Kondisi tersebut setidaknya terjadi di 3 titik Kepulauan Riau, yaitu di Kijang, Tanjung Pinang dan Tanjung Uban, yang dipantau oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Hermanta.
"Kami laporkan dengan adanya pengendalian transportasi selama Idul Fitri di 3 titik pemantauan di Kepulauan Riau (Kijang, Tanjung Pinang dan Tanjung Uban) terjadi penurunan pergerakan penumpang yang sangat singifikan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/5/2021).
Ia juga merinci, di Pelabuhan Tanjung Pinang aktivitas pergerakan penumpang anjlok di antaranya rute Tanjung Pinang - Puggur, Tanjung Pinang - Karimun dan Tanjung Pinang – Dabo.
Biasanya di rute tersebut pada hari normal jumlah penumpang rata-rata 6.500 orang per hari. Adapun pada masa larangan mudik Lebaran 2021, penumpang harian turun menjadi 230 orang.
"Untuk Pelabuhan Tanjung Uban hampir sama terjadi penurunan penumpang yang cukup dratis. Sebelum pembatasan transportasi, rata-rata per hari penumpang 400-an orang, dan setelah pembatasan rata-rata menajadi 40-an orang,” imbuhnya.
Sementara untuk speedboat rute Tanjung Uban - Pelabuhan Bulang Linggi biasanya pergerakan penumpang sekitar 300-an orang per hari, saat ini hanya tinggal 40-an orang.
“Begitu juga di Pepabuhan Kijing, untuk penumpang hanya dilayani oleh kapal perintis KM Sabuk Nusantara 80 dengan frekuensi 2 call/bulan dengan 1 kali call rata-rata 400 penumpang, pada tanggal 3 Mei penumpang yang berangkat hanya 200 orang," katanya.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa Pemerintah tetap menjamin kelancaran serta pasokan distribusi logistik khususnya ke daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dengan menggunakan kapal Tol Laut, program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Pelayanan logistik yang diangkut melalui kapal Tol Laut relatif stabil, hal ini kami lakukan karena Pemerintah tetap menjamin ketersedian pasokan logistik ke daerah,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Kasubdit Angla Khusus dan Usaha Jasa Terkait Direktorat Angkutan Laut, Bharto Ari Raharjo.
Dijelaskan bahwa terkait pasokan angkutan logistik dengan menggunakan kapal Tol Laut tetap beroperasi normal dan tetap membawa muatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Ini seperti angkutan tol laut dengan rute trayek T-3 dengan rute Tanjung Priok - Kijing - Terempa - Pulau Laut - Selat Lampa - Subi - Serasan - Medai - Tanjung Priok yang dilayani oleh PT. Pelni (Persero).
"Untuk Tol Laut Trayek T-3 yang menggunakan KM Logistik Nusantara 4 ini masih berjalan seperti biasa karena untuk mendistribusikan barang dari Kepulauan Riau ke wilayah perbatasan seperti di Natuna,” tandasnya.
“Sedangkan untuk jumlah angutannya kita ambil contoh di Pelabuhan Kijing, untuk kargo sebelum Pandemi berjumlah 2.800-an Teus dalam sebulan. Setelah masa Pandemi hingga sekarang jumlah cargo 2.300-an Teus, angka ini masih cenderung stabil," sambungnya.
https://money.kompas.com/read/2021/05/11/184120626/penumpang-kapal-turun-drastis-bagaimana-nasib-tol-laut-jokowi