT Amman Mineral Internasional Bersiap IPO, Bidik Dana Segar Rp 12,9 Triliun

PT Amman Mineral Internasional Bersiap IPO, Bidik Dana Segar Rp 12,9 Triliun

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Whats New
Dulu Jokowi Bilang Laut Masa Depan Bangsa, Kini Pasirnya Malah Diekspor

Dulu Jokowi Bilang Laut Masa Depan Bangsa, Kini Pasirnya Malah Diekspor

Whats New
Watsons Kasih Promo Diskon Hingga 60 Persen, Berlaku sampai 4 Juni 2023

Watsons Kasih Promo Diskon Hingga 60 Persen, Berlaku sampai 4 Juni 2023

Whats New
Siapkan Dokumen, Bapanas Minta Mendag Zulhas Segera Impor Bawang Putih

Siapkan Dokumen, Bapanas Minta Mendag Zulhas Segera Impor Bawang Putih

Whats New
Saham-saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan, Ada GoTo, Bukalapak, SIDO

Saham-saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan, Ada GoTo, Bukalapak, SIDO

Whats New
Ditopang Optimisme Plafon Utang AS, Nasdaq dan S&P 500 Ditutup Pada Level Tertinggi

Ditopang Optimisme Plafon Utang AS, Nasdaq dan S&P 500 Ditutup Pada Level Tertinggi

Whats New
Harga BBM Kompak Turun 1 Juni 2023, Lebih Murah SPBU Pertamina, Shell, Vivo, atau BP AKR?

Harga BBM Kompak Turun 1 Juni 2023, Lebih Murah SPBU Pertamina, Shell, Vivo, atau BP AKR?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+