Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teliti Sebelum Beli, Ini Cara Bedakan Ayam Kampung Asli dan Ayam Joper

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan tren gaya hidup sehat yang semakin meningkat, terutama di masyarakat perkotaan, membuat konsumsi daging ayam kampung terus mengalami peningkatan.

Mudah ditemui restoran yang menjual menu ayam kampung. Begitupun di pasar tradisional hingga ritel modern, daging ayam begitu mudah ditemui.

Namun di sisi lain, banyak beredar daging ayam persilangan seperti jenis ayam jowo super atau ayam joper yang dicatut sebagai ayam kampung asli.

Praktisi peternakan yang juga puluhan tahun menggeluti budidaya ayam kampung, Febroni Purba, menjelaskan bagi masyarakat awam memang sulit membedakan ayam kampung asli dengan ayam hasil persilangan.

Dari sisi fisik ayam yang belum dipotong alias livebird, ayam lokal kampung asli cenderung memiliki warna dominan hitam. Meski terkadang banyak ayam kampung yang juga memiliki corak warna bulu lainnya seperti putih hingga abu-abu.

"Kita dapat membedakan ayam lokal dengan ayam persilangan secara sederhana dari aspek fisik. Ayam lokal cenderung memiliki bulu warna hitam. Apalagi sejak ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) diperkenalkan tahun 2014, sekarang sudah cukup maju bahkan skala industri yang mendominasi warna bulu hitam," jelas Febroni kepada Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Sementara ayam persilangan seperti joper cenderung memiliki warna merah, baik dominan maupun sebagian bulunya. Ini karena indukan ayam joper berasal dari ayam layer petelur yang warnanya merah.

Ayam merah petelur yang banyak dibudidayakan di Indonesia berasal dari indukan ayam dalam bentuk GPS dan GPPS yang banyak diimpor dari Eropa.

"Sedangkan ayam persilangan seperti joper warna bulunya cenderung warna merah bata," jelas Febroni.

Sementara jika ayam sudah dipotong atau sudah dalam bentuk karkas daging, ayam persilangan dagingnya lebih kenyal dari ayam kampung asli.

"Secara fisik, ada perbedaan dari karkas ayam lokal dibandingkan ayam joper. Karkas ayam lokal lebih empuk ketimbang ayam joper. Karkas ayam joper lebih cenderung kenyal mirip daging ayam broiler," ujar Febroni.

"Kalau dari aspek rasa dan aroma, hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan atau sama antara ayam lokal dengan ayam joper," kata dia lagi.

Meski hasil persilangan, ayam joper memang lebih sehat dibandingkan ayam broiler karena kandungan kolesterol lebih rendah dengan sedikit lemak. Selain itu, rasa dan teksturnya hampir mendekati ayam kampung asli.

Hal inilah yang membuat ayam persilangan harganya lebih mahal ketimbang daging ayam ras broiler, namun masih lebih murah dibandingkan daging ayam kampung asli.

Faktor perbedaan harga ini dipengaruhi oleh pertumbuhan. Ayam persilangan seperti joper relatif memiliki pertumbuhan lebih cepat ketimbang ayam kampung asli. Yang berarti biaya produksinya lebih murah.

"Harga pasaran di tingkat peternak yang berlokasi di Jabodetabek harga ayam kampung lokal hidup sekitar Rp 35.000-Rp 40.000/ekor/kg. Sedangkan ayam joper kisaran Rp 28.000-Rp 30.000/ekor/kg. Perbedaan harganya selisih Rp 7.000-Rp 10.000/ekor/kg," terang Febroni.

Ayam joper sendiri merupakan persilangan dengan indukan dari ayam layer petelur atau dikenal dengan ayam merah. Ayam betina ini kemudian dikawinkan dengan ayam kampung jantan, biasanya ayam bangkok, untuk menghasilkan bibit ayam joper.

Tujuan kawin silang ini untuk mendapatkan ayam yang bisa tumbuh dengan cepat, namun bisa menghasilkan tekstur daging layaknya ayam kampung. Itu sebabnya, di kalangan peternak maupun pedagang ayam, ayam joper sering disebut sebagai ayam kampung super. 

Selain ayam joper, jenis ayam lainnya yang sering dicatut sebagai ayam kampung asli adalah ayam pejantan pejantan dan ayam petelur yang masuk masa afkir.

Ayam layer afkir ini seringkali disebut sebagai ayam merah. Ini karena ayam petelur umumnya memiliki bulu warna merah kecoklatan.

sebenarnya sah-sah saja pedagang maupun menjual ayam joper maupun jenis ayam persilangan lainnya.

Namun, banyak pedagang ayam persilangan tidak jujur dengan mencatut karkas yang dijualnya sebagai ayam kampung kepada pembeli.

"Pemerintah perlu melakukan pengawasan dan kontrol secara berkala terhadap pelaku usaha yang melanggar peraturan," ungkap dia.

Dalam regulasi perlindungan konsumen, penjual harus memberitahu konsumen terkait produk yang dijualnya sesuai dengan Pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.

Mengenal ayam joper

Dikutip dari Beternakayam.id, ayam joper adalah jenis unggas yang tengah jadi tren di kalangan peternak di Tanah Air. Salah satu keuntungan memeliharanya unggas jenis ini yaitu masa panen yang terbilang cepat.

Ayam joper sendiri, sering disebut ayam super, merupakan akronim dari Jowo Super. Jowo merujuk pada salah satu jenis ayam kampung lokal di Indonesia (ayam Jawa). Sementara super berarti memiliki keunggulan, terutama dari pertumbuhan dagingnya.

Ayam joper adalah hasil persilangan antara petelur (layer) sebagai indukan atau babon dengan bangkok yang dijadikan sebagai pejantan.

Dengan persilangan itu, joper otomatis mewarisi keunggulan genetik dari petelur yang pertumbuhan dagingnya bisa cepat, sekaligus mewarisi sifat dari bangkok yang tekstur dagingnya serupa dengan ayam kampung asli (AKA).

Dengan keunggulan itu, unggas ini dibudidayakan dengan tujuan membantu peternak agar bisa menghasilkan daging dengan rasa ayam kampung namun bisa lebih singkat dipanen.

Sebagaimana diketahui, untuk AKA, masa panen hingga menghasilkan berat di atas 1 kg terbilang cukup lama, meski sudah diberikan pakan voer broiler.

AKA yang dipelihara secara intensif saja, baru bisa dipanen setidaknya di usia 4-5 bulan. Bandingkan dengan ayam joper yang masa panennya bisa lebih cepat, yakni antara 2-3 bulan saja.

Lazimnya, saat dipanen di usia 60 hari atau 2 bulan, berat ayam joper idealnya 0,8 sampai 1 kg. Jika dipanen hingga 70-90 hari, beratnya sudah mencapai 1,5 kg.

Keunggulan lainnya, dengan statusnya sebagai ayam persilangan, indukan dari leyer bisa menghasilkan telur lebih banyak untuk ditetaskan menjadi joper.

Sehingga ketika dikawinkan dengan bangkok, maka peternak yang melakukan pembibitan joper, bisa memperoleh jumlah anakan DOC yang lebih banyak untuk dijual atau dibesarkan.

Ayam joper sendiri mulai marak dibudidayakan sejak tahun 1990-an. Ini makin masif diternakkan setelah adanya serangan wabah flu burung di Indonesia yang menyebabkan banyak populasi AKA mati sejak tahun 2003.

Sehingga ayam joper dengan cepat menggantikan keberadaan daging AKA yang suplainya berkurang karena meluasnya flu burung.

https://money.kompas.com/read/2021/06/07/114217126/teliti-sebelum-beli-ini-cara-bedakan-ayam-kampung-asli-dan-ayam-joper

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke