Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ATM Link, Mimpi Rini Soemarno Gratiskan Transaksi Antar-Bank BUMN

JAKARTA, KOMPAS.com - ATM Link tengah jadi perbincangan publik Tanah Air. Empat bank BUMN yang terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN sepakat mengenakan tarif pada penggunaan anjungan tunai tersebut per 1 Juni 2021.

Padahal sebelumnya, penggunaan ATM Link atau ATM Himbara yang berciri khas warna merah itu gratis untuk pengguna kartu debit semua bank BUMN.

Lebih lanjut, biaya untuk transaksi cek saldo semula tidak dipungut biaya. Dengan kebijakan baru ini, nantinya cek saldo akan dikenakan biaya Rp 2.500 per transaksi.

Keempat bank pelat merah tersebut mematok biaya yang sama untuk transaksi tarik tunai yakni sebesar Rp 5.000 di mesin ATM Himbara yang berbeda dan ATM Link, dari semula Rp 0 atau gratis.

Ditilik dari awal riwayatnya, ATM Link lahir dari program sinergi antar-perusahaan negara yang digagas Menteri BUMN 2014-2019 Rini Soemarno pada tahun 2015, termasuk menyasar perusahaan negara sektor perbankan. 

ATM Link adalah mesin tarik tunai gabungan dari empat bank BUMN. ATM ini lahir sebagai produk konsolidasi operasional antar-bank Himbara, yang merupakan akronim dari Himpunan Bank-bank Milik Negara.

Sebagaimana diketahui, konsolidasi ATM Himbara ini sudah cukup lama direncanakan Rini Soemarno dan menjadi bagian penting dalam roadmap Kementerian BUMN RI tahun 2015-2019.

Efisiensi bank BUMN

Pengelolaan ATM secara bersama dalam satu atap, ATM Link, pada satu perusahaan switching oleh BUMN perbankan ini memberikan banyak manfaat, antara lain penghematan biaya operasional bagi pihak perbankan dan penghematan biaya transaksi bagi masyarakat pengguna ATM.

Diklaim Kementerian BUMN saat itu, konsolidasi ATM Himbara ini akan menghemat biaya pengelolaan ATM hingga Rp 6,8 triliun per tahun.

Sedangkan bagi masyarakat pengguna ATM, konsolidasi ini akan memangkas biaya transaksi ATM sekitar Rp 7,3 triliun per tahun.

Kementerian BUMN berharap, dengan keberadaan dan semangat ATM Link, empat bank BUMN tak perlu mengeluarkan biaya besar untuk investasi membeli ATM baru.

Dengan pola integrasi ATM, masing-masing bank bisa menggunakan dana belanja yang sebelumnya diperuntukan untuk penambahan dan peremajaan ATM, untuk dialihkan untuk keperluan lain.

"Tanpa harus beli ATM, bank-bank BUMN bisa bertambah seiring integrasi ini. Seperti BTN yang saat ini jumlah ATM-nya tidak banyak, akan menjadi bertambah setelah integrasi," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo kala itu dikutip dari Kontan.

Di era Rini Soemarno pula, persebaran ATM Link cukup agresif. Selain mesin ATM baru, ribuan mesin anjungan tunai yang sebelumnya hanya diperuntukan untuk nasabah masing-masing BUMN, mulai digantikan dengan mesin ATM Link yang bisa dipakai gratis untuk semua pengguna kartu debit bank BUMN.

Bahkan, beberapa unit ATM di kantor-kantor cabang Bank BUMN, sebagian digantikan fungsinya menjadi ATM Link.

Pengelolaan ATM secara bersama pada satu perusahaan switching oleh BUMN perbankan tersebut akan memberikan banyak manfaat, meliputi penghematan biaya operasional bagi pihak perbankan dan penghematan biaya transaksi bagi masyarakat pengguna ATM.

Selain itu, sinergi ini dapat meningkatkan efisiensi, terutama dari sisi investasi dan operasional, sehingga dapat membantu bank-bak BUMN dalam mengembangkan bisnisnya.

Manfaat bagi nasabah Bank BUMN juga sangat besar. Ini karena jumlah lokasi ATM yang bisa dipakai semakin bertambah banyak.

Sebagai contoh, seorang nasabah Bank Mandiri bisa menggunakan jaringan ATM Link milik BRI yang banyak tersebar di pelosok daerah pedesaan.

Begitu pun sebaliknya, nasabah BRI bisa menggunakan jaringan ATM Bank Mandiri yang seringkali menumpuk di satu kawasan perkotaan. Hal yang sama berlaku bagi bank BNI dan BTN.

Sebagai informasi, pada tahun 2015 atau awal kemunculan ATM Link, jumlah seluruh mesin ATM bank BUMN mencapai 55.804 unit yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Total mesin anjungan tunai milik bank milik pemerintah itu menguasai 60 persen dari total ATM Perbankan secara nasional.

Bahkan tak cuma gratis untuk cek saldo dan tarik tunai untuk sesama bank BUMN, Rini Soemarno berencana merealisasikan transfer antar-bank bisa dilakukan tanpa biaya setelah ATM milik bank BUMN terhubung dalam ATM Link.

Tak hanya menghilangkan biaya tarik tunai dan cek saldo antar bank negara, dengan keberadaan ATM Link, Rini Soemarno saat itu bahkan meminta biaya transaksi antar-bank BUMN melalui ATM Link bisa menjadi Rp 0. 

"Perlu dipikirkan bagaimana biaya transaksi via ATM antar-bank Himbara bisa menjadi Rp 0. Ini sekaligus bisa menarik lebih banyak nasabah untuk bergabung," ujar Rini Soemarno

Demi kenyamanan

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aestika Oryza Gunarto mengatakan, keputusan tersebut merupakan keputusan bersama dari 4 bank pelat merah, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.

“Dalam rangka mendukung kenyamanan nasabah bertransaksi maka setiap transaksi cek saldo dan tarik tunai kartu BRI di ATM bank Himbara atau ATM dengan tampilan ATM Link maka diberlakukan perubahan biaya transaksi ATM Link,” jelas Aestika dalam keterangan tertulis.

Untuk menghindari pengenaan biaya transaksi, Aestika menyebutkan, nasabah BRI dapat melakukan transaksi melalui 16.558 mesin ATM BRI dan 5.707 mesin CRM BRI yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain itu, untuk transaksi yang lebih mudah dan aman BRI menghimbau nasabah untuk dapat bertransaksi secara cashless dan melakukan berbagai macam transaksi perbankan secara digital.

“Selain dapat menggunakan Internet Banking BRI, salah satu layanan digital banking BRI yang dapat digunakan adalah aplikasi BRImo,” ucap Aestika.

Diklaim masih lebih murah

Terpisah, Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Mucharom mengatakan, tarif yang dipatok oleh 4 bank pelat merah masih lebih murah dibanding menggunakan mesin selain ATM Link.

“Penyesuaian biaya tersebut tentunya masih lebih rendah jika dibandingkan biaya transaksi selain melalui ATM Link,” ujar Mucharom.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, ATM Bersama dan ATM Prima mengenakan tarif sebesar Rp 4.000 untuk transaksi cek saldo dan Rp Rp 8.000 untuk tarik tunai.

Mucharom menyebutkan, penyesuaian biaya transaksi melalui ATM Link dilakukan untuk meningkatkan layanan perbankan Himbara.

“Selain itu, Himbara juga mendukung program Gerakan Nasional Non Tunai dimana penyesuaian biaya transaksi tersebut untuk mengurangi ketergantungan masyarakat atas penggunaan uang tunai,” tutur dia.

Oleh karenanya, Mucharom mendorong nasabah BNI untuk memaksimalkan layanan elektronik atau digital perbankan untuk melakukan berbagai transaksi.

“Nasabah BNI juga tetap dapat memanfaatkan layanan E-Channel BNI seperti BNI Mobile Banking, BNI Internet Banking, BNI SMS Banking, dan ATM BNI. Tidak ada perubahan biaya untuk E-Channel BNI,” ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2021/05/23/130654326/atm-link-mimpi-rini-soemarno-gratiskan-transaksi-antar-bank-bumn

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke