Dengan begitu, tingkat inflasi sepanjang tahun 2021 sebesar 0,90 persen (year to date/ytd) dan tingkat inflasi tahunan mencapai 1,68 persen (year on year/yoy).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, dari 90 kota IHK yang dipantau BPS, terdapat 78 kota IHK mengalami inflasi, dan 12 kota IHK mengalami deflasi.
Kota IHK dengan inflasi tertinggi adalah Manokwari sebesar 1,83 persen dan yang terendah di Tembilahan sebesar 0,01 persen.
Sementara kota dengan tingkat deflasi tertinggi adalah Timika sebesar 0,83 persen. Sedangkan kota dengan deflasi terendah adalah Palembang sebesar 0,02 persen.
"Inflasi bulan Mei sebesar 0,32 persen, terutama disumbang oleh komoditas terkait bahan makanan dan kebutuhan saat puasa dan hari raya," kata Setianto dalam konferensi virtual, Rabu (2/6/2021).
Dia menjelaskan, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Namun, kelompok dengan sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi pada kelompok ini mencapai 0,38 persen dengan andil terhadap inflasi 0,10 persen.
Kelompok kedua penyumbang inflasi adalah transportasi. Tercatat, inflasi pada kelompok ini sebesar 0,71 persen dengan andil 0,08 persen. Sektor transportasi dengan andil terbesar adalah jasa angkutan penumpang dengan andil 0,07 persen.
Kemudian, emas perhiasan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberi andil 0,02 persen dengan inflasi sebesar 1 persen. Secara keseluruhan, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 0,59 persen dengan andil 0,04 persen.
Dengan demikian, penyumbang inflasi dengan andil 0,04 persen adalah jeruk, daging sapi, minyak goreng, emas perhiasan, dan tarif angkutan antar kota. Komoditas lain dengan andil 0,01 persen sepertu nasi dengan lauk, tarik parkir, ayam hidup, tarif kereta api, dan kentang.
Inflasi inti merangkak naik
BPS juga mencatat inflasi inti pada bulan Mei 2021 mencapai 0,24 persen dengan andil 0,16 persen. Inflasi disumbang oleh ikan segar berupa ikan cakalang dan tuna ekor kuning sebesar 0,04 persen.
Inflasi inti juga disumbang oleh kenaikan harga emas perhiasan yang memiliki andil 0,02 persen dan lauk pauk 0,01 persen.
Inflasi inti sebesar 0,24 persen pada bulan Mei 2021 tercatat mulai mengalami kenaikan jika dibanding bulan April 2021 yang sebesar 0,14 persen.
"Inflasi inti bulan Mei 2021 juga melampaui inflasi inti 2020. Secara tahunan (yoy), inflasi inti bulan Mei ini sebesar 1,37 persen. Ini lebih tinggi dibanding bulan april sebesar 1,18 persen (yoy)," beber Setianto.
Adapun inflasi untuk harga yang diatur pemerintah (administered prices) dengan andil 0,04 persen adalah tarif angkutan udara.
Sementara, komponen dengan andil 0,02 persen adalah tarif angkutan antar kota, dan komponen dengan andil 0,01 persen adalah tarif parkir dan tiket kereta api.
Selanjutnya, kelompok komoditas harga bergejolak (volatile food) yang menyumbang inflasi adalah daging ayam ras dengan andil 0,04 persen, ikan segar dengan andil 0,04 persen, serta jeruk, minyak goreng, dan daging sapi masing-masing 0,02 persen.
"Jadi bahan makanan inflasinya 0,46 persen dan andil 0,09 persen. bahan makanan adalah daging ayam ras, ikan segar daging sapi dan lain-lain," pungkas Setianto.
https://money.kompas.com/read/2021/06/02/121123326/terdorong-puasa-dan-lebaran-inflasi-bulan-mei-melonjak-jadi-032-persen