Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menhub: Penerapan Teknologi Pada Transportasi Tekan Kemacetan dan Emisi

Hal itu diungkapkannya dalam webinar Universitas Gajah Mada (UGM) bertajuk Penggunaan Teknologi Transportasi guna Menunjang Pembangunan Berkelanjutan pada Masa Pandemi yang Cepat, Optimal, dan Efektif, Sabtu (5/6/2021).

Ia menjelaskan, pada hakekatnya transportasi berbasis teknologi didedikasikan untuk mempermudah mobilitas masyarakat dalam beraktivitas, pemerataan distribusi barang dan jasa, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

"Dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan infrastruktur transportasi memegang prinsip berkelanjutan, yang salah satunya dilakukan melalui penggunaan teknologi," ujar Budi Karya seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya.

Dia mengungkapkan, dalam membangun transportasi terkini, Kemenhub akan mengacu pada Sustainable Development Goal (SDG) 2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024. Di mana arah kebijakan terkait mobilitas kedepannya dirancang dengan konsep smart city, green city, dan sustainable city.

Adapun transportasi yang berkelanjutan, kata Budi Karya, mencakup aspek keselamatan, tarif terjangkau, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, tertib, dan rendah polusi.

"Penerapan teknologi dalam transportasi akan meningkatkan keselamatan, mobilitas, mengurangi biaya dan mengurangi kerusakan lingkungan, yang dapat mendukung terwujudnya transportasi berkelanjutan tersebut,” jelas dia.

Menurut Budi Karya, penerapan teknologi di sektor transportasi dapat dilakukan, diantaranya melalui kendaraan otomatis, internet of things, machine learning, dan big data.

Contoh penerapan teknologi di transportasi Indonesia yakni pengembangan Green Port di Terminal Teluk Lamong, Surabaya. Itu adalah Green Port pertama di Indonesia dan akan menyusul diaplikasikan pada Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Selain itu, penerapan teknologi di infrastruktur terpadu dan terintegrasi seperti Transit Oriented Development (TOD) di Poris Plawad, Tangerang, serta aksesibilitas pariwisata di 5 Bali baru.

Pengembangan sarana transportasi berbasis listrik juga menjadi inovasi yang dikembangkan, seperti KRL (Kereta Listrik) dan Mobil Listrik. Kemenhub sendiri sudah menggunakan kendaraan dinas listrik untuk operasional.

Berdasarkan laporan Mc Kinsey Global Institute, lanjutnya, kendaraan otonom dapat mengurangi emisi karbon dan kemacetan, mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 15 persen, dan mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya hingga 40% persen karena pengurangan kesalahan manusia.

https://money.kompas.com/read/2021/06/05/195000126/menhub--penerapan-teknologi-pada-transportasi-tekan-kemacetan-dan-emisi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke