Sebanyak 194 saham menguat, 200 melemah, dan 169 di posisi stagnan. Perolehan nilai transaksi sementara pada perdagangan Bursa pagi ini, sebesar Rp 2,11 triliun dari 3,22 miliar lembar saham yang diperjualbelikan.
Sebelumnya, para analis memperkirakan IHSG sepanjang Kamis bakal kembali terkoreksi. Menurut CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, pergerakan IHSG saat ini, investor tengah menantikan laporan neraca perdagangan dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Hal ini tentunya akan turut memberikan sentimen bagi pergerakan IHSG sehingga momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek dengan kategori trading harian," ujarnya.
Sedangkan Artha Sekuritas Dennies Christoper menjelaskan, pergerakan masih dibayangi kekhawatiran akan semakin tingginya kasus Covid-19 di beberapa negara di Asia termasuk di Indonesia. Investor akan mencermati pernyataan The Fed terkait kebijakan ekonomi ke depan.
Secara teknikal, tekanan jual masih sangat tinggi sehingga diperkirakan masih akan bearish dalam jangka menengah.
Sementara itu, posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot berada di teritori negatif. Mengutip dari Bloomberg, kurs rupiah melemah di level Rp 14.370 per dollar AS atau turun 80 poin (0,56 persen). Sebelumnya, posisi kurs rupiah ditutup pada Rp 14.290 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
https://money.kompas.com/read/2021/05/20/101041626/ihsg-menguat-jelang-rilis-data-neraca-perdagangan-rupiah-masih-lesu