Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi April Rendah, Lonjakan Barang Impor Dinilai Tak Berpengaruh Banyak

Inflasi pada April 2021 ini mengerek inflasi secara tahunan (year on year/yoy) 1,42 persen dan inflasi sepanjang tahun 2021 (year to date/ytd) sebesar 0,58 persen.

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan, tingkat inflasi pada bulan April 2021 masih rendah meskipun harga komoditas global melonjak.

Sebab tampaknya, inflasi pada barang-barang impor memiliki sensitivitas yang sangat rendah terhadap IHK utama. Sementara konsumsi masyarakat bergantung pada komoditas lokal.

"Konsumsi rumah tangga Indonesia sebagian besar bergantung pada komoditas yang dapat diproduksi secara lokal seperti cabai, bawang merah, ikan, ayam, minyak goreng," kata Satria dalam laporannya, Selasa (4/4/2021).

Tingkat inflasi yang rendah juga terlihat pada inflasi inti, yakni di kisaran 0,37 persen (mtm) dan 1,18 persen (yoy).

Kenaikan pada inflasi inti sebagian besar didorong oleh harga emas, karena masyarakat membeli perhiasan emas menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Jika tidak termasuk emas, inflasi inti bisa lebih rendah," sebut Satria.

Lebih lanjut dia menilai, inflasi pada April 2021 juga menunjukkan tidak ada sinyal masyarakat melakukan mudik besar-besaran selama pandemi Covid-19.

Sebab, inflasi transportasi terpantau turun dengan kontraksi -0,25 persen (mtm) dan 1,01 persen (yoy), meskipun ada penyesuaian harga bahan bakar non-subsidi oleh perusahaan minyak swasta seperti Shell dan Vivo di Jabodetabek.

"Jika demikian (ada mudik besar-besaran), permintaan seharusnya meningkat, dan menaikkan tarif transportasi," sebutnya. 



Sebagai informasi, ada beberapa komoditas penyumbang inflasi pada bulan April, mulai dari meningkatnya harga daging ayam ras hingga emas perhiasan jelang Idul Fitri.

Dari 90 kota IHK yang disurvei, 72 kota mengalami inflasi sementara 18 kota sisanya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu sebesar 1,31 persen, sementara yang terendah terjadi di Yogyakarta sebesar 0,01 persen.

Adapun kota dengan deflasi tertinggi adalah Jayapura sebesar -1,26 persen, dan terendah di Tanjung Pandan sebesar -0,02 persen. Komoditas yang dominan menyumbang deflasi di Jayapura adalah ikan ekor kuning, tomat, ikan cakalang, dan kangkung.

https://money.kompas.com/read/2021/05/04/121300226/inflasi-april-rendah-lonjakan-barang-impor-dinilai-tak-berpengaruh-banyak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke