Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN FINANSIAL KOMPASIANA] THR untuk Beli Aset | Pahlawan Dapur Masa Kini | Saham "Ideal" untuk Dikoleksi

KOMPASIANA---Tunjangan hari raya (THR) selalu dinanti karyawan jelang Lebaran.

Bagaimana tidak, dengan adanya THR tersebut maka bisa digunakan untuk membeli kebutuhan ketika Lebaran hingga berbagi dengan saudara atau kerabat.

Akan tetapi tidak sedikit juga mereka menggunakan THR untuk membelanjakan keperluan lain seperti gadget baru maupun fesyen.

Biasanya, ketika sudah dibelanjakan baru tersadar: mengapa THR bisa dihabiskan begitu saja?

Oleh karena itu, diperlukan perencanaan keuangan yang baik agar THR yang Anda dapat tidak hanya sekadar mampir --untuk kemudian langsung pergi.

1. Ketika THR Digunakan untuk Membeli Aset Tanpa Pengeluaran dari Gaji

Ada yang patut kita syukuri ketika dalam kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian: masih bekerja dan mendapat THR.

Kompasianer Adolf Isaac Deda ingat, ketika Lebaran 2021 THR yang didapatkannya itu digunakan untuk membeli laptop.

"Kini di tahun 2021, sudah 9 tahun laptop tersebut masih jadi teman dalam bekerja dan aset yang menghasilkan pemasukan tambahan bagi saya," tulisnya.

Keputasan tersebut Kompasianer Adolf Isaac Deda lakukan semata-mata karena ingin tidak mengeluarkan sejumlah dana dari gaji bulanan. (Baca selengkapnya)

2. Pahlawan Dapur Masa Pandemi

Proses jual beli di pasar tradisional menjadi salah satu yang terdampak pandemi covid-19 walaupun kegiatan masyarakat sudah dilonggarkan dan pasar sudah mulai ramai.

Akan tetapi, tulis Kompasianer Danar Lukiat, masih banyak masyarakat yang menghindari kerumunan pasar dan memilih memanfaatkan penjual sayur keliling untuk memenuhi kebutuhan dapurnya.

Ya, tanpa kita sadari sebelum pandemi, penjual sayur ini memiliki peran yang begitu penting karena memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan tanpa harus pergi ke pasar.

"Bahkan para pelanggan bisa memesan bahan makanan untuk esok hari kepada penjual sayur keliling, karena biasaya para penjual sayur akan menerima pesanan," tulis Kompasianer Danar Lukiat. (Baca selengkapnya)

3. Berapa Jumlah Saham yang "Ideal" untuk Dikoleksi?

Untuk mengoleksi saham yang ideal itu, tulis Kompasianer Adica Wirawan, menentukan strategi manajemen portofolio yang nanti diterapkan.

Bahwa kita sangat tidak disarankan hanya berinvestasi di satu saham saja. Alasannya sederhana: hal itu terlalu berisiko.

Sebab, jika saham yang dipilih ternyata keliru, maka investor bakal menanggung kerugian yang besar.

Oleh karena itu, dalam investasi saham terdapat nasihat yang begitu populer: "Don't put your eggs in one basket."

"Artinya, jangan tempatkan semua dana kita di satu "keranjang" saja, terlalu berbahaya, apalagi kalau kemudian kita baru tahu bahwa "keranjang"-nya ternyata banyak lubangnya!" tulis Kompasianer Adica Wirawan. (Baca selengkapnya)

***

Ikuti konten-konten menarik lainnya lewat subkategoti Ekonomi di Kompasiana: Finansial.

https://money.kompas.com/read/2021/04/26/141400826/-tren-finansial-kompasiana-thr-untuk-beli-aset-pahlawan-dapur-masa-kini-saham

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke