Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] "Sportcaster", Hiburan Lain Menikmati Sepak Bola

KOMPASIANA---Ketika menonton suatu pertandingan olahraga, pasti ada seorang yang bertugas mengomentari jalannya pertandingan.

Komentator olahraga tersebut tak hanya memandu dan menginformasikan jalannya pertandingan, tapi juga sesekali melemparkan candaan terkait jalannya pertandingan.

Beberapa cabang olahraga, misalnya sepak bola bahkan tak jarang diisi oleh komentator olahraga yang cenderung "berisik".

Beda dengan komentator cabang olahraga bulu tangkis yang cenderung kalem.

Terkait komentator olahraga yang "berisik" baru-baru ini nama Valentino "Jebret" ramai dibicarakan di media sosial.

Banyak warganet yang menganggap komentarnya di beberapa pertandingan justru mengganggu alih-alih menghibur.

Berikut ini 3 konten menarik di Kompasiana terkait komentator olahraga.

1. Komentator Olahraga, Sepak Bola Tarkam, dan Piala Kemenpora 2021

Komentator olahraga ada di mana-mana. Tak terkecuali dalam pertandingan "tarkam" atau antar kampung.

Dalam pertandingan tarkam khususnya bola voli dan sepak bola, komentator pertandingan biasanya diperankan oleh seseorang yang tentu mengenal karakteristik orang-orang serta wilayah kampung tersebut.

Kompasianer Sugiyanto Hadi Prayitno menuliskan bahwa pada dua cabang olahraga itu kerap muncul para komentator amatir off air andal.

"Dengan bermodalkan speaker yang suaranya lantang-membahana maka penonton terkumpul, riuh-rendah penonton terjelma manakala dua musuh bebuyutan saling bertemu," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Komentator Olahraga Bukan Penghibur Penonton

Menonton sebuah pertandingan olahraga tanpa komentator terasa hambar.

Walau terkadang terkendala bahasa yang kurang bisa dimengerti ketika menonton pertandingan olahraga di channel luar negeri, namun kehadiran komentator olahraga merupakan sesuatu yang penting.

Kompasianer Gobin Gd menuliskan bahwa kalau di-mute-kan atau tanpa suara, kesan pertandingan begitu hambar. Tontonan pertandingan pun menjadi kurang menarik.

Menurutnya, dengan suara komentator olahraga para penonton tahu alur pertandingan, diingatkan/disadarkan dengan apa yang terjadi, dan juga disuapi dengan pelbagai informasi yang berhubungan dengan pertandigan.

"Makanya, komentator olahraga bukanlah suara tanpa makna. Bukan penghibur untuk para penonton. Hemat saya, sangat salah kalau komentator olahraga harus menghibur para penonton," ungkapnya. (Baca selengkapnya)

3. #GerakanMuteMassal dan Valentino Simanjuntak yang "Dijebret" Penonton Sepak Bola

Terkait komentator olahraga yang "berisik", Kompasianer M. Hafizhuddin mengungkapkan bahwa kekesalannya dengan gaya penyampaian Valentino Simanjuntak saat menjadi komentator sepak bola sudah membuncah sejak jauh-jauh hari.

Ia menuliskan puncak kekesalannya adalah pada saat Valent menjadi komentator bulutangkis di Asian Games 2018.

"Sebagai orang yang senang dimanja dengan suara Gillian Clark atau duet lokal Mbak Yuni Kartika dan Bung Broto Happy, kehadiran Valent saat itu merusak suasana," ungkapnya. (Baca selengkapnya)

***

Silakan baca konten-konten menarik lainnya lewat Topik Pilihan Kompasiana: Komentator Olahraga. (FRM)

https://money.kompas.com/read/2021/04/24/095740526/kurasi-kompasiana-sportcaster-hiburan-lain-menikmati-sepak-bola

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke