Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Digugat Keluarga Korban Sriwijaya SJ 182, Ini Sejarah Buruk Autothrottle Boeing 737

Sebanyak 16 keluarga korban telah resmi mendaftarkan gugatan melalui Herrmann Law Group, firma hukum asal Amerika Serikat (AS). Jumlah itu pun diyakini akan bertambah kedepannya.

Gugatan tersebut menuduh Boeing gagal memperingatkan maskapai penerbangan dan pengguna lainnya tentang cacat pada throttle otomatis (autothrottle) dan bahayanya memarkir pesawat selama beberapa bulan.

Seperti diketahui, penerbangan Sriwijaya Air Flight SJ 182 yang jatuh di Laut Jawa menggunakan pesawat Boeing 737-500. Pesawat tersebut telah diparkir selama sembilan bulan selama pandemi.

Pengacara Utama Kasus Herrmann Law Group Mark Lindquist mengatakan, sebagai produsen pesawat, Boeing punya kewajiban berkelanjutan untuk memperingatkan dan menginstruksikan maskapai penerbangan tentang bahaya yang diketahui atau perlu diketahui terkait pesawat tersebut.

Terlebih pada 2020, Federal Aviation Administration (FAA) memperingatkan maskapai penerbangan dan produsen bahwa memarkir pesawat selama lebih dari tujuh hari dapat mengakibatkan korosi dan masalah lainnya yang berkaitan.

"Ini adalah masalah keamanan bagi seluruh dunia," kata Lindquist dalam konferensi pers di Hotel Fairmont, Kamis (20/5/2021).

Keyakinan terkait kesalahan yang dilakukan Boeing, menurut Lindquist, diperkuat dengan adanya temuan baru FAA baru-baru ini. Regulator penerbangan AS itu menerbitkan Airworthiness Notification untuk pesawat Boeing 737-300, 400, dan 500.

Pemberitahuan tersebut dikeluarkan berdasarkan informasi yang dipelajari dalam penyelidikan kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182. Pada pemberitahuan diyatakan ada kondisi tidak aman di pesawat.

FAA menemukan bahwa kegagalan kabel syncho flap mungkin tidak terdeteksi oleh komputer auto-throttle. Kecacatan ini dapat mengakibatkan hilangnya kendali atas pesawat.

"Ada lebih dari 1.000 pesawat Boeing 737 terbang di seluruh dunia dan FAA mengakui ada kondisi yang tidak aman terkait dengan komputer autothrottle tersebut,” ujar Lindquist.

Sebagai informasi, throttle adalah tuas untuk mengatur tenaga yang dikeluarkan mesin di pesawat, tempatnya berada di tengah kokpit antara kursi pilot dan kopilot.

Jika pesawat dalam posisi menggunakan mode autothrottle, artinya besaran tenaga yang dikeluarkan mesin diatur oleh komputer di pesawat.

Maka saat autothrottle dipasang, komputer pesawat akan mengatur besaran keluaran daya mesin yang dibutuhkan. Pada pesawat Boeing, tuas throttle akan bergerak sendiri maju-mundur menyesuaikan komputer.

Dalam catatan Herrmann Law Group ada beberapa sejarah buruk terkait autothrottle pada pesawat Boeing 737.

Pada tahun 2000, FAA menyadari adanya kecacatan dan memerintahkan operator pesawat 737 untuk mengganti komputer autothrottle setelah adanya laporan daya dorong yang tidak seimbang.

Lalu enam tahun kemudian, dalam dua penerbangan terpisah, autothrottle pada pesawat 737 secara misterius alami kegagalan, saat pesawat mendekati bandara untuk mendarat. Dalam kedua kasus tersebut, pilot dapat memulihkan keadaan dan terhindar dari kecelakaan.

Namun pada tahun 2009, sebuah Boeing 737-800 milik Turkish Airlines jatuh saat mendekati Bandara Amsterdam ketika throttle otomatis tidak berfungsi. Insiden itu membuat sembilan penumpang tewas.

Pada kasus Boeing lainnya, sebuah pesawat Boeing 777 miliki Asiana Airlines jatuh saat mendekati Bandara Internasional San Francisco ketika throttle otomatis gagal mempertahankan kecepatan. Tiga penumpang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam kecelakaan yang terjadi di 6 Juli 2013 tersebut.

Dewan Transportasi dan Keselamatan Nasional di AS dalam penyelidikannya menemukan bahwa Boeing gagal memberikan peringatan dan instruksi yang jelas mengenai throttle otomatis.

Temuan KNKT pada Sriwijaya Air SJ 182

Adapun Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia (KNKT) sempat mengungkapkan, bahwa pada hari-hari menjelang penerbangan fatal Sriwijaya Air SJ 182, pilot melaporkan adanya masalah dengan throttle otomatis.

Investigasi awal oleh KNKT menunjukkan adanya dorongan asimetris dari mesin sebelum SJ 182 menukik fatal. Secara spesifik, throttle kiri berkurang sementara throttle kanan tidak.

Laporan awal KNKT menunjukkan bahwa gaya dorong asimetris membuat pesawat terguling dan menukik. Pesawat menukik lebih dari 3.000 meter dalam waktu kurang dari satu menit.

Di sisi lain, FAA memang menyatakan masih kecil kemungkinan kecelakaan itu terjadi karena akibat langsung dari kegagalan kabel syncho flap terhadap autothrottle. Sehingga masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan penyebab kecelakaan.

Saat ini baik perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) telah didapatkan dan sedang dianalisis oleh KNKT untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.

Kendati demikian, Lindquist meyakini, seiring dengan berjalannya proses penyelidikan kedepannya, akan ada cukup bukti yang semakin memperkuat kesalahan Boeing.

"Ini penyelidikan pada tahap awal, tapi kami memiliki bukti cukup bahwa Boeing bersalah. Setelah penyelidikan berjalan kami akan mendapatkan bukti lainnya. Itu belum final, yang pastinya kami akan memonitor hasil KNKT, kami juga melakukan penyelidikan sendiri," jelas Lindquist.

https://money.kompas.com/read/2021/05/21/101900426/digugat-keluarga-korban-sriwijaya-sj-182-ini-sejarah-buruk-autothrottle-boeing

Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke