Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini 3 Akar Persoalan yang Bikin Jiwasraya Gagal Bayar

Pertama, permasalahan fundamental yakni terkait masalah likuiditas dan solvabilitas yang sudah terjadi sejak lama.

"Masalah ini tidak pernah diselesaikan dengan solusi yang dapat memperbaiki fundamental perusahaan," ujarnya dalam acara IFG Progress Launching secara virtual, Rabu (28/4/2021).

Dalam menyelesaikan masalah sovabilitas secara sementara, Jiwasraya melakukan window dressing atau manipulasi laporan keuangan dengan kebijakan reasuransi dan revaluasi aset sejak 2008-2017.

Sementara untuk menyelesaikan masalah likuiditas, manajemen menerbitkan produk asuransi yang bersifat investasi dan bergaransi bunga tinggi yang sangat buruk untuk kondisi perusahan di masa yang akan datang.

Permasalahan kedua adalah reckless investment activities atau tata kelola perusahan yang lemah. Di mana tidak adanya portofolio guideline yang mengatur investasi maksimum pada aset yang berisiko tinggi.

"Sehingga dengan kondisi pasar saat ini, mayoritas aset asuransi perusahaan tidak dapat diperjualbelikan, atau hanya dapat dijual dengan nilai yang sangat rendah," kata pria yang akrab disapa Tiko.

Ketiga, adalah permasalahan tekanan likuiditas dari produk saving plan Jiwasraya yang menyebabkan naiknya pencairan dan penurunan penjualan. Sejak 2017 nilai klaim dan manfaat meningkat drastis.

Penurunan kepercayaan nasabah pada Jiwasraya menyebabkan klaim meningkat secara signifikan ke 51 persen dan terus naik hingga 85 persen. Hal tersebut menyebabkan tekanan likuiditas pada Jiwasraya.

"Tidak ada backup asset yang cukup untuk memenuhi kewajiban dengan rasio kecukupan investasi hanya 28 persen di 2020 dan menyebabkan gagal bayar pada pemegang polis saving plan," jelasnya.

Kinerja Jiwasraya yang memburuk tercermin dari kondisi keuangan di 2020 yang menunjukkan nilai liabilitas polis mencapai Rp 54,4 triliun dengan kecenderungan terus meningkat.

Sementara nilai aset Jiwasraya hanya Rp 15,7 triliun dan mayoritas tidak likuid serta berkualitas buruk.

"Selain itu risk based capital (RBC) pun sudah -1.0003,7 persen, padahal batas minimal yang ditetapkan OJK itu 120 persen," kata Tiko.

https://money.kompas.com/read/2021/04/28/162735826/ini-3-akar-persoalan-yang-bikin-jiwasraya-gagal-bayar

Terkini Lainnya

Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke