Menurut Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, turunnya nilai transaksi tersebut terutama karena libur Lebaran atau Idul Fitri serta masih menunggunya pelaku pasar (wait and see) terhadap publikasi laporan keuangan emiten di bursa.
"Di bulan Mei sendiri, karena adanya libur Lebaran, jadi volume transaksi juga relatif lebih turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," ujarnya secara virtual, Kamis (6/5/2021).
Lebih lanjut kata dia, rerata nilai transaksi April berada pada Rp 9,42 triliun dan sudah turun menjadi Rp 9,14 triliun sejak awal bulan ini. Angka itu turun dari Januari-Maret sebesar Rp 15,69 triliun per hari.
Kendati demikian, dirinya optimis faktor makroekonomi yang positif bisa mendorong pergerakan IHSG. Misalnya angka pertumbuhan ekonomi dan data manufaktur PMI yang menunjukkan perbaikan, masih menjadi penunjang prospek ekonomi.
Selain itu ada juga potensi kenaikan harga komoditas dan sudah berjalannya vaksinasi Covid-19 di dalam negeri. Di sisi lain, lanjutnya, faktor kasus baru Covid-19 dalam negeri usai libur Lebaran berpotensi menjadi katalis negatif.
Namun, bila angka Covid-19 masih stabil dan tidak mengalami kenaikan karena adanya larangan mudik, maka faktor itu dapat beralih menjadi faktor positif bagi pergerakan pasar saham.
Untuk sektor pilihan bulan ini, Mirae Asset Sekuritas memilih sektor barang konsumsi primer seperti JPFA, MAIN, properti (BSDE, CTRA, PWON), bahan baku (ANTM, TINS), dan beberapa pilihan lain (AKRA, BBTN, SRTG, dan MPMX).
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
https://money.kompas.com/read/2021/05/06/150434426/ada-libur-lebaran-ihsg-diproyeksi-bergerak-terbatas-sepanjang-mei