Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN EKONOMI KOMPASIANA] Tanaman Porang Makin Diminati | Fenomena Euforia Bitcoin Cs | Dilema Pemilik Indekos

KOMPASIANA---Kini tanaman porang makin jadi komuditas bagi petani Indonesia. Pasalnya harga jual relatif tinggi dibandingkan tanaman umbi-umbi lainnya.

Bahkan setiap kali panen ternyata keuntungan yang didapat dalam menanam porang bisa sampai ratusan juta.

Namun, ada juga yang ingin memulai menanam porang: meski mudah, tapi modal awal untuk membeli bibir porang kini cukup mahal.

Tantangan ke depannya, tanaman porang ini mesti dijaga bagaimana proses budidaya porang agar tidak membuat harganya mahal, tapi akan menurun ke depannya.

1. Porang, Tanaman Jutawan, dan Pertanaman Polikultur Manggarai

Saat ini, tulis Kompasianer Guido, hampir semua petani di Manggarai Barat, Flores berlomba-lomba menanam porang. Hal tersebut didorong oleh semangat survival akan harga umbi porang yang amat menggiurkan.

Sebagai contoh, misalnya seperti ada pada di Desa Pacar, Kecamatan Pacar sudah beberapa tahun terakhir ini para petani mulai fokus membudidayakan porang.

"Umbi porang miliknya itu akan diolah (baca: diiris-iris dan dikeringkan/dijemur) terlebih dulu, sebelum dijual kepada pembeli yang konon datang dari Pulau Jawa," tulis Kompasianer Guido, setelah berbincang dengan petani di sana.

Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, pengembangan usaha pertanian porang di Manggarai terkendala alat/mesin pengolahan.

Imbasnya, lanjut Kompasianer Guido, petani masih menjual produk pertaniannya dalam bentuk mentah. (Baca selengkapnya)

2. Kasus EDCCash, "Noktah Hitam" di Tengah Euforia Bitcoin Cs

Selain pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia juga sedang mengalami "demam kripto" dengan intensitas yang tinggi.

Disebut demikian, tulis Kompasianer Adica Wirawan, karena jumlah investor yang gemar bertransaksi kripto, seperti Bitcoin, Dogecoin, dan Binance terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

Maka tidak perlu heran ketika harga Bitcoin melesat, kemudian pasar kripto menjadi begitu "bergairah".

"Meski begitu, euforia masyarakat Indonesia yang sukar dibendung terhadap perdagangan kripto membuka celah bagi praktik investasi bodong," tulis Kompasianer Adica Wirawan. (Baca selengkapnya)

3. Dilema Pemilik Kos di Tengah Pandemi

Sebelum pandemi bisnis indekos ini bisa terbilang lancar-lancar saja, apalagi yang membuka di sekitar kampus. Setiap tahun ajaran baru akan selalu tinggi peminatnya.

Namun, kini telah berubah seperti pengusaha indekos yang diceritakan oleh Kompasianer Adolf Isaac Deda.

"Dari sebelas kamar yang dikelola, hanya tersisa 8 kamar yang ada penghuninya. Itu pun dari 8 kamar tersebut, hanya separo penyewa yang bayar," tulisnya.

Pandemi yang berkepanjangan ini berdampak pada pengelola indekos, biaya sewa jadi terlalu lama menunggak sehingga mengakibatkan kesulitan membayar. (Baca selengkapnya)

***

Silakan ikuti konten-konten menarik lainnya di Kompasiana lewat kategori Ekonomi.

https://money.kompas.com/read/2021/04/29/120044726/tren-ekonomi-kompasiana-tanaman-porang-makin-diminati-fenomena-euforia-bitcoin

Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke