Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

MenkopUKM Lepas Ekspor Briket Tempurung Kelapa Ke Timur Tengah

MAKASAR, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania dari Makassar, Sulawesi Selatan sebanyak tiga kontainer melalui CV Coconut Internasional Indonesia senilai 35.000 dollar AS atau Rp 497 juta (Kurs Rp 14.200) per kontainer.

"Ekspor briket ini harus didukung dari sisi pembiayaan dan pendampingan agar volumenya terus meningkat," kata Teten melalui siaran pers Senin, (31/5/2021).

Teten mengatakan, ekspor briket merupakan salah satu potensi ekspor UMKM karena pasarnya ada di seluruh dunia.

Ia menjelaskan, briket sangat potensial jika tiap daerah bisa fokus pada produk-produk unggulan UMKM yang hendak dikembangkan.

"Jika tiap daerah bisa melakukan identifikasi produk unggulan dan secara serius melakukan pendampingan bagi tiap UMKM, ekspor akan meningkat," ungkap Teten.

Sementara itu, pemilik CV Coconut Internasional Indonesia, Asriani mengatakan, permintaan ekspor briket ke Timur Tengah mencapai 10-20 kontainer per bulan.

Akan tetapi, perusahaan hanya bisa memenuhi 3-5 kontainer per bulan karena terkendala modal kerja.

"Kami sebenarnya bisa meningkatkan produksi 5 kali lipat, kapasitas mesin bisa memproduksi hingga 2 kontainer per hari. Akan tetapi, kami belum bisa mewujudkannya karena modal usaha terbatas," kata Asriani.

Asriani mengatakan, perusahaan mendapatkan bahan baku briket tempurung kelapa dari 15 kelompok tani.

Tiap kelompok tani beranggotakan 15 orang petani.

Teten mengungkkapkan, untuk mendorong ekspor UMKM sinergi semua pihak diperlukan mulai dari perbankan melalui Himbara, Pemda, BUMN, dan pemerintah pusat.

Saat ini, ekspor UMKM masih 14 persen dari volume ekspor nasional dan ditargetkan mencapai 17 persen pada 2024.

Guna meningkatkan ekspor, Teten terus berupaya mempersiapkan ekosistem yang mendukung UMKM go global.

Mulai dari pembinaan UMKM lewat pendampingan model inkubasi, pendampingan secara profesional dari produksi, kurasi sampai dapat sertifikasi yang dibutuhkan di negara tujuan ekspor.

Teten juga mendorong perbankan menyalurkan pembiayaan bagi UMKM dengan porsi yang lebih besar.

Saat ini, penyaluran kredit dari perbankan kepada UMKM baru mencapai 19,8 persen.

Jumlah ini masih sangat rendah dari porsi kredit ideal 30 persen kepada UMKM.

Teten mengharapkan perbankan dapat mengubah pendekatan penyaluran kredit dari pendekatan aset ke cashflow.

"Bank harus berubah, untuk menyalurkan kredit jangan lagi hanya mengutamakan pendekatan aset lihat juga track record cashflow. Buat apa aset banyak kalau cashflow rendah," ungkap Teten.

https://money.kompas.com/read/2021/05/31/195513626/menkopukm-lepas-ekspor-briket-tempurung-kelapa-ke-timur-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke