Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penutupan Outlet Tanpa PHK, BNI: Karyawan Bakal Dipindahkan atau Dialihfungsikan

Manajemen belum lama ini mengungkap, ada 96 kantor cabang yang dilakukan penyesuaian. Hal ini dilakukan dengan menutup atau merelokasi outlet/kantor cabang, termasuk mengkonversi layanan konvensional menjadi syariah seperti yang terjadi di Aceh.

Corporate Secretary BNI, Mucharom mengatakan, penutupan outlet merupakan hal yang biasa bagi perbankan. Kendati demikian, dia memastikan tidak ada PHK karyawan, apalagi secara besar-besaran.

"Sebenarnya itu business as usual. Penutupan tersebut ada yang karena konversi ke syariah, karena alasan bisnis, atau lokasi berdekatan sehingga bisa dicover dengan outlet lain. Terkait dengan karyawan, kami pastikan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja, ya," kata Mucharom kepada Kompas.com, Rabu (12/5/2021).

Karena tidak ada PHK, maka karyawan yang terdampak penutupan outlet akan dipindahtugaskan ke outlet lain. Karyawan tersebut pun akan dialihfungsikan sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan perseroan.

"Bagi karyawan yang kebetulan outletnya ditutup, akan dipindahtugaskan ke outlet terdekat atau dialihfungsikan (switching). Kalau penutupan administrasi karena implementasi Qanun, maka pada dasarnya orangnya tidak kemana-mana. Jadi clear, sama sekali tidak ada PHK," ungkap Mucharom.

Lebih lanjut Mucharom menyebut, layanan digital perseroan sudah semakin solid. Artinya, penutupan outlet tidak akan mengurangi layanan BNI bagi nasabah eksisting maupun masyarakat secara umum. Tercatat jumlah outlet BNI per Maret 2021 mencapai 2.233 outlet.

Kebutuhan nasabah perseroan juga tetap dapat dilayani dengan aplikasi BNI Direct (BNI Internet Banking), BNI Mobile Banking, mesin BNI Sonic, ATM maupun CRM BNI.

"Adapun optimalisasi jaringan kantor dan shifting layanan ke digital dapat menciptakan efisiensi dari sisi biaya," pungkas dia.

Sebelumnya, rencana penutupan outlet diungkapkan oleh Direktur Layanan dan Jaringan BNI, Ronny Venir. Ronny menjelaskan, penutupan outlet dilakukan karena transaksi perbankan sudah berubah/shifting ke layanan digital.

Perubahan pola transaksi masyarakat terlihat dari makin sedikitnya nasabah yang mengunjungi kantor cabang. Dia mengklaim, hampir 80 persen dari volume transaksi nasabah BNI dilakukan secara digital melalui infrastruktur yang disiapkan perseroan.


Penurunan transaksi di teller outlet semakin menurun. Jika dahulu teller biasa melayani 150-200 transaksi, kini hanya tersisa 40 persen dari jumlah transaksi tersebut.

Begitu pula pelayanan nasabah melalui customer service. Saat ini, nasabah lebih suka menggunakan BNI SONIC (Self Service Opening Account) untuk melakukan berbagai transaksi, termasuk pembukaan rekening.

"(Transaksi perbankan) sudah bisa dilakukan/di-serve (dilayani) dengan jaringan digital, kita tahun ini akan menutup sekitar 96 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Ronny dalam konferensi pers, Kamis (6/5/2021).

Sebagai informasi, pada layanan BNI Mobile Banking, hingga kuartal I - 2021, jumlah pengguna BNI Mobile Banking mencapai 8,56 juta atau tumbuh 58,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Adapun nilai transaksi mencapai Rp 138 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 33,2 persen dibandingkan Maret 2020 yang sebesar Rp 103 triliun.

Jumlah transaksi yang dilakukan melalui BNI Mobile Banking mencapai 95 juta pada kuartal I-2021 atau meningkat 50,4 persen dibanding kuartal I-2020 yang mencapai 63 juta transaksi.

https://money.kompas.com/read/2021/05/12/200900526/penutupan-outlet-tanpa-phk-bni--karyawan-bakal-dipindahkan-atau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke