Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bangun Sinergisitas dengan Dunia Usaha, Polteknaker Adakan Rakor

Kompas.com - Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) sebagai penyelenggara pendidikan vokasional harus mampu memberikan kontribusi melalui lulusan kompeten, kritis dan solutif untuk menghadapi tantangan maupun peluang yang ada.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Politeknik Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Jejaring Politeknik Ketenagakerjaan di Surabaya, Jawa Timur, dari 31 Mei hingga 2 Juni 2021.

Rakor diadakan dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, berkualitas dan solutif.

Tidak hanya itu, rakor tersebut diharapkan pula akan menghasilkan banyak perubahan dalam pengembangan kurikulum dan silabus di Polteknaker. Dengan demikian dapat sinergis dengan dunia usaha dan dunia industri (Dudi).

“Kegiatan rakor yang mengangkat tema Membangun Sinergisitas Dunia Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Industri, Usaha dan Dunia Kerja ini sangat penting dalam rangka membuka akses jejaring dengan dunia industri khususnya di Jawa Timur,” kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Politeknik Ketenagakerjaan Elviandi Rusdi dalam rakor tersebut, Rabu (2/6/2021).

Elviandi mengatakan, saat ini pendidikan tinggi vokasi memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang memiliki keterampilan profesional baik hard skill maupun soft skill.

Untuk itu, kata dia, Polteknaker sebagai pelaksana pendidikan vokasional harus mampu memberi kontribusi melalui lulusan yang berkompeten, kritis dan solutif.

Pasalnya lulusan yang memiliki ketiga hal tersebut bisa menghadapi tantangan maupun peluang, sehingga bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

Oleh karenanya, lanjut Elviandi, Polteknaker diharapkan harus dapat meningkatkan jejaring kerja sama dengan industri yang relevan dengan tiga program studinya.

“Membangun jejaring antara perguruan tinggi dan dunia industri dibutuhkan untuk mendekatkan SDM-nya yang dihasilkan agar relevan dengan kebutuhan industrinya” papar Elviandi.

Bukan hanya itu, dia mengatakan, perguruan tinggi harus memiliki jurusan studi yang relevan dengan dunia kerja, baik dari unsur dosen, kurikulum, laboratorium dan semua peralatannya.

Sebab, sekarang dunia bergerak cepat. Perkembangan teknologi menghadirkan berbagai jenis pekerjaan baru. Kurikulum yang diajarkan di kampus harus sesuai dengan perubahan jaman dan kebutuhan industri.

Oleh karena itu, Elviandi mengatakan, Polteknaker harus terus melakukan upaya agar ada link and match dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

Saat ini, angka perbandingan miss match terbilang tinggi. Selain itu, Polteknaker harus melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah under qualification yakni, lulusan perguruan tinggi masih berada di bawah standar kompetensi.

“Kami juga mengharapkan seluruh stakeholders yang hadir pada acara Rakor Jejaring ini agar dapat bersinergis dengan Polteknaker dalam upaya mewujudkan SDM Unggul Polteknaker yang siap bersaing dalam kompetisi global,” kata dia.

Lebih lanjut, ia menyataan, Polteknaker telah mempunyai keunggulan karena standar pembelajaran telah sesuai dengan Standar Nasional (SN) Dikti dan kurikulumnya sudah sesuai Standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (SKKNI).

MoU Polteknaker dengan GNIK dan Konfederasi Serikat Pekerja BUMN

Untuk diketahui, pada kesempatan tersebut diadakan pula penandatanganan kerja sama atau MoU antara Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) dengan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) dan Konfederasi Serikat Pekerja BUMN.

Plt Direktur Politeknik Ketenagakerjaan Elviandi Rusdi dan Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja BUMN Wilayah Nasional Achmad Yunus menjadi perwakilan dalam penandatanganan nota kesepahaman atau MoU itu.

Diharapkan kerja sama tersebut akan membawa dampak positif terhadap upaya Polteknaker dalam membangun jejaring dan berkolaborasi dengan dunia usaha dunia industri (Dudi).

Kemitraan Polteknaker dengan Dudi harus terus ditingkatkan sebagai implementasi dari paradigma pendidikan yang bergerak dari supply-driven ke demand-driven.

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia Jawa Timur (Kadin) Nurul Indah Susanti mengatakan, kerja sama antara dunia usaha dengan Polteknaker dapat memperkuat pembelajaran kurikulum dan pengembangan sarana atau infrasturuktur pada program pendidikan vokasi

“Bagi dunia usaha dan dunia industri memperoleh SDM yang memiliki kompetensi dan siap kerja, sehingga mampu memberikan kontribusi pada pengembangan perusahaan atau industri,” kata Nurul yang juga sebagai Direktur Kadin Institute Jawa Timur ini.

Selain itu, kata dia, kerja sama tesebut bisa memungkinkan inovasi yang lebih maju dengan menitikberatkan pada output dan outcome yang diharapkan dari suatu lembaga pendidikan.

Alhasil, Nurul mengatakan, kerja sama itu bisa mempertajam iklim kompetisi di sektor kerja sama, sehingga menghasilkan efisiensi dan mendorong inovasi yang lebih luas dalam penyelenggaraan layanan pendidikan.

Ia pun berharap sinegisitas Polteknaker dengan Dudi dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan para pengajar di lembaga pendidikan vokasi tersebut.

Dengan begitu, mereka dapat terus beradaptasi dengan kebutuhan industri atau menciptakan peluang dunia usaha dan dunia industri.

“Tujuan program kerja sama dengan industri ini, tidak hanya kerja sama sinegisitas saja, tapi dapat mencakup tujuan sosial dan ekonomi,” kata Nurul yang juga hadir dalam rakor tersebut.

https://money.kompas.com/read/2021/06/02/224816726/bangun-sinergisitas-dengan-dunia-usaha-polteknaker-adakan-rakor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke