JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Core Indonesia, Piter Abdullah Redjalam memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan pada kuartal I 2021 masih akan sangat rendah.
Pasalnya, banyak kebijakan yang sifatnya mendorong permintaan kredit baru digulirkan di akhir kuartal I, seperti DP 0 persen untuk kendaraan dan rumah, serta diskon PPnBM.
Artinya, kebijakan tersebut baru akan mampu mendorong kredit di kuartal II-2021.
"Memang di kuartal I (2021) kita perkirakan pertumbuhan kredit masih akan sangat rendah, tapi pada kuartal II mulai terasa dampak dari kebijakan yang diambil pemerintah dan otoritas," kata Piter dalam diskusi media secara daring, Selasa (27/4/2021).
Meski demikian, Piter mengaku penyaluran kredit di kuartal II 2021 pun belum sepenuhnya kembali normal.
Sebab, kondisi pada tahun 2021 belum sepenuhnya mampu mendorong kredit.
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tidak secepat yang dibayangkan, pun penanganan Covid-19 tidak seefektif yang diharapkan.
Belum lagi muncul gelombang ketiga di beberapa negara karena terjadi mutasi virus.
"Bahkan kemudian muncul di luar skenario, adanya virus baru, ini menghambat kembalinya confident (kepercayaan diri) masyarakat sehingga konsumsi masih tertahan," ungkap Piter.
Sepanjang tahun ini, dia meyakini pertumbuhan kredit ada di kisaran 7-9 persen.
Proyeksinya menurun jika dibandingkan proyeksi tahun lalu, di level 10-11 persen.
Pertumbuhan kredit bisa mencapai 7-9 persen pun ada syaratnya, yakni terjaganya arah perbaikan ekonomi yang saat ini mulai berlangsung, tidak ada gelombang kedua di Tanah Air, dan tidak ada interupsi dari proses perbaikan ekonomi.
"Sehingga kesimpulannya, pertumbuhan kredit di kuartal I masih negatif, kuartal II membaik, dan secara keseluruhan tahun ini kami perkirakan tidak melewati 10 persen, paling 7-9 persen," pungkas Piter.
https://money.kompas.com/read/2021/04/27/164708426/pertumbuhan-kredit-kuartal-i-2021-diproyeksi-negatif-kuartal-ii-ekspansif