Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN TEKNOLOGI KOMPASIANA] Kebocoran Data Pribadi Bukan Hoaks | Air Koryo, Maskapai Korut yang Dilabeli Terburuk di Dunia

KOMPASIANA---Seperti media sosial lainnya, WhatsApp memiliki potensi untuk diretas, dan tidak mungkin dapat disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab.

Untuk mencegah pengambilan alih akun WhatsApp beserta data-data pribadi kita pada WhatsApp, sebenarnya aplikasi ini telah menyediakan fitur untuk keamanan.

Pengguna dapat mengaktifkan verifikasi dua langkah dan memasukkan email untuk verifikasi.

Selanjutnya adalah menjaga kerahasiaan kode One Time Password (OTP). Ini merupakan kode yang terdiri dari 6 digit angka, yang akan dikirim oleh provider suatu layanan kepada pemilik akun, termasuk WhatsApp.

Kode ini sangat penting dijaga kerahasiaannya. Sebab penipuan dengan berbagai macam kedok untuk mendapatkan kode ini juga kian marak.

Selain pentingnya mermbuat dan menjaga keamanan akun serta data WhatsApp, ada juga pembahasan mengenai efektivitas pemilihan sampah di Indonesia serta tentang Air Koryo, maskapai Korea Utara yang dilabeli terburuk di dunia.

Berikut konten-konten menarik dan populer kanal Teknologi di Kompasiana:

1. Kebocoran Data Pribadi Itu Bukan Hoaks, tapi Nyata bagi Saya

Kebocoran data itu nyata adanya. Begitu pengalaman yang dialami Kompasianer Ina Tanaya.

Berdasarkan ceritanya, WhatsApp miliknya sudah berganti kepemilikan. Padahal, dia sudah menggunakan sejumlah fitur keamanan yang disediakan WhatsApp. Akan tetapi, rupanya fitur tersebut masih saja dapat diretas.

"Bukan sekadar pengambilan akun WhatsApp, ternyata hampir tiap hari saya menerima tawaran jualan baik melalui SMS maupun akun WhatsApp," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Efektifkah Pemilahan Sampah di Indonesia?

Kompasianer Helen Adelina berpendapat ada beberapa persoalan sampah yang dijumpai di Indonesia.

Pertama, menurutnya, kapasitas pengelolaan sampah masih relatif rendah.

Pengelolaan sampah yang baik dan benar hanya berkisar 32%. Sebagian besar operasional tempat pemrosesan akhir (TPA) masih berupa pembuangan terbuka. Pada tahun 2018, TPA terbuka di seluruh Indonesia mencapai 55,56%.

Kemudian dari sisi alokasi lahan TPA. Kapasitas TPA yang terbatas, dikatakan dia, tidak sebanding dengan jumlah sampah terus meningkat. Hanya sebagian kecil sampah yang dapat direduksi.

"Pembangunan TPA baru juga mengalami kesulitan karena adanya penolakan dari masyarakat sekitar. Otonomi daerah juga menyulitkan pencarian lahan di luar wilayah administrasinya," tulisya. (Baca selengkapnya)

3. Air Koryo, Maskapai Korut yang Dilabeli Terburuk di Dunia

Dalam peta pariwisata global destinasi wisata di Korea Utara tidak banyak dikenal. Salah satu penyebabnya tentu saja karena Korea Utara seakan mengisolasi diri dari dunia luar.

Akses ke ibu kota Pyongyang pun sangat terbatas. Ini turut membatasi penerbangan internasional ke kota ini.

Penerbangan satu-satunya dan menjadi 'flag carrier' Korea Utara, yakni Air Koryo, yang melayani rute-rute terbatas hanyalah armada kecil dibandingkan 'nama besar' negara itu.

Air Koryo hanya memiliki 14 pesawat buatan Ukraina dan Russia. Di antaranya, Antonov AN-148 dan Antonov AN-24 buatan Ukraina, serta jenis pesawat Ilyusin II-62, Tupolev TU-204-300 dan TU-134B-3s buatan Russia.

"Deretan pesawat di atas jelas sudah memasuki usia lanjut. Tupolev TU-134B bahkan sudah sekitar 37 tahun," tulis Kompasianer Tonny Syiariel. (Baca selengkapnya) (IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/06/10/140500126/-tren-teknologi-kompasiana-kebocoran-data-pribadi-bukan-hoaks-air-koryo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke