Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wawancara Imajiner Erick Thohir dengan Peter Drucker

PENERBANGAN panjang nan melelahkan dari Jakarta menuju California Amerika menjadi tak relevan ketika Erick Thohir tiba di rumah pencipta manajemen modern, Peter Drucker.

Udara hangat khas California dan sambutan penuh persahabatan dari Drucker membuat suasana pertemuan penuh warna.

Dari ruang tamu rumah Drucker terlihat kolam renang yang lama tidak dipakai karena peghuninya pasangan suami-istri yang sudah berumur lebih sembilan puluh tahun.

Di usia yang sangat lanjut, pemikiran Drucker tetap bernas. Duduk berhadapan, Peter Drucker dan Erick Thohir.

“Kursi yang Anda duduki itu pernah diduduki Jack Welch ketika pertama kali ia diangkat menjadi CEO General Electric, tahun 1981,” kata Drucker mengawali pembicaraan. Sejarah kemudian mencatat, Jack Welch ditabalkan sebagai CEO abad 20 oleh majalah Fortune.

“Saya sudah membaca semua tentang diri Anda. Pengusaha kaliber internasional. Menjadi wajar apabila Anda diberi amanat mengelola salah satu konglomerasi besar di kolong langit, BUMN Indonesia. Saya sendiri malah belum pernah mengelola perusahaan. Saya adalah manager yang buruk,” selera humor Drucker ternyata tinggi.

“Terimakasih atas apresiasinya, Pak Drucker. Pada awal mula memimpin BUMN memang semua sesuai jalur. BUMN bertumbuh dan memberi kontribusi signifikan pada negara dan masyarakat. Namun pandemi yang menerjang Indonesia mulai Maret 2020 memporak-porandakan seluruh pranata. Bagaimana cara terbaik mengelola BUMN dalam kondisi seperti saat ini ketika pandemi sendiri tiada tahu kapan berakhir?” Erick Thohir mulai mewawancarai sekaligus meminta konsultasi.

“Selama saya berkecimpung di dunia manajemen sejak tahun 40-an, memang kejadian pandemi ini belum pernah saya alami. Namun saya akan kembali pada akar manajemen yang tidak lekang diterjang zaman. Pendapat saya ini tidak sekedar untuk Anda, tetapi juga buat pemimpin korporasi di mana pun,” Drucker meraih cangkir teh hangat dan meneguk dua kali.

“Manajemen itu tentang manusia. Sedangkan ujian terakhir manajemen adalah kinerja. Alhasil manajemen adalah cara mengelola manusia untuk mencapai kinerja optimal. Dalam disrupsi saat ini, manajer diwajibkan melihat tugasnya dan bertanya: Apa yang harus saya lakukan agar siap menghadapi disrupsi dan meraih peluang dari segala sesuatu yang berhubungan dengan pandemi?”

Komposisi Komisaris dan Direksi

“Ada empat hal yang harus dilakukan, Mas Erick. Pertama, inilah waktunya untuk memastikan bahwa organisasi Anda ramping dan dapat bergerak dengan cepat. Saya lihat di BUMN mayoritas memiliki jumlah komisaris dan direksi yang gemuk. Mulai dulu perampingan organisasi dari komisaris dan direksi.”

Sebelum Drucker melanjutkan perkataan, dipotong oleh Erick.

“Saya bisa memahami alasan ini. Hanya saja, terutama di kursi komisaris saya kesulitan untuk memangkas karena ada banyak faktor di dalamnya.”

“BUMN di mana pun juga hampir mirip, tidak hanya terjadi di Indonesia. Ada tiga dimensi BUMN yaitu sebagai organisasi ekonomi, organisasi manusia, dan organisasi sosial. Sosial ini lekat dengan politik. Dalam kondisi normal, tugas pemimpin puncak adalah menyeimbangkan tiga dimensi ini. Hanya saja kondisi sekarang sama sekali tidak normal. Pemimpin puncak harus fokus. Fokus pertama adalah organisasi ekonomi. Efisiensi menjadi mantranya. Mengurangi jumlah komisaris dan direksi tidak hanya terhubung dengan organisasi ekonomi. Sekaligus juga bersinggungan erat dengan organisasi manusia. Kelincahan adalah hukumnya.”

“Setuju saya Pak Drucker. Segera nanti saya benahi komposisi komisaris dan direksi,” gantian Erick meraih cangkir teh, sekaligus mengudap makanan yang disajikan Doris, istri Drucker.

“Tiga yang lain apa Pak Drucker?”

Manajemen waktu

“Kedua, manajer diharuskan untuk bekerja dengan sumber daya yang termahal, yaitu waktu. Semua berkejaran dengan waktu. Seperti saya katakan, fokus dan prioritas merupakan pilihan utama. Oleh karena ini manajer harus menyusun sasaran bagi pertumbuhan organisasi. Kerjakan yang penting dan mendesak. Saya suka terminologi yang dikampanyekan oleh pemikir bisnis garda depan, Ram Charan. Tugas pemimpin itu membuat keputusan. Eksekusi. Keputusan adalah komitmen untuk bertindak. Sesuatu terjadi dengan benar jika ada keputusan di sana. Ketika berkejaran dengan waktu seperti sekarang ini, saya usulkan para pemimpin puncak BUMN cepat dan tepat untuk membuat keputusan. Silakan baca buku saya elemen-elemen dalam pengambilan keputusan dalam kondisi genting.”

“Baik Pak Drucker, segera saya dan seluruh pemimpin puncak BUMN membaca buku Anda menyoal elemen-elemen dalam pengambilan keputusan,” Erick mencatat usulan dari Drucker.

“Saya lanjutkan yang ketiga, Mas Erick. SDM menjadi paling krusial dalam kondisi disrupsi karena pandemi ini. Saya lihat Anda sering mengganti jajaran direksi BUMN. Pakai saja rumus lama yang saya formulasikan puluhan tahun lampau. Memilih pemimpin, pertama itu dilihat pada apa yang telah calon lakukan beserta kekuatannya. Kedua, saya akan melihat pada korporasi dan bertanya ‘Apa tantangan besar yang dihadapi korporasi terdekat?’ Saya akan memadukan antara kekuatan calon dan kebutuhan korporasi. Ketika, integritas. Bagi saya integritas pemimpin itu sederhana. Apakah Anda nyaman jika anak Anda bekerja di bawah kepemimpinannya? Jika ya, maka pemimpin bersangkutan memiliki integritas tinggi.”

Keterampilan inovasi

Drucker sejenak menarik napas. Mengambil kudapan yang tersaji di atas meja. Meminum teh lalu melanjutkan perkataannya.

“Konon kata banyak orang, saya adalah orang yang pertama kali mengenalkan inovasi dalam manajemen. Saya tulis buku Innovation and Entrepreneurship tahun 1985. Sejak itu mantra inovasi menjadi populer. Ini alasan keempat, inovasi. Konsep inovasi yang saya tawarkan pada tahun 1985 masih pada dataran inovasi bertahap (incremental). Hari ini sudah menjadi inovasi radikal, bahkan inovasi disrupsi.”

“Untuk inovasi radikal maupun disrupsi, saya kembali pada gagasan awal yang saya sampaikan puluhan tahun lampau. Inovasi berarti penciptaan nilai dan kepuasan baru bagi pelanggan. Korporasi mengukur inovasi tidak melalui kepentingan ilmu pengetahuan atau teknologi, tetapi lewat apa yang korporasi kontribusikan bagi pasar dan pelanggan. Inovator sukses itu apabila fokus pada peluang, bukan resiko. Mas Erick, ayo ciptakan ruang lebar-lebar bagi para pemimpin puncak BUMN untuk berinovasi. Tentu inovasi yang fokus pada peluang.”

Drucker melirik jam tangannya. Ternyata waktu sudah melewati jam makan siang.

“Ada kedai makan Itali enak di pengkolan jalan dekat Peter F. Drucker Graduate School of Management Claremont University. Kita makan siang di sana.”

Dua sosok hebat beda generasi itu bersama-sama menuju kedai makan Italia. Menyantap makanan khas Napoli, lasagna.

CATATAN: Semua perkataan Peter Drucker diambil dari buku “The Daily Drucker.” Terbit perdana tahun 2004.

https://money.kompas.com/read/2021/06/15/070000726/wawancara-imajiner-erick-thohir-dengan-peter-drucker

Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke