Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soto Bu Hadi dan Tiga Inovasi di Bulan Mei

LEBARAN 2021 jatuh di bulan Mei. Tradisi panjang dan entah siapa yang memulai, menjelang Lebaran ada empat produk yang menjadi maharaja tidak tergantikan hingga saat ini.

Keempat produk tersebut adalah sirup ABC keluaran ABC Heinz Indonesia, sirup Marjan cocopandan produksi Lasallefood Indonesia, biskuit Khong Guan Assorted 1600 gram dari Khong Guan Biscuit Factory Indonesia dan biskuit Monde Butter Cookies karya Nissin Biscuits Indonesia.

Lantaran sudah menjadi bagian dari tradisi Lebaran, pada era media sosial saat ini, dari keempat produk tersebut - terutama biskuit Khong Guan - dibikin berbagai meme yang menjadikan perayaan Lebaran bertambah semarak.

Sirup dan biskuit keluaran empat perusahaan tersebut untuk konteks Indonesia sudah berumur panjang. Mereka menemani kemeriahan Lebaran lintas generasi.

Generasi milenial dan paska-milenial (generasi alfa) yang menjadi mayoritas penghuni republik, tetap tidak meninggalkan keempat produk tersebut. Penjualan keempat produk tersebut melejit tinggi menjelang Lebaran.

Mengapa keempat produk tersebut sukses melintasi zaman? Inovasi. Ya, inovasi yang menjadi roh empat produk tersebut.

Inovasi incremental

Empat produk tersebut menggunakan strategi inovasi tahap pertama yang disebut incremental. Inovasi incremental - selaras dengan namanya - hanya menambahkan sedikit saja pada produk atau kemasannya. Konten (isi) dari produk bersangkutan nyaris sama.

Konteksnya lebih disesuaikan dengan zaman. Sebagai misal sirup ABC. Hari ini dibanding dengan empat puluh tahun lalu cita rasanya sama persis. Hanya berbeda kemasan dan branding-nya. Branding lebih segar, muda dan kekinian.

Pun sama persis dengan Khong Guan. Kotak persegi empat warna merah dengan gambar seorang ibu dengan dua anaknya sedang menikmati kue dan minum teh, sudah ada sejak lima puluh satu tahun lalu ketika produk itu pertama meluncur di pasar.

Hari ini terjadi inovasi incremental pada produk tersebut. Warna kotak persegi panjang menjadi lebih kuat. Tulisan berbentuk timbul. Alhasil bekas kaleng Khong Guan tetap artistik ditaruh di ruang tamu rumah dengan isi rengginan. Atau mendampingi gerobak penjual ketoprak yang berisi kerupuk.

Inovasi incremental tidak hanya digunakan pada produk “sederhana.” Produk teknologi tinggi acap kali menggunakan inovasi incremental.

Contohnya adalah Toyota Kijang. Pertama kali meluncur tahun 1977, publik menamakan Kijang Buaya karena bentuknya semakin ke depan semakin mengecil.

Tahun 1981, Kijang melakukan inovasi dengan menambah fitur dan sedikit mengubah desain. Bentuknya lucu dan nyungkring. Alhasil kijang ini dinamakan Kijang Doyok, sebagai representasi dari pelawak Doyok yang orangnya nyungkring dan lucu.

Hari ini Toyota Kijang bernama Innova Reborn.

Memang jika dibandingkan dengan awal mula meluncur ke pasar, bentuk dan teknologi antara Kijang Buaya dan Innova Reborn berbeda jauh.

Namun bentuk dan teknologi Innova Reborn berasal dari satu penambahan ke penambahan lain. Terbentang waktu empat puluh tahun inovasi incremental dijalankan Toyota Kijang untuk mencapai bentuk dan teknologi seperti sekarang.

Inovasi radikal

Strategi inovasi tahap kedua disebut dengan inovasi radikal. Jika inovasi incremental lebih pada penambahan fitur atau desain, maka inovasi radikal total mengubah bentuk.

Tahun 60-an hingga 70-an dunia diguncang oleh kehadiran dua kelompok musik kondang, The Beatles dan Rolling Stones. Rekaman lagu mereka dalam bentuk piringan hitam menghiasi kamar anak-anak muda seluruh dunia.

Pada era lain, masih dari Inggris, dua grup musik yang digawangi anak-anak muda jenius menggebrak dengan jenis musik baru. Gitar meraung-raung, drum digebuk sekuat-kuatnya, bas dibetot berdendam-dendam dan lengkingan vokal membahana.

Led Zeppelin dan Deep Purple merupakan cikal bakal pengusung musik rock (heavy metal) yang lagu-lagunya digemari kaum muda seluruh dunia.

Jika pada awal mula rekaman The Beatles dan Rolling Stones dikemas dalam bentuk piringan hitam, mulai era Led Zeppelin dan Deep Purple, berubah bentuk menjadi kaset. Sampai pertengahan tahun 80-an, kaset menjadi maha raja, menggusur piringan hitam.

Hingga akhirnya dari daratan Amerika, lahir dua kelompok musik yang lebih pekak dalam menggeber musik. Mereka adalah Gun’s and Roses dan Metallica. Dua grup musik yang tak tertandingi dalam penjualan album rekaman.

Rekaman mereka dalam format compact disc (CD). Jika piringan hitam digusur oleh kaset, maka kaset dipinggirkan oleh CD. Terjadi inovasi yang mengubah bentuk. Itulah yang disebut inovasi radikal.

Puncak kesuksesan penjualan CD terjadi hingga tahun 2000-an. Sang maha inovator, Steve Jobs mengeluarkan produk IPod pada 2001.

Produk yang bisa digenggam tangan ini mampu menyimpan memori lima gigabita atau setara seribu lagu. IPod ini awal mula yang mendisrupsi kejayaan CD. Sebelum akhirnya hari ini penikmat musik beralih ke streaming. Spotify dan Youtube menjadi rajanya.

Inovasi disrupsi

Kehadiran IPod dan kemudian lahir Spotify dan Youtube yang semuanya berbasis streaming mengubah total industri rekaman. Inilah yang disebut sebagai strategi inovasi tingkat ketiga, inovasi disrupsi.

Inti dari inovasi disrupsi adalah mengubah industri atau pasar. Dengan munculnya produk-produk hasil dari inovasi disrupsi, menjadikan produk lama tidak relevan.

Piringan hitam, kaset dan CD hari ini tak lebih sebagai produk koleksi saja. Penikmat musik beralih kepada layanan streaming yang tidak terbatas jumlah lagunya. Pun bisa diunduh secara cuma-cuma.

Soto Bu Hadi

Lantaran ada larangan mudik selama Lebaran 2021, istri saya kangen dengan kuliner dari kampungnya, Solo. Dia pesan soto daging sapi Bu Hadi.

Oleh Bu Hadi, agar soto bisa dikonsumsi pelanggan luar kota (dalam kasus saya, Tangerang), soto beserta perangkat pendukungnya (tempe goring, telur kecap, koyor dan sosis solo) dikemas dengan cara frozen pack.

Bu Hadi melakukan inovasi incremental dalam tindakan ini. Agar soto bisa sampai Tangerang hari itu juga, Bu Hadi kerjasama dengan pengelola jasa titip (inovasi radikal).

Sementara istri saya memesan soto Bu Hadi melalui apps (inovasi disrupsi). Alhasil walaupun kami tidak pulang kampung, kami tetap bisa menyantap legenda soto dari Solo, soto Bu Hadi.

Bulan Mei 2021 ini memang muncul penggabungan tiga inovasi sekaligus: incremental, radikal dan disrupsi. Soto Bu Hadi adalah studi kasusnya.

https://money.kompas.com/read/2021/05/12/063000026/soto-bu-hadi-dan-tiga-inovasi-di-bulan-mei

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke