Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Beberapa Negara yang Jadi Surga bagi Bitcoin dkk

Meski demikian, beberapa negara memutuskan untuk melarang perdagangan hingga penambangan mata uang kripto.

Salah satu negara yang memutuskan untuk melarang transaksi perdagangan aset kripto adalah China. Padahal, sebagian besar proses penambangan bitcoin dilakukan di China.

Di Indonesia sendiri, beberapa waktu yang lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi peringatan terkait risiko transaksi aset kripto.

Namun demikian, di sisi lain, ada beberapa negara di dunia yang justru menjadi surga bagi transaksi mata uang digital tersebut.

Dalam laporan World Economic Forum (WEF) yang dilakukan bersama Statista dijelaskan, Nigeria merupakan salah satu negara dengan pengguna mata uang kripto terbesar. Hasil survei menunjukkan, nyaris sepertiga warga negara Nigeria memiliki aset kripto.

Untuk diketahui, survei tersebut ditujukan kepada 1.000 hingga 4.000 responden di setiap negara.

Setidaknya terdapat 74 negara yang menjadi lokasi survei tersebut.

Hasil survei tersebut menunjukkan, sebanyak 32 persen atau hampir sepertiga dari responden di Nigeria mengatakan, mereka memiliki aset kripto. Sebab, di negara tersebut aset kripto seperti bitcoin digunakan untuk mengirimkan ang lintas batas atau remitansi. Pasalnya, ongkos untuk mengirim uang lintas batas secara konvensional cenderung mahal.

Hasil survei juga menunjukkan warga negra Nigeria kerap menggunakan ponsel mereka untuk mengirim uang antara satu sama lain untuk bertransaksi di toko.

Bahkan, pelaku usaha di negara tersebut telah menambahkan aset kripto sebagai salah satu pilihan pembayaran.

Dua negara yang menempati posisi sebagai negara dengan pengguna mata uang kripto terbesar berikutnya yakni Vietnam dan Filpina.

Lagi-lagi, remitansi menjadi salah satu alasan utama meluasnya penggunaan mata uang kripto di kedua negara tersebut.

Bahkan, Bank Sentral Filipina diberitakan telah memberikan izin kepada beberapa perusahaan perdagangan aset kripto untuk beroperasi sebagai perusahaan transfer dan remitansi di negara tersebut.

Pemerintah setempat pun turut serta untuk terlibat langsung dalam mata uang kripto. Di Filipina, pemerintah telah menyiapkan aplikasi blockchain bond.ph bekerja sama dengan Unionbank untuk distribusi obligasi pemerintah.

Unionbank pun telah memasang ATM Bitcoin di salah satu kawasan di Metro Manila.
Selain pengguna di Afrika dan Asia Tenggara, satu lagi wilayah dengan pengguna mata uang kripto terbanyak berada adalah Amerika Latin.

Peru memimpin posisi negara dengan pengguna mata uang kripto terbesar di kawasan tersebut dengan persentase 16 persen dari responden.

Sementara Brasil, Kolombia, Argentina, Meksiko, dan Chili berada di peringkat berikutnya dengan tingkat adaptasi sebesar dua digit. Swiss adalah negara dengan tingkat adopsi tertinggi di Eropa bersama dengan Yunani (masing-masing 11 persen). Secara umum, negara-negara Eropa dan Anglo memiliki tingkat adopsi yang sangat rendah.

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan beberapa negara dengan tingkat adaptasi mata uang kripto terendah, yakni Jepang (4 persen), yang berada di posisi yang sama dengan Denmark.

Adapun berikut daftar sebaran penggunaan mata uang kripto di berdasarkan hasil survei Statista:

https://money.kompas.com/read/2021/06/07/070600826/ini-beberapa-negara-yang-jadi-surga-bagi-bitcoin-dkk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke